52

1.6K 145 30
                                    

Sebenarnya Sojung ingin pulang cepat karena merasa kesepian di pesta yang ramai itu. Tapi setelah bertemu Nahyun dan beberapa teman SMA-nya yang ternyata mengenal Soyeon juga, akhirnya Sojung malah ikut mengobrol dan menikmati pesta sampai larut malam. Gadis itu akhirnya pulang menjelang jam dua belas, ditengah guyuran hujan dalam keadaan pusing karena mau tak mau ikut minum bersama teman-temannya.

Sojung bersyukur dia bisa memasuki gerbang kompleks perumahannya dengan selamat meski menyetir dalam keadaan pusing dan mual akibat minum alkohol yang jumlahnya sedikit sekali. Untungnya jalanan sudah sepi dan dia juga hanya melajukan mobilnya dengan kecepatan super lambat demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Merasa tidak kuat lagi, Sojung segera menepikan mobilnya di samping taman bermain kompleks perumahan itu. Menempelkan pipinya pada stir dan menatap ayunan yang disinari lampu sorot taman di depannya. Gadis itu tersenyum, berpikir akan menyenangkan jika dia mencoba permainan itu. Hujan tidak jadi masalah, karena gadis itu memang tidak membenci hujan. Yang ia benci adalah kilat dan guntur yang suka ikut datang bersamaan dengan rintik air yang turun dari langit. Tapi sepertinya dua hal yang ia benci itu tak akan datang kali ini karena hujan tidak begitu deras dan sedari tadi memang tak ada tanda-tanda adanya kilat atau guntur.

Setelah melepas jas milik Seokjin dan mengambil ponselnya, Sojung membuka pintu mobil, seketika angin menerpa kulitnya, diikuti rintik air yang membasahi sebagian tubuhnya. Tak peduli seberapa dinginnya malam, sederas apa hujan dan sependek apa pakaiannya, Sojung tetap melangkahkan kaki telanjangnya memasuki taman bermain yang sering didatangi Soobin bersama teman-temannya.

Gadis itu duduk di salah satu ayunan dan mulai mengayunkan tubuhnya sendiri menggunakan kakinya. Sojung tertawa senang saat tubuhnya terayun cukup tinggi di udara. Tak lama, Sojung menghentikan laju ayunan itu, lalu menoleh pada ayunan satu lagi yang kosong. Menatap sendu permainan itu, Sojung berharap ada yang menemaninya di sini.

Seokjin.

Sojung ingin lelaki itulah yang duduk di sampingnya sekarang. Dulu, saat Sojung SMA, mereka berdua pernah bermain ayunan di sebuah taman bermain di tengah kota dan karena Sojung merindukan masa-masa itulah, gadis itu berada di sini sekarang.

"Kalau aku memanggilmu ke sini, apa kau akan datang?" tanya Sojung sembari menatap kursi ayunan yang kosong di sebelahnya. Sebenarnya pertanyaan itu ia tujukan untuk Seokjin, tapi tentu saja ia tak akan mendapatkan jawaban atas pertanyaan itu. Tapi ... jika Sojung benar-benar menghubungi Seokjin, mungkin dia akan tahu jawabannya.

Gadis itu benar-benar mencoba menghubungi Seokjin dengan cara menelfonnya. Tapi tidak diangkat dan sempat membuat gadis itu marah karena Seokjin mengabaikannya. Emosi gadis itu sedang tidak stabil dan dia tidak bisa berpikir dengan benar. Sojung terus menghubungi Seokjin sambil mengomel agar Seokjin menjawab panggilannya. Tapi tetap nihil. Sojung memasang ekspresi cemberutnya. Lalu terpikir olehnya untuk mengirim foto-foto tempat ia berada sekarang. Sojung mengirim dalam jumlah banyak dengan sudut pengambilan gambar yang sama, dan ajaib, pesannya langsung dibaca. Mood baik Sojung seketika meningkat, gadis itu mengirim lebih banyak foto, kali ini mengambil objek yang berbeda.

Di lain sisi, Seokjin yang sempat tertidur pulas terpaksa bangun saat mendengar dering ponselnya untuk ke-sekian kali. Lelaki itu kaget saat melihat siapa yang menghubunginya. "Kenapa dia menelfon semalam ini?" gumamnya heran.

Tak lama kemudian, sebuah pesan masuk ke ponselnya. Oh, bukan hanya satu, tapi banyak. Dan itu kiriman dari Sojung. Saat pertama melihat foto gelap itu, Seokjin kebingungan apa maksud Sojung mengirimkan ini. Melihat foto lainnya yang mengarah pada cahaya lampu dan beberapa permainan serta rintik hujan yang tidak begitu jelas, Seokjin mulai panik dan memutuskan untuk menelfon Sojung langsung. "Apa gadis itu sedang berada di luar sekarang? di saat hujan tengah malam begini?!" Seokjin terus menggumam selagi panggilan sedang berusaha disambungkan.

Y (SOWJIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang