Setelah pengangkatan dirinya sebagai Selir tingkat pertama. Beberapa anggota kerajaan dan Menteri nampak memecah menjadi dua kubu yang saling berseberangan. Gosip semakin panas terdengar dan menyebar seperti wabah. Mengenai taktik Kaisar Zhang yang bertujuan mengangkat Aya menjadi Selir tingkat pertama untuk memudahkan pengangkatan Aya menjadi Pemaisuri di lain waktu. Asumsi ini disetujui beberapa pihak.
Belum lagi, ketidaksukaan Ibu Suri atas pengangkatan yang tanpa izinnya. Menimbulkan kebencian dan ketidak relaan atas jabatan baru Aya sebagai Selir tingkat pertama. Menggoncang posisi Selir Ming yang sebelumnya akan digadang-gadang menjadi Pemaisuri sebelum kedatangan Aya. Istana dalam menjadi panas. Perselisihan sering kali terjadi diantara kedua pendukung masing-masing calon.
Dan beberapa menteri mulai berpindah haluan ke kubu seberang. Mendukung Aya menempati posisi Pemaisuri yang selama ini kosong. Hal ini tak lain karena, dua minggu yang lalu setelah kepulangan Aya dan Kaisar Zhang dari Negeri Sakura. Wanita itu sempat jatuh pingsan dan diperiksa tabib. Namun, kabar dirinya hamil jauh mengejutkan Kaisar Zhang dan menggemparkan istana. Sehingga menimbulkan huru-hara ketegangan di pihak seberang. Para penjilat mulai memunculkan wajah dan lidah manis mereka, menggamit simpati dan rela melakukan apapun demi mengamankan posisi. Ya, sekali lagi kekuasaan dan uang berwenang atas segalanya.
Ibu Suri ditimpa kecemasan akan niat Kaisar Zhang yang menjadikan Aya sebagai Pemaisuri. Menteri Yuan, khawatir posisinya akan digeser dari Kepala Menteri Istana. Sementara Selir Ming, bergulat dengan hati dan pikirannya dalam kebisuan. Wajahnya menyiratkan semua emosi yang tengah melanda dirinya. Dilupakan, terasing, dan dibuang. Adalah perkataan pertama yang melintasi benaknya dan dia yakin hal itu akan terjadi tak lama lagi.
Kaisar Zhang menatap perkamen di hadapannya. Namun, fokus matanya bukanlah ke arah sana. Melainkan pada pikiran yang sedang bergelut di benaknya. Banyak sekali pertimbangan yang ia pikirkan tetapi saat ia menemukan kecocokan maka pemikiran lain akan menghanguskannya dengan argumen dan logika yang mendebatnya dengan kenyataan yang tidak boleh diabaikan. Kaisar Zhang menghela napas. Ia menemukan kebuntuan. Kaitan tangan yang sedari tadi menopang dagunya, ia lepas.
Ia mendongak, matanya terhenti pada sosok Kasim Han yang setia berdiri di samping pintu.
"Kasim Han."
"Hamba Yang Mulia." Sahut Kasim Han seraya mendekat.
"Bagaimana jika aku mengangkat Mei sebagai Pemaisuri esok lusa? Bukankah semakin cepat semakin bagus? Dan hal ini juga akan mengamankan posisinya. Sekaligus mengurangi resiko akan kecurangan ataupun tindak kejahatan. Aku yakin, mereka akan segera bertindak, entah kapan. Dan sebelum mereka menyentuh istri dan anakku. Aku akan memberi pengaman dibawah pengawasanku dengan leluasa karena posisinya sebagai Selir terlalu riskan dan aku tidak bisa bergerak bebas melindunginya."
"Hamba mengerti akan kekhawatiran, Yang Mulia. Namun, mengangkat Selir Mei sebagai Pemaisuri dalam waktu dekat bukanlah keputusan yang bijak. Hal ini akan menimbulkan pergolakan dalam istana yang makin gencar. Dan perselisihan antara dua kubu yang terbelah akan semakin menjadi bahkan bisa menimbulkan perang. Ini bukan karena hamba mendukung salah satu calon kandidat melainkan ada baiknya menentramkan istana lebih dulu sebelum memilih keputusan selanjutnya."
Kaisar Zhang meletakan kuasnya. Memejamkan mata barang sebentar, seakan pikirannya buntu untuk menemukan ide yang bisa mengatasi segala masalah yang ada.
"Lalu, bagaimana solusi untuk semua ini?"
"Hamba memberi saran, pengangkatan Selir Mei sebaiknya dilakukan setelah ia melahirkan. Selain untuk meredamkan masalah sementara waktu dan juga memperkuat posisi Selir Mei secara mutlak di hadapan semua orang. Dan tidak ada yang bisa meragukan dan bahkan menggeser sekalipun itu Ibu Suri."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dear Coldest King [END]
FantasyUpdate setiap jum'at Aya seorang gadis tomboy, bertingkah kasar dan berwatak keras. Mengalami kecelakaan dan terbangun dalam sosok yang baru. Selir Mei Li. begitulah mereka menyebutnya. Mei Li, seorang gadis lemah, ramah dan juga baik. Berparas cant...