Menolak panggilan dan sengaja tidak membaca pesan padahal sedang online. Pasti Sojung marah besar pada Daehyun disaat seharusnya lelaki itulah yang harusnya marah. Daehyun benar-benar kewalahan menghadapi sikap Sojung yang seperti ini, dan dia benci karena sepeduli ini pada Sojung sementara Sojung tampaknya tidak mempedulikannya sama sekali.
Karena bangun kesiangan dan sudah terlambat untuk pergi bekerja, Daehyun memilih bolos sekalian. Dia berusaha menghilangkan pengarnya selagi menunggu jam istirahat makan siang. Saat Daehyun sampai di kantor Sojung, keadaan lelaki itu sudah jauh lebih baik.
Daehyun menunggu Sojung di bangku halaman kantor, tapi setelah tiga puluh menit menunggu, Sojung masih belum muncul juga. Apa Daehyun terlambat datang? Atau memang Sojung tidak ingin keluar untuk makan siang?
"Wah, Daehyun!"
Lelaki itu langsung melotot begitu mendapati Chaerin tengah berjalan mendekatinya. Daehyun jadi salah tingkah, tidak tahu harus bersikap bagaimana di depan gadis itu. Dia masih malu atas kejadian semalam.
"Kau sudah sehat? Ah, maaf aku bersikap sok akrab begini, tapi ... jika kau ingat semalam –-"
"Aku tahu," potong Daehyun cepat. "Jangan bicara lagi," katanya malu.
Chaerin tertawa mengejek, lantas memangkas jaraknya dengan Daehyun, lalu berjinjit dan mengusap kepala lelaki itu, membuat Daehyun kaget dan otomatis memundurkan tubuhnya. "Kau ingat bagian itu juga? Wah, kau seperti anak umur lima tahun tahu."
Daehyun kira kenapa Chaerin tiba-tiba melakukan itu, ternyata gadis itu hanya ingin mengejeknya. Daehyun mendesah dan memegangi kedua bahu Chaerin. "Terima kasih telah menolongku semalam, tapi tolong jangan bicara apapun soal kejadian semalam. Oke?"
"Aduh, jangan bicara serius begitu. Rasanya seperti kita membicarakan hal terlarang. Nanti kalau ada yang dengar, mereka malah curiga dan penasaran. Kau memang cukup merepotkan, tapi tidak apa-apa. Aku sudah mengambil sejumlah uangmu untuk biaya jasanya, dan aku akan tutup mulut. Tenang saja Baby Hyun." Chaerin mengerling, membuat Daehyun shock dengan tingkah gadis itu. Sia-sia dia merasa malu dan bersalah pada gadis aneh seperti Chaerin.
"Baby Hyun terdengar menjijikan," komentar Daehyun, lengkap dengan ekspresi jijiknya.
"Tapi panggilan itu cocok untuk dirimu versi semalam." Lagi-lagi Daehyun dibuat kesal. Pantas saja Sojung selalu mengeluhkan soal gadis di hadapannya ini. Tingkah menyebalkannya bukan main-main.
"Baiklah, terserah kau saja. Di mana Sojung?"
"Sojung? ah, gadis menyebalkan itu sudah pergi sejak tadi."
"Kemana?"
"Ke sekolah Soobin. Dia benar-benar bersikeras dan memaksaku mengizinkannya menjemput Soobin, bahkan sejak kemarin-kemarin. Karena aku pusing mendengar rengekannya, aku terpaksa bilang iya." Jawaban Chaerin berhasil membuat Daehyun menjadi bertambah kesal. Raut wajahnya dengan jelas menunjukkan hal itu. Chaerin jadi sedikit merasa bersalah karenanya, tapi dia tidak menyesal.
"Sepertinya dia benar-benar menyayangi Soobin seperti anaknya sendiri," komentar Chaerin lagi. "Dia juga ... masih mencintai Seokjin, kurasa."
Chaerin sudah siap jika Daehyun menyemburnya atau minimal melayangkan tatapan tajam setelah mengungkapkan pendapatnya. Tapi di luar dugaannya, Daehyun malah tersenyum kecil, berusaha menyembunyikan kekecewaannya. "Tidak perlu kau perjelas dengan ucapanmu. Tingkah Sojung sudah cukup memberitahuku."
Baiklah, Chaerin benar-benar merasa bersalah sekarang. Dia lebih suka jika Daehyun marah dibanding reaksi melankolis seperti ini. "Kau ... tidak marah atau kesal?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Y (SOWJIN)
Fanfiction[Selesai] Ini tentang Seokjin dan Sojung yang sama sama belum move on. Sequel X . . Yearn (v) To be filled with longing desire; to be harassed or rendered uneasy with longing, or feeling the want of a thing; to strain with emotions of affection or...