Pip.
Pintu terbuka setelah sidik jari Soobin terdeteksi di mesin pemindai. Sojung lantas menurunkan anak itu dari gendongannya dan mendorong daun pintu untuk segera masuk ke kediaman Kim Seokjin.
"Aku tidak percaya aku melakukan ini," Sojung menghela nafas berat. Tubuhnya masih tertahan di ambang pintu sehingga Soobin harus menarik tangan Sojung ke ruang TV yang menyatu dengan dapur.
"Ini kamarku," tunjuk Soobin pada salah satu pintu berwarna putih, senada dengan dinding dan kebanyakan warna perabotan lainnya, termasuk sofa yang ada di ruangan itu.
"Sebentar," Sojung menahan tangan kecil Soobin, anak itu mendongak menatap Sojung. "Kurasa ini tidak sopan, harusnya aku tidak masuk ke rumah orang lain sembarangan," Sojung bersenandika, tapi Soobin yang ikut mendengar menampakkan raut kecewa.
"Bibi tidak jadi menemaniku?"
Sojung segera menggeleng, "hanya sebentar. Nah, sekarang cepat mandi. Di mana kamar mandimu?"
"Di dalam," Soobin menekan knop pintu kamarnya, daun pintu terbuka, menampilkan kamar minimalis bernuansa navy abu-abu milik bocah Kim itu. Soobin pasti sangat menyukai hewan, ranjangnya memiliki atap berbetuk tenda segitiga dengan beberapa boneka hewan di atasnya. Dindingnya pun terdapat gambar jerapah dan kelinci berwarna putih, kontras dengan warna navy yang mendominasi. Beberapa benda lainnya juga bergambar atau berbentuk kartun hewan yang lucu.
"Bibi jangan mengintip."
Perkataan Soobin barusan memecah fokus Sojung yang sedari tadi memperhatikan detil ranjang dan meja belajar Soobin. Pintu kamar mandi tertutup setengah, lalu mulai terdengar suara air mengalir dari pipa shower. Sojung lantas membuka lemari yang berada tepat di samping pintu, berniat mencari pakaian ganti untuk Soobin.
Sojung memilih baju tidur bergambar alpaka yang langsung menarik perhatiannya begitu membuka lemari. Bukan karena Sojung menyukai hewan itu, hanya saja Sojung ingat kalau dia pernah melihat Seokjin mengenakan piyama yang mirip.
Itu pasti piyama couple ayah dan anak. Namjoon dan Yeonjun sering mengenakan piyama yang mirip, bahkan Moonbyul juga. Kelakuan ketiga orang itu sempat membuat Sojung iri karena terlihat begitu kompak dan manis sebagai keluarga. Suatu saat Sojung bertekad akan melakukannya juga.
Usai memilih pakaian, Sojung meletakkannya di atas kasur. Gadis itu duduk dan kembali menyisir ruangan 3x3 meter itu selagi menunggu Soobin selesai mandi. Pandangannya kini terpaku pada figura besar yang menempel di dinding yang menghadap ranjang.
Seharusnya Sojung jangan merasa aneh atau kaget saat melihat foto Cheonsa yang tersenyum di cetak besar dan dipajang di kamar anaknya sendiri, tapi yang terjadi, Sojung memang kaget karena dia baru menyadari foto itu setelah beberapa saat berada di kamar ini.
Melihat sosok wanita yang tersenyum dalam bingkai itu membuat Sojung merasa sesak karena perasaan yang bercampur aduk. Kesal, kasihan, merasa bersalah, iri dan menyedihkan. Menyedihkan bagi diri Sojung sendiri karena mau tak mau dia harus mengakui bahwa Sojung iri terhadap Cheonsa.
"Bibi, sudah selesai," teriak Soobin girang, anak itu keluar dengan tubuh terbalut handuk. Wangi strawberi menguar dari tubuhnya ketika Soobin mendekati Sojung. "Pakaikan aku baju."
"Memangnya kau tidak bisa pakai sendiri?" Sojung mengerucutkan mulutnya, "kau menyuruhku jangan mengintip, tapi sekarang aku harus memakaikanmu baju? Pakai sendiri."
Gantian Soobin yang mengerucutkan bibirnya. Anak itu mau tak mau menerima baju dari Sojung dan mencoba memakai piyama dengan usahanya sendiri. Namun tidak berhasil. Anak itu akhirnya mengeluh karena kepalanya tidak bisa keluar, terang saja karena lubang yang ia masuki seharusnya untuk tangan, bukan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Y (SOWJIN)
Fanfiction[Selesai] Ini tentang Seokjin dan Sojung yang sama sama belum move on. Sequel X . . Yearn (v) To be filled with longing desire; to be harassed or rendered uneasy with longing, or feeling the want of a thing; to strain with emotions of affection or...