CG*Worried*BB

3.6K 116 0
                                    

Bell istirahat berbunyi dengan merdunya di telinga seluruh siswa siswi. Apalagi yang mereka buat? memakan-makanan dengan saling melempar candaannya, mengisi cacing-cacingnya agar tidak demo, dan kantin mendadak penuh, seperti di adakannya pembagian sembako gratis.

Tetapi Delliya hanya duduk di kelas dengan earphone di telinganya, mata menghadap ke sebuah buku tebal dengan tulisan-tulisan yang membosankan menurut sahabatnya itu, namun Delliya tetap Delliya, dia sangat suka membaca, bukan hanya novel yang ia baca, semua mata pelajaran pun Delliya sudah di pelajari terlebih dahulu. Hal hasil dia sangat pandai di sekolahannya, bahkan s'lalu mendapatkan juara satu umum di sekolah semegah ini.

Merengek meminta di temani, layak perbuatan anak kecil, karna ke jombloan yang melanda pada seorang gadis yang duduk dengan menatap temannya dengan sendu dan menangkup kedua pipinya itu.

"arghhhhhh Delliyaa iii gue suntuk tau, ayo cepet ke kantin kita makan, gue laper" dengan muka melasnya dia berkata.

Menghela nafas panjang, membuka earphone yang menyumbat telinganya, serta menutup buku. "Pergi sendiri" titah Delliya.

"gak ish, gue dari tadi nunggu lo bt bt bt bt, Alvi kan sama si kutu kupret Bayem, gue gak ada temen lagi, kecuali lo" ucap kembali Clara dengan tampang muka penuh derita.

"dan Delliya sama gue" seorang cowo di pintu kelas, tengah melihat ke arah mereka. "Caw Liya, kita makan, maaf nunggu lama, tadi ada masalah sedikit"

Delliya hanya mengangguk, dan mengalihkan tatapannya kepada gadis malang di depannya itu.

"ayo makan!" ajaknya.

"tapi kan, lo berdu-" ucapannya terpotong.

"ayo mau ikut gak, mumpung gue lagi baik nih" ucap Rafi mendekat ke arah Delliya.

"gak ahk, duluan aja nanti gue nyusul" tolaknya.

Namun Delliya tidak enak kepada sahabat satunya ini, dia menggandeng tangan Clara dan mengajaknya keluar, otomatis Rafi di tinggal sendiri di dalam kelas.

"hadeuhhhh" menepuk jidat, kesal dengan tingkah Delliya, sifat dinginnya masih melekat di dirinya, meski begitu tapi tetep aja sayangnya gak akan hilang teruntuk kekasihnya.

Yah seperti biasa, berkumpul di meja pojok kantin, dengan berbagai candaan yang di lakukan Brayen kepada Alvi, membuat sahabatnya tertawa melihat sahabatnya yang sedang kasmaran saat ini. Delliya lega melihat sahabatnya bisa berkumpul, sekiranya tadi dia berfikir akan berpisah setelah mempunyai pacar, tetapi dugaannya salah, memang benar solidaritas yang begitu tinggi.

"mau pesen apa?" tanya Rafi di dekat Delliya.

"samain aja" jawabnya dengan seulas senyuman, yang membuat Rafi gemas melihat pacarnya, dengan cekatan dia mencubit pelan pipi Delliya dan pergi dari sana untuk memesan makanan.

"kenapa pipi lu merah Dell, kek udang gosong" ucap Ricky.

"udang rebus somplak, udang gosong maa item" komen Fardan.

Delliya hanya menundukan kepalanya, yah pipinya merasa panas, malu yang dia rasakan, beberapa kali Rafi membuatnya terjebak dalam keadaan ini, membuat dirinya bingung akan berbuat apa.
Seketika Rafi datang membawa makanan serta cemilan buat sahabatnya itu di bantu oleh Bi Uca.

"jangan ganggu atau goda pacar gue, Ngertii!! dan lo semua makan biar gue yang bayar" dermawannya Rafi.

Dengan sumringah, mereka senang hati menerima tawaran dari Rafi, yah terkadang Rafi sangat baik, bukan terkadang lagi, dia malahan sangat baik, dia membuat teman nya bahagia, sekalinya sengsara mereka tetap berbarengan layaknya terjalin hubungan keluarga.

Cool Girl Vs Bad Boy [Revisi] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang