Hari ini adalah hari pertama Sojung bekerja. Harusnya dia merasa senang karena hari yang ditunggunya telah datang, namun karena pertengkarannya dengan Daehyun semalam, mood gadis itu menjadi buruk seharian. Lelaki itu sama sekali tidak menghubunginya hingga siang ini. Apa Daehyun benar-benar tak menganggap penting tunangannya? Sojung hanya bisa tersenyum miris saat otaknya terus memikirkan kemungkinan itu.
"Sojung, jangan melamun!"
"Argh, apasih?!" gadis itu reflek membentak orang yang baru saja meneriaki sekaligus memukul bahunya agar Sojung segera sadar dari lamunannya. Chaerin agak shock mendapati respon Sojung yang menurutnya berlebihan.
"Hei, santai, aku tidak berniat jahat padamu. Kau tidak harus membentakku seperti itu, kan?" sungut Chaerin.
"Jangan ganggu aku," jawab Sojung cepat. Gadis itu membalik tubuhnya menghadap ke laptop di meja kerjanya. Halaman word-nya masih kosong, tak ada satu huruf pun yang di sana. Sojung tambah frustrasi. Kemampuan menyusun katanya hilang, pikirannya benar-benar kacau!
Chaerin mendecak pelan, "tidak asik. Kau terlalu serius, nona Kim."
"Berisik, Ahn Chaerin!" benar-benar, gadis itu membuat kepala Sojung semakin pusing. Kalau seperti ini, sepertinya Sojung lebih suka Cheonsa yang tidak pernah bicara dibanding Chaerin yang ternyata sangat cerewet.
"Sojung --"
"Apa lag --oh, maaf Soyeon," Sojung tersenyum kikuk saat mendapati yang memanggilnya barusan adalah Soyeon, bukannya Chaerin. Gadis cerewet itu sudah pergi entah kemana. "Ada apa?" kali ini suara Sojung terdengar lebih ramah karena Soyeon adalah temannya sementara Chaerin sebaliknya.
"Kau pernah bilang padaku kalau kau ingin mencari rumah yang tak jauh dari kantor kita, kan? Ada kenalanku yang ingin menyewakan rumahnya di komplek tak jauh dari kantor."
Mata Sojung melebar, gadis itu tampak antusias, "benarkah? Bagaimana rumahnya? Bagus? Harganya?"
"Kurasa kau akan suka. Harga sewanya juga tidak terlalu tinggi karena temanku menyewakannya hanya karena dia ingin rumahnya tetap terawat. Oh, dan juga, pemiliknya tinggal tepat di depan rumah itu. Kau tidak akan kesulitan jika mau minta tolong atau komplain sesuatu."
"Aku ingin melihat rumahnya," ucap Sojung. Setidaknya, ada hal yang membuatnya senang hari ini. Sudah lama dia ingin angkat kaki dari rumah Namjoon. Dia tidak mau lagi jadi baby sitter dadakan untuk Yeonjun, atau pembantu bagi kakak iparnya. Sojung lebih memilih tinggal sendiri, hitung-hitung dia berusaha mandiri karena selama ini dia selalu tinggal bersama ayah ibunya atau Namjoon.
"Tapi tidak hari ini, ya" Soyeon memasang ekspresi memohonnya. "Hari ini aku ada janji dengan pacarku. Tapi besok sore, akan kuusahakan menemanimu untuk melihat rumahnya sekalian mengecek isinya."
⚪⚫
Keesokan harinya Sojung merasa sangat bersemangat. Soyeon bilang dia sudah mendapatkan kunci rumah yang akan mereka kunjungi. Pemilik rumah itu agak sibuk, jadi dia menyerahkan masalah sewa menyewa ini kepada Soyeon, toh gadis itu tampaknya tidak keberatan.
"Soyeon!"
Sojung meneriaki nama gadis yang sedari tadi ia tunggui di parkiran. Sojung benar-benar tak sabar ingin melihat calon rumah barunya, jadi setelah jam kerja berakhir dia langsung berlalu menuju parkiran dan memutuskan untuk menunggu Soyeon di sini.
"Kau kelihatannya semangat sekali," komentar Soyeon saat melihat wajah berseri Sojung, tidak seperti kemarin yang muram seharian.
"Tentu saja. Aku hanya tidak sabar untuk melihat rumahnya lalu pindah, segera angkat kaki dari rumah kakakku yang selalu berisik oleh anaknya. Ayo masuk," ajak Sojung sembari membukakan pintu untuk Soyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Y (SOWJIN)
Fanfiction[Selesai] Ini tentang Seokjin dan Sojung yang sama sama belum move on. Sequel X . . Yearn (v) To be filled with longing desire; to be harassed or rendered uneasy with longing, or feeling the want of a thing; to strain with emotions of affection or...