CG*Really angry*BB

2.4K 69 1
                                    

prang....

"arghhhhh..." teriak gadis itu bergema di setiap ujung ruangan gelap. Entah di mana dia berada, tetapi tempat yang begitu tenang dan jauh dari keramaian yang ada.

"permainan apa yang lo maksud, itu semua tidak ada gunanya." ucap Lexsa dengan santainya, sembari mengepulkan asap yang keluar dari mulutnya.

Yah, dia di ruangan tersebut tidak sendiri, tetapi bersama Lexsa.

"diam lo!!!" bentak gadis itu dengan wajah penuh amarah.

Lexsa terbangun dari duduknya, kakinya melangkah dengan santainya seperti mengikuti alunan nada. Wajahnya saling bertatap satu sama lain, Lexsa membuang puntung roko dan menginjaknya.

"diam lo!!" bentak Lexsa, mengikuti ucapan gadis itu. "hahahahaha, makanya jangan so berkuasa, rencana yang lo buat, hasilnya nihil, tidak lain sia-sia."

"gue tau lo tidak ingin melihat mereka berdua bahagia bukan?? Tapi lo liat mereka kembali bersama, gue prihatin sama hati lo, kasian. Yang pastinya sakit, lalu bergemuruh panas, cup cup cup terlalu memalukan" ucapnya dengan kekehan.

"berhenti mentertawakan gue!!!"

"kan gue kasian sama lo, gimana dong?"

"gue gak butuh itu, yang gue mau Delliya hancur, dan Rafi jadi milik gue."

Lexsa dengan cekatan menodongkan belatinya ke arah leher gadis di depannya. Tentu saja gadis itu sendiri terkejut dan mendadak mundur, menghindari belati yang di todongkan Lexsa. "Bagaimana kalo kita membunuhnya sekarang" ucap Lexsa dengan semirik di bibirnya.

"lo haus darah Lexsa?? Gua ingin Delliya hancur perlahan, dan mati dengan kesakitan, bukan terbunuh dengan secara langsung"

"Yayaya gue juga ingin seperti itu bodoh, tetapi kalo semua permainan lo berlanjut, akan terbongkar beberapa hari lagi, mungkin besok, atau besoknya lagi, dan seterusnya."

"apa maksud lo?"

"gadis payah, tingkah lo udah buat Fardan curiga, dan lo tau kan yang sebenarnya?"

"apa?"

"Fardan sudah mengetahui tentang lo. so?"

"lo tau darimana bahwa Fardan sudah tau tentang gue, gak mungkin juga, dia tau. Gue ngelakuin semuanya dengan teliti tanpa jejak."

"seperti itu kenyataannya, sayang, lo salah mempermainkan orang, seharusnya bukan Fardan, lo tau dia pria cerdas, bahkan teliti  pemikirannya terlapau jauh, apapun itu sebelum bertindak." manis Lexsa.

"lalu apa yang mau lo rencanakan?"

"membunuhnya, bagaimana?? Seru bukan?"

"rencananya bego"

Lexsa berucap dengan sangat santai, menceritakan rencananya, yang memakan resiko besar. Satu mati, tanpa bukti, dua burung terselamatkan. Begitupun sebaliknya. Satu mati, dengan bukti, dua burung hidup dalam sangkar.

"bagaimana?"

"gue setuju"

Lexsa memgambil sesuatu benda yang di baluti dengan kain hitam dari jaketnya. "sukses untuk semuanya. Dan ingat apa yang gue bilang. Mati, lalu terselamatkan."

"anggap saja rencana ini sudah selesai, gue cabut"

Lexsa mengangguk, semirik nya selalu menampakan, hingga yang melihatnya akan sangat ketakutan. Setelah gadis itu pergi dari ruangan dan meninggalkan Lexsa sendiri.

Lexsa tertawa senang. "gadis bodoh, gadis bodoh, beberapa jam lagi sesuatu akan terjadi dan.... Bom. Hahahaha. Gue hanya ingin melihat Delliya menderita sama halnya seperti gue bertahun-tahun kebelakang sampai saat ini, menghabisinya tanpa mempermainkan, sungguh semuanya  tidak akan menyenangkan."

Cool Girl Vs Bad Boy [Revisi] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang