Sepulang dari pesta, Sojung memaksa Daehyun untuk mengajaknya jalan-jalan, kemana pun asal tidak langsung pulang. Sojung tahu sikapnya sangat manja dan pemaksa, Daehyun tidak terlalu suka gadis yang seperti itu, tapi kali ini saja, biarkan Sojung bersikap seperti itu. Dia ingin menghabiskan waktu berdua dengan Daehyun sedikit lebih lama.
"Kau kenapa sih, akhir-akhir ini sikapmu sedikit aneh," Daehyun melirik Sojung yang tengah melingkarkan tangannya ke perut lelaki itu. Meski sempat enggan, akhirnya Daehyun mengajak Sojung ke taman di pusat kota yang masih ramai meski malam hari. Keduanya duduk berdampingan di bangku panjang yang ada di sana.
Sojung mendongak sebentar, menatap Daehyun yang menunggu jawabannya. Sojung menghela nafas, "Aku hanya ingin bersamamu, menghabiskan waktu selayaknya orang yang benar-benar berpacaran. Selama ini kita tidak pernah mempedulikan soal kencan, tapi kupikir, itu juga penting."
"Bukankah kita sudah sama-sama sepakat soal kencan, Kim Sojung?"
"Setidaknya, sekali saja kita membuat hubungan ini layaknya pasangan pada umumnya."
"Apa ada sesuatu yang mengganggumu? Atau, coba beritahu aku siapa yang sudah mempengaruhimu?"
Sojung menggelengkan kepalanya. "Tidak ada, ini hanya... pikiranku sendiri," jawab gadis itu lirih.
Dalam benaknya, sebenarnya Sojung takut jika hubungannya dengan Daehyun yang terus berada di zona aman lama-lama akan terasa hambar. Bukan berarti dia ingin punya masalah dengan tunangannya, hanya saja, hubungan mereka terlalu tenang, tentu saja tak akan ada masalah karena mereka jarang berinteraksi. Satu-satunya masalah yang mungkin muncul hanyalah hubungan yang akan terasa jenuh dan membosankan. Sojung takut dia akan kehilangan rasa pada Daehyun, sementara hatinya terus saja diserang oleh seseorang dari masa lalunya.
"Aku heran kenapa kau jadi mempermasalahkan hal yang selalu kita lakukan selama dua tahun ini. Aku menyukai kau yang biasanya."
Perkataan Daehyun membuat Sojung memutar kedua matanya jengah. Untung saja lelaki itu tak dapat melihatnya.
"Kau tahu kan betapa aku sibuk dengan pekerjaanku? Aku tidak bisa mengurus hal-hal kecil seperti itu. Kencan hanya membuang-buang waktuku."
Sojung melepaskan pelukannya, gadis itu menatap Daehyun tajam, "Jadi bisa disimpulkan juga kalau bertemu denganku sama saja membuat waktumu sia-sia?"
"Kau tidak bisa menarik kesimpulan seperti itu begitu saja. Aku sibuk, cukup bertemu seperti biasa saat ada kesempatan, itu sudah cukup, kan? Jangan merengek ingin seperti ini dan itu. Dan kau tahu? Menurutku pertemuan ini juga harusnya segera di akhiri. Lihat, kita justru terlibat masalah karena kau memaksa bersama lebih lama. Semakin banyak pembicaraan, masalah akan semakin banyak."
"Meskipun aku berusaha, tetap saja sulit bagiku untuk memahami alur berpikirmu," protes Sojung. Gadis itu tampaknya sudah lelah karena harus terus bersikap baik dan menjadi gadis yang paling pengertian bagi Daehyun. Lelaki itu selalu meminta Sojung memaklumi dirinya, tapi Daehyun, jarang sekali berusaha sebaliknya.
"Kau benar, kita harus akhiri pertemuan ini sebelum masalahnya menjadi lebih rumit. Aku pulang," Sojung berdiri dan membenahi tas yang tersampir di pundaknya. Gadis itu berencana pulang dengan kendaraan umum saja daripada harus satu mobil dengan Daehyun.
"Biar aku antar pulang," Daehyun menarik tangan Sojung hingga gadis itu terhuyung ke belakang. Sojung segera melepas tangannya dari genggaman tunangannya itu, masih menatapnya tajam, gadis itu berkata, "aku akan pulang sendiri. Aku tidak mau membuat waktumu sia-sia hanya untuk mengantarku pulang. Permisi."
Daehyun tak berusaha menahan Sojung lagi, malah dia benar-benar membiarkan gadis itu pulang menggunakan bus. Hingga Sojung sampai di rumah, Daehyun tak mengiriminya pesan apapun bahkan sekdadar kata maaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
Y (SOWJIN)
Fanfiction[Selesai] Ini tentang Seokjin dan Sojung yang sama sama belum move on. Sequel X . . Yearn (v) To be filled with longing desire; to be harassed or rendered uneasy with longing, or feeling the want of a thing; to strain with emotions of affection or...