2

2.1K 196 63
                                    

"Mama," panggil si kecil Yeonjun. Moonbyul yang sedang mengaduk teh menunduk menatap putranya. "Kenapa sayang?" tanya Moonbyul.

"Bibi Sojung kapan pulang?"

Mendengar pertanyaan anaknya, Moonbyul mengerutkan kening, "bukannya bibi Sojung ada di kamarnya? Dia tidak kemana-mana, kok."

Yeonjun menggeleng, "bukan seperti itu. Maksud Yeonjun, bibi Sojung kapan pulang ke Jepang?"

"Memang kenapa?"

Yeonjun memanyunkan mulutnya, "habis, bibi Sojung galak. Masa tadi aku dijewer lagi," curhat anak itu. "Suruh bibi Sojung pulang ke rumah nenek saja, Ma."

Sang ibu mendesah pelan. Putranya memang sulit sekali akur dengan Sojung. Entah kenapa, adik iparnya itu masih sering bertingkah seperti anak kecil yang enggan mengalah dari Yeonjun. Sojung juga suka sekali marah-marah dan berteriak pada anak kecil itu hingga membuatnya takut.

"Hei, ada apa ini?"

Yeonjun terkejut saat mendengar suara Sojung tepat di belakangnya. Mata anak itu membelalak, kemudian segera berlari ke belakang tubuh sang ibu.

"Yeonjun bilang, kapan kau akan pulang ke Jepang."

Kali ini giliran Sojung yang mengerutkan keningnya. Lalu Moonbyul melanjutkan, "dia terlalu takut padamu, kau sih suka sekali menjewer Yeonjun."

"Oh, jadi kau ingin aku pergi dari sini?" Sojung membungkuk menatap Yeonjun yang masih bersembunyi di balik kaki ibunya. "Maaf, ya. Aku betah tuh di sini, jadi aku mau tinggal selamanya di sini dan akan selalu menjewermu kalau kau nakal," kalimat Sojung ditutup oleh tawa keras gadis itu. Puas sudah mempermainkan keponakannya.

"Aish, anak ini," Moonbyul memukul kepala bagian belakang adik iparnya hingga Sojung mengaduh. "Kau sudah 26 tahun, sudah tua, lawanmu bukan Yeonjun, kenapa masih saja suka mengganggunya, sih. Jangan menakuti anakku lagi, kecuali kalau kau mau di usir dari sini."

"Eonni jahat," Sojung cemberut sembari mengusap kepalanya. Moonbyul adalah potret kakak ipar yang galak dan hobi memukul. Sojung tidak terbayang bagaimana murid-murid kakaknya ini saat diajar dance. Pasti semua muridnya sudah pernah merasakan pukulan Moonbyul.

Dari balik tubuh Moonbyul, Yeonjun tertawa pelan, senang melihat ibunya memukul Sojung. Sojung hanya memberengut kesal, kemudian dia berbalik hendak ke kamarnya lagi. Dia jadi lupa tujuan awalnya ke sini untuk apa.

⚪⚫

Sojung masih menganggur hingga sebulan ke depan. Gadis itu baru akan mulai kerja setelah dia menandatangani kontrak kerja dengan perusahaan percetakan majalah dan berita yang sejak dua bulan lalu ia kirimi surat lamaran pekerjaan karena sangat menginginkan profesi ini.

Karena bosan tak ada hal menarik yang dapat ia lakukan, Sojung pergi mengisi waktu dengan berbelanja. Bukan berbelanja pakaian, perhiasan atau peralatan make up pribadi, tetapi kebutuhan dapur keluarga Kim.

Selain untuk mengusir bosan, Sojung juga melakukan ini untuk mengambil hati kakak iparnya agar tidak terlalu sering mengomelinya apalagi sampai berniat menendangnya dari rumah lantaran ia dan Yeonjun yang tak pernah akur.

"Apa yang belum?" Sojung mengecek kembali daftar belanjaannya yang cukup panjang. Ternyata kebutuhan orang yang sudah berkeluarga bisa segini banyaknya. Trolinya sudah sangat penuh dengan belanjaan keperluan dapur hingga kamar mandi untuk sebulan ke depan.

"Oh, selai kacang," Sojung kembali mengantongi daftar belanjaannya, kemudian mendorong trolinya menuju rak yang memajang berbagai macam selai. Gadis itu mengambil dua jenis selai dan membandingkannya satu sama lain.

Y (SOWJIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang