prang... prang.. prang..
Lexsa melempar gelas dengan sangat marah, banyak pecahan kaca di lantai.
Plak..
Tanpa gadis itu sadari Lexsa menamparnya dengan keras, suaranya bergema di ruangan itu.
"ma- af Lexsa" ucapnya gemetar, menahan panas di pipinya.
" Apa aja yang lo lakuin di sekolah hah, lo urus rencana gitu aja gak bener" amukan Lexsa memuncak.
Tetapi yang di tujunya malah diam dan menunduk, tidak membalas satu patah kata, dia sadar memang sangat teledor untuk mengerjakan tugas yang sangat ringan untuk di lakukan, bahkan ada seseorang yang memiliki rencana dengan resiko yang besar.
"berhenti memarahinya Lexsa!!!"
"lo tau yang dia lakukan, rencana konyol, dia bahkan tidak melukai sedikit pun terhadap jalang itu." suaranya meninggi.
"Biar gue yang ngurus semuanya Lexsa, dan lo hanya bisa memerintah saja tanp-" ucapannya terpotong.
"jangan so berkuasa di sini, lo hanya bawahan gue, dan harusnya lo sama seperti dia, menuruti apa yang gue katakan." sombongnya dengan menyeringai.
Gadis itu memandang wajah Lexsa dengan datar. "lo hanya perlu diam beberapa hari ini jangan pernah bertindak semau lo, sekali melangkah lo bahkan akan terkena masalah besar, rencana yang lo buat akan sia-sia. Karna Delliya sudah tau siapa yang melakukan penerroran pertama yang di lakukan oleh lo, bahkan dia curiga dengan penerroran yang di lakukan oleh gue, dan itu tertuju kepada lo semua Lexsa, jadi bukan hanya dia saja yang ceroboh, lo juga sama" jelas gadis yang sedang terduduk di sopa dengan santainya.
"Aa-pa?? kenapa dia bisa tau, gue yang melakukannya?" gugupnya.
"Delliya tidak akan sebodoh itu Lexsa, bahkan dia mempunyai kemampuan melacak seseorang, seperti halnya seorang Hacker"
Lexsa terlonjak kaget mendengar bahwa Delliya bisa melacak data seseorang. " lalu apa yang harus di lakukan, selanjutnya?"
Gadis itu menyeringai, dia memainkan pisau kecil itu dan melempar ke arah lemari kayu. "biar gue yang urus"
"tunggu dulu bodoh!! lo punya rencana, lalu gue tidak tau rencana itu, dan maksud lo apa?? penerroran yang kedua itu, kenapa Rafi yang harus kena imbasnya? justru sasaran kita Delliya, bukan Rafi, dan lo juga suka dia bukan, lo yakin mau bunuh Rafi??"
Merasa banyak pertanyaan, gadis itu bangun dari duduknya dan pergi ke luar, sebelum benar-benar pergi dia berkata. " terlalu banyak bicara, otak tidak berjalan"
Lexsa terdiam perkataan yang di lontarkan untuknya memang sangat sederhana. Namun, memiliki makna yang dalam.
Menghela nafas gusar. " Kenapa diam di sini, pergi dan biarkan gue sendiri" ucapnya kepada mata-mata yang di tugaskan untuk memantau Delliya, dan melakukan hal yang tidak terduga pada musuhnya itu.
<•><•><•>
Pagi yang cerah, sesuai dengan hati. wajah penuh senyum dan hati sumringah senang. Tidak lupa earphone di kedua telinganya, dan besenandung mengikuti lagu yang sedang di play. Melangkahi tangga satu demi satu dengan tenang.
"Tumben dia bangun pagi buta gini ya pah?" tanya Lisa pada suaminya.
"entah lah, biarkan saja" acuhnya.
Lisa memutar bola matanya, benar-benar orang tua yang tidak memperhatikan anak dengan baik, begitulah Danta membiarkan anak tunggalnya melakukan apa yang dirinya lakukan, tetapi hanya satu yang Danta pesan untuk anaknya itu, jangan pernah mempermainkan perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Girl Vs Bad Boy [Revisi]
JugendliteraturDelliya Marvalia, terkenal dengan ketomboyannya, dia sangat handal dalam melakukan balapan liar, bahkan sangat di segani oleh seluruh siswa dan siswi di (HSSG) sayangnya dia memiliki sifat dingin bak es batu. sedangkan Rafi Reynandanta, cowok dengan...