Saat membuka mata, yang Seokjin lihat hanya Soobin yang tertidur pulas di ranjang. Lelaki itu menghela nafas kecewa, dia pasti kelelahan sampai bisa bermimpi aneh kalau Sojung ada di sini semalam. Saking lelahnya, dia bahkan tidak sanggup lagi pindah ke kamarnya sendiri dan malah tidur di karpet dengan lengannya sebagai bantalan.
Merasa masih terlalu pagi untuk bangun, Seokjin memilih menutup matanya kembali. Dinginnya pagi membuat lelaki itu menarik selimutnya sampai leher agar bisa menghangatkan tubuhnya yang hanya berbalut kemeja tipis yang ia kenakan sejak semalam.
Tunggu!
Apa? Selimut? Kemeja? Pertama Seokjin tidak terpikir untuk menggunakan selimut semalam, dia bahkan tidak tahu kapan dia mulai tenggelam dalam mimpinya. Kedua, Seokjin tidak melepas jasnya sama sekali sampai rasanya ia sempat merasa tidak nyaman dan sesak lantaran jas yang ia kenakan. Tapi sekarang Seokjin hanya mengenakan kemeja sebagai atasan. Dasi dan dua kancing teratasnya dilepas untuk membuat Seokjin lebih nyaman, tapi Seokjin yakin bukan dia yang melakukannya.
Seokjin tidak jadi tidur lagi. Lelaki itu bangkit dan mencoba mengingat ulang apa yang dia lakukan semalam. Hanya terpikir soal ia yang menatap Sojung... apa benar itu bukan mimpi? Detik berikutnya fokus Seokjin beralih. Ada suara kompor yang di hidupkan, disusul suara peraduan pisau dan talenan dari dapur. Buru-buru Seokjin menyingkirkan selimutnya dan bersegera menuju sumber suara. Sepertinya sejak semalam ada banyak sekali hal yang membuat dia merasa cemas dan was-was, pagi ini pun dia dihadapkan pada perasaan itu lagi.
"Sojung?" nama itu keluar begitu saja dari mulutnya ketika Seokjin lagi-lagi melihat punggung seseorang yang sangat ingin ia peluk sekarang juga. Tapi, tidak, terima kasih. Seokjin takut jika dia tak bisa menahan diri, dia akan berakhir dengan tubuh terpotong-potong karena amukan Sojung yang saat ini sedang mengacungkan pisau ke arahnya.
Sojung terkejut saat namanya disebut. Gadis itu reflek berbalik dan mengacungkan pisaunya tepat ke arah... Seokjin. Sedikit lagi, ujung pisau itu akan mengenai Seokjin, untungnya lelaki itu mundur dengan cepat sehingga terhindar dari kecerobohan Sojung.
"M..maaf," ucap gadis itu sembari menurunkan tangannya yang memegang pisau. Sojung tampak gugup, dia mulai takut seperti maling yang tertangkap basah sedang beraksi. "Aku.. aku hanya –-"
"Ini benar kau?" potong Seokjin, lelaki itu mendekat dan menangkup wajah Sojung, membuat gadisnya membulatkan mata kemudian menepis tangan Seokjin. "Aku kira aku bermimpi semalam."
Sojung menunduk, lantas gadis itu berbalik, berpura-pura sibuk memotong sosis padahal dia hanya ingin menghindari tatapan Seokjin. "Maaf aku bersikap lancang, aku sedang menemani Soobin, lalu tanpa sadar aku malah ketiduran. Sekarang, aku malah membuatmu terganggu. Aku.. aku berniat membuatkan sarapan sebagai permintaan maaf, setelah ini aku tidak akan –-"
Seokjin menggeleng, "aku sama sekali tidak merasa terganggu atau berpikir kau sudah bersikap lancang. Kau bisa masuk rumah ini kapan saja dan melakukan apa saja yang kau mau. Rumah ini terbuka untukmu. Hanya saja, aku sama sekali tidak bisa memikirkan alasan apa yang membuatmu bisa ada di sini semalam."
Ada jeda sebentar sebelum Seokjin melanjutkan kalimatnya, "aku malah senang melihat kehadiranmu di sini. Suatu hal yang –-jujur saja-- selalu aku bayangkan, tapi tidak pernah aku duga akan jadi kenyataan."
Tidak ada jawaban dari Sojung, gadis itu tetap menyibukkan diri dengan pekerjaannya saat ini. Seokjin mendesah pelan, kemudian maju satu langkah dan kini dia berdiri sejajar dengan Sojung di depan pantry. "Aku akan membantumu," kata lelaki itu, dan berhasil membuat Sojung merasa semakin gugup.
"T..tidak perlu."
"Aku memaksa."
Sojung memutar kedua matanya, dia menatap malas pada Seokjin yang kini tersenyum kikuk ke arahnya. "Kau kesal?" tanya lelaki itu dengan nada khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Y (SOWJIN)
Fanfiction[Selesai] Ini tentang Seokjin dan Sojung yang sama sama belum move on. Sequel X . . Yearn (v) To be filled with longing desire; to be harassed or rendered uneasy with longing, or feeling the want of a thing; to strain with emotions of affection or...