"Sojung, hati-hati di sana."
"Iya, bu."
"Sojung, turuti kata-kata Namjoon. Jangan bandel."
"Iya ayah. Lagipula aku bukan anak kecil lagi."
"Sojung jangan lupa makan."
"Itu hal terpenting dalam hidupku, tidak mungkin aku melupakannya."
"Sojung, kemarilah, biar ayah peluk dulu putri kecilku ini."
Sojung cemberut. Padahal, Sojung sudah besar, dia sudah berkepala dua dan telah hidup mandiri selama beberapa tahun di kota yang berbeda dengan kedua orang tuanya, tapi masih saja ayahnya berpikiran kalau dia adalah gadis kecil cengeng yang harus dimanja. Meski begitu, Sojung tetap menuruti perkataan sang ayah. Gadis itu memangkas jaraknya dengan kedua orang tuanya, lalu memeluk keduanya penuh haru.
"Ibu sebenarnya tidak mau berpisah lagi denganmu, anak bungsu ibu yang cantik dan keras kepala. Tapi ibu juga tak bisa menahanmu jika kau bersikeras ingin pergi. Hati-hati ya sayang. Kalau sudah sampai di Korea, telfon ibu."
Sojung mengangguk, diam-diam gadis itu mengusap air matanya, setelah itu Sojung melepas pelukannya pada kedua orang tuanya. "Ibu, ayah, aku harus check in sekarang. Jaga diri kalian, dan jangan khawatirkan aku."
Kemudian, Sojung menyeret kopernya menjauhi dua orang yang dicintainya sembari mengucapkan selamat tinggal, pada dua orang yang dicintainya juga pada Jepang yang menjadi rumahnya selama bertahun-tahun.
"Selamat tinggal Jepang, selamat datang Korea."
KAMU SEDANG MEMBACA
Y (SOWJIN)
Fanfiction[Selesai] Ini tentang Seokjin dan Sojung yang sama sama belum move on. Sequel X . . Yearn (v) To be filled with longing desire; to be harassed or rendered uneasy with longing, or feeling the want of a thing; to strain with emotions of affection or...