17

1.2K 153 19
                                    

Daehyun sudah menunggu sekitar tiga puluh menit di kafe tak jauh dari kantor Sojung. Lelaki itu sudah mengirim pesan pada tunangannya agar mereka bisa bertemu hari ini, setelah dua hari saling tidak memberi kabar. Beberapa menit berikutnya, Sojung akhirnya datang bersama rekan satu kantornya, namun mereka berpisah segera setelah memasuki kafe. Sojung mau tak mau berbelok menuju tempat yang telah di booking Daehyun sementara teman-temannya makan di bangku lain.

"Kupikir kau tak akan pernah menemuiku lagi setelah malam itu," adalah kalimat pertama yang Sojung ucapkan kepada Daehyun. Gadis itu bahkan belum duduk, dan masih berdiri berhadap-hadapan dengan Daehyun yang senyumnya mulai pudar setelah mendengar perkataan Sojung.

"Aku hanya ingin menenangkan diri dan telah merenungkan banyak hal," jawab Daehyun. "Aku salah, aku tidak pernah berusaha mengerti dirimu, kupikir kau tidak akan pernah mempermasalahkan gaya pacaran kita yang... membosankan. Aku tidak pernah berpikir bahwa mungkin saja kau jengah denganku selama ini."

Sojung duduk lebih dulu, masih dengan menyimak perkataan Daehyun tanpa menatap si pemilik suara. "Kau tidak pernah protes sebelumnya dan selalu mengiyakan semua yang kukatakan, aku pikir itu bukan masalah, dan aku sudah terbiasa dengan gayaku sendiri."

"Tapi sekarang kau sudah tahu apa yang aku pikirkan," tanggap Sojung, "aku bosan dan muak harus selalu mengimbangi keinginanmu. Aku ini gadis manja, cerewet dan banyak menuntut, tapi aku selalu berusaha membentuk karakter yang selalu kau idamkan, gadis mandiri, pekerja keras dan tidak suka protes. Nyatanya aku bukan gadis impianmu, kupikir kau kecewa, itu sebabnya kau tak menghubungiku sama sekali sejak malam itu, lalu... hari ini kau tiba-tiba meminta bertemu. Kau ingin memutus hubungan kita, apa aku benar?"

Kedua alis Daehyun nyaris bertaut, "kenapa kau berpikir seperti itu? Tidak sama sekali terpikir olehku untuk mengakhiri hubungan ini. Justru aku ingin minta maaf dan memperbaiki hubungan kita."

Daehyun duduk di hadapan Sojung, lelaki itu meraih tangan gadisnya lalu menggenggamnya erat. "Kim Sojung, aku minta maaf atas sikap egoisku selama ini. Aku juga minta maaf soal malam itu. Aku... terlalu mencintai karir dan pekerjaanku, aku memang benar memiliki kesulitan dalam mengatur waktu untuk hal lain, tapi... mulai sekarang aku akan berusaha berubah."

Sojung tidak percaya. Itulah yang Daehyun tangkap dari ekspresi gadis itu yang mengangkat sebelah alisnya sembari menatap Daehyun tanpa perasaan yakin. "Aku tentu tidak bisa langsung mengikuti keinginanmu. Soal kencan. Tapi aku akan berusaha meluangkan waktu lebih banyak untuk menemuimu dan melakukan apapun yang kau inginkan bersamaku."

"Aku takut kecewa."

Mendengar jawaban Sojung, Daehyun menjilat bibir bawahnya, menelan saliva untuk menghilangkan rasa gugup. "Aku memang tidak bisa menjanjikan hal yang lebih dari ini, aku tidak bisa menjanjikan semuanya akan berjalan sesuai keinginanmu, tapi aku ingin berusaha. Jadi, tolong beri aku kesempatan. Ya? Kim Sojung, aku mohon."

Tanpa Daehyun memohon seperti, Sojung sebenarnya memang tak berniat marah terlalu lama pada lelaki itu. Sojung juga sadar dia terlalu tiba-tiba menyatakan pendapatnya, dan marah hanya karena masalah sesepele itu. Sojung berniat mengakhiri perang dinginnya bersama Daehyun lebih dulu kalau saja Daehyun tidak melakukannya duluan.

"Kita berdua sama-sama salah. Jadi, kita harus memperbaikinya bersama-sama. Daehyun, aku juga minta maaf."

Meski tak mengatakan apapun, Sojung tahu kalau Daehyun telah memaafkannya dan masalah mereka sudah selesai. Mereka jarang sekali bertengkar, Sojung bersyukur saat itu terjadi, keduanya mampu mengesampingkan ego masing-masing dan saling introspeksi diri.

"Daehyun, aku ada satu permintaan lagi."

"Apa?"

"Aku ingin kita mulai makan siang bersama. Kalau tidak kau yang ke sini, mungkin aku bisa menghampirimu ke kantor."

Y (SOWJIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang