CG*an expression*BB

3.3K 118 0
                                    

Memasuki rumah yang begitu luas, dominan dengan warna putih. Sederhana tapi sangat mewah, itu lah yang di pikiran Delliya.

"Cantik" ucap seorang wanita yang baru datang dengan pakaian yang biasa saja, namun sangat waw di mata Delliya.

Delliya tersenyum. " terimakasih tante" ucapnya dengan menundukan kepala.

"ternyata dia pemalu yah Rafi" sindir Danta.

"hahahaha, papah jangan salah dulu, pacar Rafi pemalu namun di saat-saat tertentu aura kejam serta dinginnya akan membuat anda merinding"  ucap Rafi dengan nada seram.

"benar begitu Delliya?" tanya Danta dengan serius.

"Emangnya gue setan, kurang ajar banget punya pacar kek dia oon" batin Delliya kesal memaki-maki seorang Rafi. "emm, gak seperti yang Rafi maksud kok om" ucapnya sebari menundukan kepalanya, layaknya seperti tadi.

"itu bukan sifat mu Danta" suara anggun Lisa.

Danta ketawa seperti bocah, padahal umurnya sudah lebih dari tiga puluh tahun, namun wajahnya menampakan seperti anak muda berumur dua puluh tahunan.

"jangan goda Delliya terus pah, dia milik Rafi" ucapnya sambil cemberut.

"halah posesif banget" batin Delliya kembali berkata, sambil memutarkan bola matanya.

"Delliya ayo kita ke meja makan, biarin mereka beradu argumen sampai berbusa" ucap Lisa membuat mereka berdua cemberut dengan pupy eyes yang terpasang di wajah mereka. Tetapi Lisa membiarkan mereka berdua dan menggandeng Delliya menuju meja makan.

"sekali kenal langsung lengket" Danta berucap.

"siapa pah?"

"mamah kau lah nak, siapa lagi kalo bukan Lisa yang kita cintai"

"jangan mulai lagi pah, jijik dengernya kek anak-anak alay"

"emang papah kek anak alay, abg gini juga" ucapnya dengan merangkul Rafi dan berjalan untuk mendekati istrinya.

"serah papah serah" ucap Rafi mengalah.

Dan akhirnya mereka tertawa, apalagi Danta yang menyadari ucapannya itu seperti anak bujang.

Meja makan yang mereka tempati sekarang, yah acara makan malam, atas kemauan Lisa yang kebelet ingin bertemu dengan Delliya. Berbagai makanan di hidangkan di atas meja.

acara makan pun di mulai, namun tidak seperti acara makan malam, tetapi acara stand up comedy, Danta dan Rafi s'lalu saja mengoceh, dan ocehannya itu membuat dua wanita tertawa.

"Sangat harmonis. Andai setiap hari keluarga gue seperti mereka, mungkin sangat menyenangkan, tetapi gak pernah mungkin karna mereka sangat sibuk dengan pekerjaan yang tak pernah berujung selesai, serasa broken home namun tidak, karna keluarga gue masih utuh, dan mereka sangat menyayangi gue, hanya pekerjaan yang menghalangi kita untuk s'lalu berkumpul atau sekedar berbincang-bincang mengenai hal yang tidak penting, bahkan lolucon, tetapi gue bersyukur memiliki mereka, dan gue juga berharap memiliki keluarga sama halnya seperti Rafi" batinnya penuh harapan.

"apa tidak enak makanannya?" ucap Lisa membuyarkan Delliya dari lamunannya itu. mengalihkan perhatian Rafi dan Danta, otomatis mereka menatap Delliya menunggu jawaban.

Delliya menggeleng dengan senyuman. " enggak kok tante, makanannya sangat enak" ucapnya.

"oh syukurlah" lega Lisa.

Tetapi Rafi masih tetap menatap Delliya dengan kerutan di keningnya, Delliya tahu artinya itu, seperti sebuah ucapan tubuh. 'kenapa'

Delliya hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya, bahwa dirinya itu baik-baik saja.
lalu kembali melanjutkan makanannya.

Cool Girl Vs Bad Boy [Revisi] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang