CG*Date*BB

5.1K 175 0
                                    

Diam nya seseorang pasti terdapat sebuah rahasia yang dirinya sendiri pendam.

Rafi Reynandanta_

<•><•><•>

Saat ini delliya dan rafi sudah ada di cafe, sesuai yang telah di rencanakannya.

"Dell lo cantik malem ini" ucap rafi, dengan memandang wajah delliya yang di poles make up sederhana.

Delliya langasung membuang muka, saat ini pipinya terasa panas, dengan perkataan yang di lontarkan oleh rafi.

"Dell ihk, lo diem teross dari tadi, lo mau pesen apa?"

"terserah"

"yaudah, gimana gue aja yaa"

kemudian Rafi memanggil pelayan, dan memesan apa yang dia inginkan. Setelah beberapa menit makanan datang, Rafi menyantap makanan itu dengan tenang, sedangkan Delliya hanya melihatnya saja, tanpa memakan makanan yang ada di hadapannya.

"ko lo gak makan sih Dell?"

Tidak ada jawaban dari Delliya. Rafi mencoba untuk mengerti apa yang Delliya mau, setelah lama Rafi memikirkannya, sesuatu yang kurang atau tidak di sukai oleh Delliya. Rafi langsung tersenyum, di ibaratkan kalo di film-film mungkin ada gambar lampu di atas kepalanya.

"lo gak usah takut Dell, gua gak bakalan sejahat itu sama lo kok, gue baek tau orangnya, lagian gue gak ngeracunin makanan lo, makan aja, itu makanan spesial buat lo tanpa pedas sedikit pun" ucapnya dengan seulas senyuman.

"peka bngt jdi cowo" batin Delliya.

Setelah itu memakan makanannya masing-masing dengan tenang, berbagai lolucon yang Rafi kelurkan hanya untuk melihat delliya tersenyum, namun usaha itu sia-sia saja, Delliya masih tetap memasang tampang datar.

"ya allah, susah banget mau buat Delliya senyum, bener nih cewe beda dari yang lainnya-lainnya," batinnya.

hingga acara makan selesai, Rafi mengajak Delliya untuk mengikutinya, tanpa memberitahu ke mana dia akan membawanya.

Suatu taman yang sangat luas, dengan gemerlap lampu yang banyak di sekitarnya dan sungai yang mengalir tenang. Saat ini Rafi duduk di atas rerumputan, sambil menghadap ke arah langit, yang banyak di taburi bintang serta bulan yang menampakan dirinya begitu cerah. Tidak lupa Delliya pun duduk di sebelah Rafi, dengan memeluk kedua kakinya, Delliya sangat mengenal tempat ini, dulu dia sering ke sini bersama seseorang yang sangat dia cintai, namun beberapa tahun ini, dia tidak pernah menginjak kan kaki di tempat ini, yang sekarang dia singgahi bersama rafi, banyak kenangan yang tersimpan di tempat ini dengan seseorang. Tanpa di sadari air bening keluar dari mata Delliya. Rafi yang tau hal itu, langsung panik, dia bingung mau berbuat apa? tanpa pikir panjang lagi, dia  memeluknya.

"hey lo kenapa?" tanyanya, seraya mengelus-elus rambut Delliya, berusaha untuk menenangkannya.

Semakin Rafi menanyakan tentang apa yang terjadi padanya, semakin deras air mata yang di keluarkan oleh Delliya. Rafi tidak banyak bicara, dia masih tetap memeluk Delliya, tanpa di sadari Delliya membalas pelukan Rafi, nyaman yang dia rasakan saat ini.

pada saat Delliya sadar perbuatan yang telah ia lakukan, dengan cepat dia melepaskan pelukan itu.

"maaf" lirihnya.

"gpp kok Dell, gua seneng di peluk lo" ucapnya dengan cengiran.

Delliya sangat jengah kepada rafi, dia membuang muka ke arah lain.

"Dell!" panggil Rafi, Delliya menggerakan kepalanya, menjadi ke arah Rafi.

Iris mata orange yang redup, terlihat oleh Rafi, dia menatapnya, dengan senyuman yang menambah aura ke gantengannya itu.

Rafi menangkup ke dua pipi Delliya, sambil mengusap bekas air mata. "Hey jangan nangis lagi, kalo lo nangis nanti cwantik nya ilang loh hehe,  lo bisa cerita sama gue Dell, gue slalu ada buat lo, gua gak bakal tinggalin lo, dalam kesedihan atau pun kesenangan yang lo rasakan, jangan nangis lagi yah, kalo lo butuh sadaran, sini sama gue aja, gue dengan senang hati bakal kasih pundak gue sama lo" ucapnya dengan tersenyum, seraya mengacak-acak rambut halus milik Delliya.

Delliya sungguh merasakan kenyamanan, saat dengan Rafi.

"makasih"

"sama-sama, udah malem kita pulang yuk, takut nanti mama lo nyariin"

Mereka menuju mobil, karna sudah larut, Rafi kasian kepada Delliya takut kecapean, di mobil tidak ada sebuah percakapan sedikit pun, hanya alunan musik yang tengah mereka dengarkan. Delliya merasa ngantuk, dia iseng untuk menutup matanya sebentar, tetapi lama kelamaan dia tertidur.

<•><•><•>

Delliya tertidur sangat pulas, Rafi tidak tegak untuk membangunkannya, dia mengangkat Delliya ala bridal style, Rafi menekan bell beberapa kali, pintu pun terbuka, terdapat wanita berkepala empat dengan senyuman ke arah nya, yaa yang membukan kan pintu itu bi iyem.

"di mana kamar Delliya bii?" tanya rafi.

"di lantai dua den, ada pintu warna hitam, yang tulisan nya DM" jawabnya.

"makasih bii"

Rafi mengantarkan Delliya ke kamarnya, pada saat membuka pintu, Rafi sangat takjub dengan kamar milik Delliya itu, warna yang dominan hitam putih dan abu itu di desain dengan sangat indah. Kamar nya sangat tergantung kepada tiga warna itu, hampir semua barang di sana  yang Delliya punya berwarna hitam abu dan putih.

Rafi menidurkan Delliya di kasurnya yang besar itu, tidak lupa dia menyelimutinya, dia menatap Delliya detail, wajah damai yang sedang Rafi liat sekarang ini.

"Good night and nice dream Dell" ucapnya, dengan mengelus puncak kepala delliya lalu mengecup keningnya sekilas, setelah itu dia mematikan lampunya dan pergi dari sana.

"bii iyem"

"iya den"

"mama sama papa nya Delliya kemana? Rafi gak liat mereka?"

"oh nyonya Bella sama tuan Andre, berangkat lagi den Rafi, ada tugas yang harus di selesaikan, katanya sih tiga bulan mereka baru pulang"

"oh iya bii, Rafi minta tolong yah sama bibi, jagain Delliya, kalo ada apa- apa langsung telfon Rafi aja"

"tapi bibi gak punya nomor den Rafi"

"oh iya, mana ponsel bibi"

Bi iyem memberikan ponselnya ke pada Rafi.

" nih udah, nanti telfon aja bi, kalo mau cari nomor Rafi tulis aja pacarnya Delliya oke, nanti ada terpampang di sana, ya udah Rafi mau pulang, udah malem, assalamualaikum"

"waalaikumsalam, hati-hati den"

Rafi keluar dari kediaman Delliya, dia langsung memasuki mobilnya, dan menancap gas di atas rata-rata, karna malam ini jalanan sangat sepi. Setelah sampai rumah dia langsung pergi ke kamarnya.

Kamar Lisa dan Danta sudah mati tandanya mereka sudah tertidur, tinggal dirinya yang sekarang sedang menatap langit- langit di kamarnya, sambil telentang.

"gue semakain tertarik sama lo Dell, gua sangat ingin tau tentang kehidupan yang telah menimpa lo, sampai lo bisa sedingin ini, diam nya seseorang, pasti terdapat sebuah rahasia yang dirinya sendiri pendam" ucapnya.

Rafi pergi ke kamar mandi untuk mengganti bajunya itu, menjadi baju putih polos dan celana boxer, setelah itu dia tertidur.

<•><•><•>

jangan lupa vote and comentnya😊
di tunggu yaa😋

Next chapter selanjutnya oke⏩❤

ByeBye😘

Cool Girl Vs Bad Boy [Revisi] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang