Lisa terus saja menangis, anak semata wayangnya tengah terbaring lemah di atas brangkar. Sejak tadi suaminya terus menerus menyabarkan istrinya itu, meski dirinya sama seperti Lisa, sakit melihat anaknya terluka, tetapi dirinya tidak boleh lemah, Rafi pastinya membutuhkan dukungan. Begitupun dari orangtuanya.
"Nak bangunlah sayang, ini mama" ucap Lisa dengan tangisan.
"sudah mah, jangan menangis terus, kamu harus kuat, biarkanlah Rafi beristirahat."
Alvi mendekati Lisa, dia menghapus air mata Lisa dengan senyuman. "tetaplah tersenyum tante, jangan menangis, Rafi pasti tidak suka melihat mamah nya nangis seperti ini, semuanya akan baik-baik saja, kita semua ada di sini menjaga Rafi. Tante beristirahatlah."
Danta tersenyum. "benar apa yang dikatakan Alvi, kamu istirahatlah terlebih dahulu, kamu lelah Lisa, kamu perlu beristirahat. Jangan sampai kamu sakit, bila nanti sakit siapa yang akan menjaga anak kita. Kita pulang yah." Perjalanan dari rumah Rafi ke Yogyakarta memerlukan waktu berjam-jam, Danta dan Lisa setelah mendapatkan kabar, mereka langsung pergi menuju rumah sakit, tanpa istirahat.
Pintu terbuka lebar pertanda seseorang tengah masuk ke ruangan teratai. Lisa yang melihat Bella langsung saja memeluknya erat. Sahabat lamanya yang dulu selalu bersama dalam hal apapun itu, sekarang dia ada di hadapannya. "Bella!!" ucapnya di sela-sela tangisan.
"Hey berhentilah menangis, cengeng banget sih lo Lisa, Rafi akan baik-baik saja, jadi tenanglah, kita semua ada di sini untuk Rafi dan Delliya.
Alvi, Fardan, Ricky dan Brayen, terkejut melihat keakraban Ibunya Rafi dengan Delliya, ternyata mereka dahulunya sangat dekat, malah menjalani persahabatan, sampai pada akhirnya, mereka di sibukan oleh kerjaan dan rumah tangga mereka masing-masing, karna kesibukan, mereka tidak pernah ketemu. Dan di sinilah mereka bertemu kembali.
"ternyata oh ternyata" ucap Brayen dengan menggelengkan kepalanya.
"sutttt" serempak Fardan, Ricky dan Alvi, sembari menyimpan telunjuknya di bibir.
Brayen yang melihat kekompakan mereka langsung berhenti, tadinya akan berbicara. Namun, niatnya itu di urungkan kembali. Jadi dirinya mundur, di karenakan percuma maju mereka bertiga sedangkan dirinya sendiri.
"Bagaimana keadaan Rafi?" tanya Andre kepada Danta.
"dia masih dalam koma." ucapnya. Tatapan matanya masih tertuju kepada anaknya itu.
"ada sesuatu yang perlu, saya bicarakan denganmu Danta."
Danta mengangguk, dan mempersilahkan Andre untuk keluar terlebih dahulu.
"kita tidak tahu bahwa istri kita berteman sejak dulu, bahkan anak saya sendiri dengan anak kamu menjalani hubungan." ucap Andre terlebih dahulu.
"yah saya juga begitu, tentunya Rafi sangat menyayangi Delliya, begitupun saya dengan Lisa, dia sudah menjadi keluarga bagi kita."
"tapi saya ingin berbicara sesuatu dengan mu, ini privasi kita Danta, jangan pernah kamu beritahu kepada siapapun, kecuali istrimu."
"baiklah, silahkan berbicara."
Lalu Andre berbicara, tentang semuanya, dengan jelas dan detail, entah apa yang di bicarakannya, tetapi ini sangatlah serius.
"apa kau tega berbuat itu pada anakmu?" tanya Danta.
"ini hanya waktu yang menjadi penentu, demi kebaikan Delliya dan Rafi di masa depan nanti."
"baiklah, kapan dia akan pergi?"
"secepatnya."
Pembicaraan telah berakhir, mereka pergi untuk kembali ke ruangan Rafi.
"sudahlah Lisa, jangan nangis teruss, dari sejak dulu lo tidak pernah berubah, berusahalah tegar." ucap Bella sembari menghapus air mata Lisa tiada henti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Girl Vs Bad Boy [Revisi]
Dla nastolatkówDelliya Marvalia, terkenal dengan ketomboyannya, dia sangat handal dalam melakukan balapan liar, bahkan sangat di segani oleh seluruh siswa dan siswi di (HSSG) sayangnya dia memiliki sifat dingin bak es batu. sedangkan Rafi Reynandanta, cowok dengan...