47

1K 129 16
                                    

"Tunggu sebentar!" Sojung menghalangi langkah Daehyun dengan tangannya. Lalu gadis yang tadi berjalan di depan Daehyun itu berbalik dan menatap kekasihnya. "Kita mampir dulu ke sini, ya?"

Daehyun menatap salah satu toko baju anak-anak yang Sojung tunjuk. "Ayolah, ayo masuk dulu."

"Sojung, fokus saja pada tujuan awal kita. Kau bilang mau mencari baju untuk ke pesta temanmu, kan?"

"Mampir sebentar saja, Daehyun," mohon Sojung. Tapi Daehyun tetap menggeleng, membuat Sojung mendengus sebal dan kembali berjalan mendahului Daehyun. Padahal gadis itu sudah menenteng paper bag berisi baju anak laki-laki yang Sojung beli sebelum ini, tapi masih saja mau mampir ke tempat yang sejenis lagi sementara tujuan awal mereka ke mall ini sama sekali belum tercapai.

Setelah penolakan Daehyun, Sojung akhirnya benar-benar masuk ke butik langganannya. Dia mulai memilih gaun yang ia rasa pantas untuk dipakai ke pesta pertunangan Soyeon. Daehyun duduk di salah satu kursi selagi Sojung memilih dan mencoba gaun tersebut. Paper bag yang tadi Sojung bawa diletakkan di samping Daehyun, dan otomatis sempat membuat lelaki itu memutar kedua matanya dan merasa kesal.

Kalau saja baju-baju lucu itu Sojung beli untuk diberikan kepada Yeonjun, Daehyun sama sekali tidak masalah. Tapi untuk Soobin, Daehyun tidak setuju. Mungkin karena Soobin adalah anak Seokjin, makanya lelaki itu merasa cemburu tidak pada tempatnya. Sejujurnya, Daehyun tidak suka Sojung yang masih perhatian dengan Soobin, meski gadis itu sudah tak pernah lagi bertemu anak itu sejak beberapa hari ini.

"Daehyun, setelah ini kita ke toko donat dulu ya," kata Sojung selagi mereka menunggu gaun pilihan Sojung dikemas. "Ah, apa seharusnya aku beli red velvet saja, ya?"

"Kau kan tidak suka itu?" komentar Daehyun.

"Bukan, bukan untukku," Sojung mengibaskan tangannya. "Untuk Soobin. Dia suka sekali makanan manis. Tapi baru hari ini aku punya kesempatan pergi keluar selain ke kantor, jadi sekalian saja."

Daehyun mengembuskan nafas kasar. "Seharian ini kau terus saja membicarakan anak itu," komentar lelaki itu.

"Oh, kau cemburu? Pada seorang anak kecil?" Sojung niatnya inging menggoda, dia bahkan sudah tertawa kecil melihat ekspresi kesal Daehyun. Tapi jawaban Daehyun malah membuat tawa itu luntur seketika.

"Aku cemburu pada ayahnya. Kenapa kau harus perhatian pada anak dari laki-laki itu? kau sungguh-sungguh tak berpikir bagaimana perasaanku? Apa kau benar-benar ingin perhatian pada Soobin? Atau sebenarnya kau lebih peduli pada Seokjin?"

"Kenapa kau bicara seperti itu?" ucap Sojung lirih. Dia merasa tersinggung karena Daehyun tampaknya meragukan Sojung. "Aku hanya ingin menyenangkan Soobin, apa salah?"

"Kau tidak harus melakukan itu. Dia bukan siapa-siapamu."

"Dia –-" ucapan Sojung terhenti. Masalah ini akan semakin memburuk jika Sojung meneruskan kalimatnya dengan kata 'anakku'. Daehyun tidak akan suka. Terakhir kali mereka bertengkar pun karena membahas hal seperti ini, dan ya, mau tak mau Sojung harus mengakui fakta bahwa Soobin memang bukan siapa-siapanya.

"Baiklah, aku akan berhenti membicarakannya. Kau tak akan lagi mendengar nama anak itu dari mulutku sendiri mulai saat ini. Aku lelah, mau pulang sekarang." Sojung lagi-lagi mendahului Daehyun keluar dari butik itu dengan menenteng belanjaannya sendiri sampai ke parkiran.

"Kau benar-benar tidak mau kemana-mana lagi mumpung masih sore?" Daehyun memastikan, sebelum dia benar-benar mengantar Sojung pulang ke rumahnya.

"Aku sudah kehilangan mood untuk melakukan apapun," jawab Sojung dengan wajah cemberut. Daehyun mengerti, dia langsung menyalakan mesin mobilnya dan meluncur meninggalkan parkiran mall.

Y (SOWJIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang