TPOL (43) "Ice Cream?"

95 9 0
                                    


Sebagian rambut Ify terbawa oleh angin, dan itu membuat semakin menggemaskan untuk di lihat. Beruntungnya Ify sekarang, ia bisa melihat Danau yang sangat indah, itu semua berkat cowok di sampingnya ini. Sekilas ia melirik Ozy, cowok itu sedang melihat ke arah depan.

"Kak Ozy," panggil Ify, cowok itu menoleh.

"Iya?"

"Makasih."

Ozy mengangguk tersenyum.

"Lo seneng?"

"Banget, hehe...." Ify tersenyum malu. "Pemandangannya indah aku suka."

"Sama kaya lo."

"Hah? Apa kak?" Ify menyelipkan rambutnya ke telinga yang menghalangi wajahnya, akibat angin yang sangat kencang. Suara Ozy pun hanya samar-samar yang ia dengar.

"Apa?" Ozy menatap Ify.

"Kak Ozy bilang apa tadi?"

Ozy mengertukan keningnya, "Emang gue ngomong ya tadi?"

"Oh—eh kirain." Ify jadi malu sendiri.

Keduanya kembali memandang pemandangan di depannya ini yang begitu indah. Mereka sama-sama menikmati udara segar yang menghirup indra penciumannya. Ify tersenyum, entah kenapa pikrannya hanya terbayang wajah Ozy, padahal cowok itu ada di sampingnya.

Lamunan Ify seketika buyar saat salah satu ponsel dari mereka berbunyi. Ify sempat melirik Handphone-nya, tapi sayang bukan miliknya lah yang berbunyi. Ia melirik ke samping, ternyata ponsel Ozy lah yag berbunyi. Terbukti cowok itu sedang mengetik sesuatu di sana.

"Fy?"

"Iya kak?" Ify menoleh.

"Pulang yuk!"

Ify terdiam sejenak, kenapa kak Ozy pengen pulang sekarang sih? padahal Ify masih menikmati pemandangan di sini. Apa kak Ozy sudah bosan? Ah kalau Ify sih tidak, asalkan di samping kak Ozy terus hihi....

"Se-sekarang?"

Ozy mengangguk.

Ify menghela nafas, "Ayo deh." Saat Ify berdiri, cowok itu malah masih duduk.

"Lo masih pengen di sini ya?"

Ify mengerutkan keningnya, pertanyaan Ozy membuat diirnya susah untuk menjawab. Kalau Ify jawab iya, dirinya merasa tidak enak. Gimana kalau kak Ozy memang beneran udah bosan? Terus Ify keukeuh pengen di sini. Itu namanya egois, Ify tidak mau seperti itu.

"Nggak kok kak. Kalau kak Ozy mau pulang, ayo Ify juga mau pulang," balas Ify.

Ozy tersenyum, "Sorry ya Fy."

"Maaf kenapa kak?"

"Gapapa, yuk!"

Ify tersenyum, lalu mengikuti langkah Ozy untuk berjalan ke arah parkiran. Sekilas, dirinya melihat Ozy tengah sibuk dengan ponselnya sambil tersu berjalan. Sepertinya Ozy sedang ada kepentingan.

*****

"Mau masuk dulu?" tanya Ify, ketika motor Ozy sampai depan rumah.

"Nggak deh, gue duluan."

Ify mengangguk, "Hati-hati."

Setelah motor itu menghilang dari pandangannya, Ify melangkah masuk ke dalam rumahnya. Namun, saat dirinya memasuki halaman rumah, ada satu mobil yang sepertinya tidak asing lagi bagi dirinya. Kalau gak salah Ify pernah menaiki mobil itu. Perasaan Ify jadi curiga, sedikit demi sedikit langkahnya memasuki rumahnya.

The Possibility Of Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang