"Pap, Mam, Abang Daniel, Rafi minta izin, mau ajak Liya liburan, boleh kan. Rafi janji bakalan jaga Liya kok, temen Rafi sama Liya juga ikut." ucap Rafi sambil menundukan kepalanya, di dampingi Delliya di sampingnya.
Mereka berdua sedang berada di ruang keluarga, sebelum pergi Rafi terlebih lagi ingin meminta izin kepada kedua orang tua Delliya, agar tidak ada hal yang mengganjal di hati mereka berdua, sama halnya Rafi meminta izin kepada orang tuanya.
"Dengan satu syarat" permintaan Andre.
Rafi mengangguk. "iya Pap, apa syaratnya akan Rafi laksanakan."
"Daniel ikut" Syarat dari Andre.
Mereka berdua mengalihkan matanya, menuju Daniel, yang sedang duduk santai dengan memainkan ponselnya.
"iya nak Rafi, Daniel harus ikut, bukannya Mam sama Pap Andre tidak percaya kepada kamu, tapi ini hanya berjaga-jaga saja, soalnya Mam takut Liya kenapa-napa, Mam juga akan tenang kalo kalian berdua bisa menjaga Liya." ucap Bella dengan senyuman.
Rafi tersenyum, senyuman nya itu begitu manis. "Iya Mam, Pap, Rafi juga gak nolak kok, pasti bakalan seru, lebih banyak orang lebih banyak kecerian bukan?"
"yoi, tentu broo, gue sih gak mau ikut yah, tapi demi putri satu-satunya di keluarga ini apa pun akan saya lakukan. Ya gak Liya"
"serah Abang dah" ucap Delliya malas.
Daniel mengerucutkan bibirnya, selalu saja respon nya seperti itu dari seorang Delliya, terkadang menjengkelkan dirinya, terkadang menakjubkan, dan semuanya terkadang.
"Terimakasih. Pap, Mam, Rafi pulang dulu yah." Rafi pergi menyalami kedua orang tua Delliya, beserta Daniel.
Tetapi Daniel menolak tangan Rafi, dengan menepuk cukup keras punggung tangannya. "apa yang lo buat, gue gak se tua itu yah, begini kalo ke gue" ucapnya dengan memeluk Rafi.
"oke lah brooo" balas Rafi.
Kemudian, setelah itu berjalan mendekati Delliya. "siap-siap gih, besok aku jemput, kita semua kumpul di rumah kamu." bisik Rafi.
kemudian laki-laki berjambul itu pergi, dengan langkah santai. Delliya pun pergi dari hadapan orang tuanya, di ikuti Daniel di belakang.
"Liya, Abang mau bawa-,"
"serah Abang" potongnya, yang langsung pergi dari ruang keluarga, menuju kamar.
Daniel terdiam, dengan bibir cemberut dan wajah masam.
Andre serta istrinya menahan tawa, melihat muka putranya begitu, apalagi di cuekin oleh adiknya sendiri.
"Mam, Pap, liat sikap putri kalian, masa iyah Abangnya sendiri mau bicara, langsung di potong, kan gak sopan. Ya gak??" rajuknya.
"udahlah, kamu baru pertama kali liat sikap Liya, enggak kan. Jadi mohon di maklumi" canda Andre.
"aihhh, sama aja yah, anak sama orang tua sama-sama, bikin nyebelin."
Bella tersenyum. "ya iyalah, orang Liya anak Mam, sama Pap, darah daging dari orang tuanya, ya pasti punya ke samaan, aneh kamu"
"la.. lu...?"
"la.. lu.., kamu pergi dari sini, ganggu aja Pap lagi berduaan sama Mama mu ini" usir Andre dengan cekikikan.
"selamat menikmati masa remaja kalian" Ramah Daniel, kemudian benar-benar pergi dari ruangan itu.
menaiki satu persatu tangga menuju ke lantai dua, dengan bergumam. "udah punya tuyul dua, masih aja kaya anak ABG, dasar punya orang tua, modern banget" cibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Girl Vs Bad Boy [Revisi]
Dla nastolatkówDelliya Marvalia, terkenal dengan ketomboyannya, dia sangat handal dalam melakukan balapan liar, bahkan sangat di segani oleh seluruh siswa dan siswi di (HSSG) sayangnya dia memiliki sifat dingin bak es batu. sedangkan Rafi Reynandanta, cowok dengan...