"Soojin cantik, tolong berikan ini juga untuk kakakmu ya."
Soojin menerima kotak berisi coklat dari kakak kelasnya dengan senang hati. Anak kelas lima SD itu sudah tidak aneh lagi kalau tiba-tiba ada siswi SMA yang memberinya hadiah berupa makanan manis kesukaan Soobin atau hadiah hadiah lain untuk kakaknya.
Kebanyakan dari mereka malu dan takut untuk memberikannya langsung pada Soobin, jadi mereka memanfaatkan adiknya yang sama-sama sekolah di yayasan dan lingkungan yang sama, tapi berbeda gedung antara tingkat SD sampai SMA.
"Terima kasih Haerin Eonni. Oppa-ku pasti senang menerima pemberian gadis cantik sepertimu." kata Soojin dengan muka manisnya. Gadis kecil berambut panjang itu pandai sekali bicara dan memuji, mirip ayahnya, dan itu membuat semua orang menyukainya.
"Tapi, tolong tetap rahasiakan identitasku ya? aku malu."
"Aman." Soojin mengacungkan jempolnya dan mengerling. Lagipula, anak itu memang tidak berniat memberitahukan identitas Haerin atau penggemar lainnya pada sang kakak.
Selepas Haerin pergi, Soojin langsung memasukkan kotak coklat itu ke tote bag yang selalu ia bawa dari rumah, membiarkan hadiah itu bergabung dengan hadiah lain yang ia terima hari ini. Kemudian anak itu berjalan menuju bangku tempat ia biasa menunggu supir keluarga Kim menjemputnya.
Sesampainya di rumah, gadis kecil itu disambut dengan teriakan frustrasi Yeonjun yang kalah saat bermain play station di ruang TV. "Kenapa Oppa di sini?" tanya Soojin heran. Bukankah seharusnya lelaki yang masih bereragam lengkap itu berada di sekolah sekarang?
"Hanya ingin menemani Soobin. Kasihan dia sakit begitu, tidak ada yang urus."
Soojin mengernyitkan keningnya, kemudian memutar kedua matanya malas. "Paman Namjoon tahu Oppa bolos?"
"Ish, aku tidak bolos. Hanya mengambil cuti sehari tanpa sepengetahuan siapapun." elak Yeonjun. Tapi tentu saja sepupunya itu tak akan percaya, dan Yeonjun tidak peduli. Lagi pula Soojin bukan tipe anak yang suka mengadu atau mengurusi masalah orang lain.
"Omong-omong, itu apa yang kau bawa?" Yeonjun melirik tas tambahan yang Soojin bawa. Soojin lantas melangkahkan kakinya dan duduk di sofa dekat Yeonjun.
"Hadiah dari penggemar," kata Soojin santai. Anak itu mengeluarkan sebatang coklat mahal dan memberikannya pada Yeonjun. "Mau?"
"Apa aku bisa menolak?" balas Yeonjun dengan muka girang sembari menerima pemberian Soojin. "Kau benar-benar sepupuku. Aku juga banyak menerima hadiah dari penggemarku, tapi ... mereka lebih suka memberiku benda-benda yang tak bisa kumakan." Yeonjun curhat dengan ekspresi sedih.
"Wah, coklat. Apa bagianku ada?"
Suara serak Soobin mengalihkan perhatian dua sepupu itu. Dengan plester kompres yang masih menempel di keningnya, lelaki itu mengambil posisi di samping Soojin dan mengambil tas berisi makanan manis milik adiknya. "Padahal kau tidak suka manis, tapi kenapa teman-temanmu selalu memberimu makanan manis?" tanya Soobin sembari memilah camilan yang ingin ia makan. Soobin mengambil permen cha-cha dari tas tersebut, tapi Soojin buru-buru merebut permen itu beserta tas miliknya.
"Aku tidak mengizinkanmu mengambil makananku," kata anak itu dengan muka garang. Soobin cemberut, sedangkan Yeonjun menertawakan nasib sepupu sekaligus sahabatnya itu. Selalu begitu, setiap kali Soojin mendapatkan makanan manis, dia akan dengan senang hati membaginya kepada Yeonjun, tapi tidak dengan Soobin.
"Hei, Kakakmu sedang sakit, kau tidak mau membuatnya senang sedikit saja?" sungut Soobin sambil berusaha merebut permennya dari tangan Soojin. Alih-alih mendapat permen, Soojin malah menangkap tangan kakaknya dan mengigitnya kuat-kuat supaya Soobin jera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Y (SOWJIN)
Fanfiction[Selesai] Ini tentang Seokjin dan Sojung yang sama sama belum move on. Sequel X . . Yearn (v) To be filled with longing desire; to be harassed or rendered uneasy with longing, or feeling the want of a thing; to strain with emotions of affection or...