43

1.1K 133 36
                                    

"Semalaman dia tidak tidur, jadi jam segini dia masih belum bangun." Sojung menoleh, menatap wanita yang tiga tahun lebih tua darinya. Dia Eunji, kakak perempuan Daehyun, sedangkan Daehyun adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. "Anak itu juga belum makan sejak kemarin kecuali burger yang aku belikan."

"Dia pasti sedih sekali sampai tidak bersemangat melakukan apapun," komentar Sojung, dan diangguki oleh Eunji. "Masuklah, kau boleh membangunkannya dan mengajaknya sarapan."

Sojung tersenyum kikuk dan mengangguk. Kemudian gadis itu membuka pintu dan masuk ke ruang rawat ibu Daehyun. Wanita itu masih betah terlelap setelah dua hari pasca operasinya, hal yang membuat Daehyun terus-terusan merasa cemas dan tidak mau meninggalkan sang ibu barang sejenak.

Mata Sojung menatap sendu pada Daehyun yang terlihat lelah. Lelaki itu menunduk, menyandarkan punggungnya ke sofa dengan tangan yang bersedekap. Posisi itu pasti tidak nyaman baginya. Jadi, Sojung yang kini duduk tepat di samping Daehyun pelan-pelan mengubah posisi kepala lelaki itu agar menyender ke sofa. Tapi posisi itu tidak bertahan lama karena perlahan tubuh Daehyun oleng dan berakhir dengan kepalanya yang tertahan di pundak Sojung. Bukannya bangun, Daehyun justru sedikit membenahi posisinya agar lebih nyaman.

"Wah, kau pasti lelah sekali sampai-sampai tidurmu lelap begini," monolog Sojung sambil menelengkan kepalanya menatap Daehyun. Lalu gadis itu menyingkirkan rambut Daehyun yang menutupi keningnya. Perbuatan Sojung itu berhasil mengusik Daehyun. Lelaki itu mengerutkan keningnya dan perlahan membuka mata.

"O..oh, maaf aku tidak bermaksud membangunkanmu." Sojung kaget dan kembali menarik kepala Daehyun agar kembali bersandar di bahunya. Tapi tentu saja Daehyun menolaknya. Lelaki itu menatap gadis di sebelahnya dengan seksama. Saat kesadarannya sudah sedikit terkumpul, barulah ia dia tahu siapa yang duduk di sampingnya. "Sojung?" kata Daehyun dengan suara serak. Lelaki itu memasang eskpresi bingung, "kenapa kau di sini?"

"Aku sudah bilang kan di telfon kalau aku akan ke sini?"

"Aku tidak tahu," jawab Daehyun masih dengan kadar kesadaran yang sedikit, membuat Sojung seidikit kesal dan membuang nafas kasar. "Kupikir kau tak akan peduli lagi padaku." Daehyun melanjutkan kalimatnya dengan suara lirih dan serak. Setelah itu Daehyun memeluk Sojung dari samping dan kembali menyenderkan kepalanya ke bahu sambil memejamkan mata. "Aku senang mendapati keberadaanmu di sini, terlepas dari apapun alasanmu."

"Alasanku ... tentu karena aku khawatir padamu," jawab Sojung sembari mengusap pelan kepala Daehyun. "Senang mendengarnya," balas Daehyun.

"Eunji Eonni bilang kau belum makan sejak kemarin. Ayo keluar dan cari sarapan."

"Aku masih mengantuk," kata Daehyun sambil menggosokkan hidungnya ke lengan Sojung. Sifat manja lelaki itu sedang kumat sekarang. "Bangunkan aku tiga puluh menit lagi. Ada banyak pekerjaan yang menantiku."

Meski kesal, Sojung tetap menuruti perkataan Daehyun dan membiarkan lelaki itu tetap pada posisinya tadi sembari memejamkan mata. Hingga tiga puluh menit berlalu, Sojung akhirnya bisa merenggangkan tubuhnya yang terasa pegal, terutama pada bagian bahu karena menjadi tumpuan kepala Daehyun. "Sekarang sudah tidak mengantuk lagi?"

Daehyun mengangguk. "Kalau begitu, kita cari sarapan. Oke?" Daehyun mengangguk lagi. "Tapi tidak boleh lama. Aku khawatir nanti Ibu bangun dan tidak mendapati siapapun di sini."

"Baiklah tuan Jung." Sojung menyunggingkan senyum, lalu menyusul Daehyun yang berjalan di depannya. Pada akhirnya mereka berjalan beriringan dan bergandengan tangan menuju restoran yang tak jauh dari rumah sakit. Mereka berdua duduk berhadapan di salah satu meja yang kosong setelah memesan makanan terlebih dulu.

"Sojung, terima kasih karena masih peduli padaku."

Sojung mengerutkan keningnya. Daehyun bicara seolah dia ini orang asing saja.

Y (SOWJIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang