13

1.3K 170 37
                                    

Mata lelaki itu tak berhenti memindai seluruh isi ruangan yang saat ini ramai dipenuhi para tamu undangan. Seokjin kehilangan Sojung, dia tak mendapati gadis itu sama sekali diantara ratusan orang yang datang malam ini. Apa gadis itu sudah pulang? Tapi seharusnya belum karena Sojung tidak berjalan ke arah pintu keluar tadi.

Seokjin menanggapi obrolan rekan-rekan kerjanya yang kebetulan bertemu di pesta itu dengan wajah gelisah. Dia ingin bertemu Sojung, saat ini juga!

"Baiklah tuan Kim, sampai ketemu lain waktu," salah kenalan Seokjin itu memukul bahunya kemudian berjalan ke tempat lain, kembali meninggalkan Seokjin sendirian. Lelaki itu bernafas lega. Saat Seokjin mengalihkan pandangannya, sepasang monolid milik lelaki itu melihat satu pintu kecil yang langsung terhubung dengan tangga menuju rooftop. Seokjin tidak tahu, tapi ada kemungkinan Sojung di sana, mengingat gadis itu tidak ada di dalam ruangan ini maupun di beranda.

Ketika muncul dari balik pintu, angin kencang menerpa lelaki itu, membuat rambutnya beterbangan dan berantakan. Diatas sini sepi, tapi bukan berarti tidak ada orang. Bisa di hitung jari orang-orang yang memilih mengungsi ke rooftop untuk menghindari ingar-bingar suasana pesta.

Seokjin segera melangkahkan kakinya lebih jauh pada rooftop yang tidak terlalu luas itu. Dia mendesah lega saat mendapati gadis bergaun hitam pendek sedang berdiri membelakanginya bersama sang adik, Kim Taehyung.

"Ehm."

Dehaman Seokjin membuat percakapan Sojung dan Taehyung terhenti. Sojung langsung membalik tubuhnya dan terperangah saat mendapati orang ia hindari justru ada di dekatnya sekarang.

"Hyung, kenapa di sini?" tanya Taehyung heran, atau dia hanya pura-pura tidak tahu maksud kedatangan kakaknya ke sini.

"Aku ingin mengobrol dengan Sojung," jawab Seokjin sembari melirik Sojung yang salah tingkah, sementara Taehyung mangut-mangut.

"Baiklah, aku tinggal dulu. Sojung, nanti kita –-"

"Tidak," Sojung menahan tangan Taehyung, "kau di sini saja. Bukankah lebih bagus kalau mengobrol bertiga?" Sojung menampakkan senyumnya, berharap Taehyung mengerti keinginannya yang tak mau terjebak bersama Seokjin di sini.

Taehyung melepas genggaman Sojung perlahan, "maaf, tapi aku juga memang harus pergi. Aku ingin kembali menyapa Yoongi hyung dan beberapa rekanku. Nanti kita ketemu lagi di bawah."

Setelah mengacak pelan pucuk kepala Sojung, Taehyung pergi, menyisakan Seokjin dan Sojung yang sama-sama canggung.

"Bukankah lebih baik kalau Taehyung di sini," protes Sojung. "Harusnya kau ikut menahannya."

"Tapi aku hanya ingin berdua denganmu," Seokjin melangkah maju, kedua tangannya langsung meraih birai yang menjadi batas rooftop tersebut. Kini Seokjin berada tepat di samping Sojung.

"Apa yang ingin kau katakan?" tanya Sojung masih dengan nada ketus. "Kurasa kita tidak punya hal penting yang harus dibicarakan."

"Ada," Seokjin mengalihkan pandangannya dari kelap-kelip malam yang terhampar di bawah sana . Matanya kinu menatap wajah Sojung yang terlihat kesal. Gadis itu benar-benar tidak nyaman berada di dekat Seokjin, rasanya miris menjadi lelaki itu saat ini.

Sojung mengangkat sebelah alisnya, lalu mengerutkan keningnya.

"Jung Daehyun, jujur saja dia membuatku kesal."

Sojung membulatkan matanya, namun ia segera menormalkan kembali ekspresinya. "Untuk soal itu, maaf," kata Sojung dengan nada setulus mungkin. Toh, dia memang merasa bersalah. "Aku juga tidak tahu, dia kadang memang senekad itu. Pasti kau merasa terganggu karena Soobin melihatnya. Aku sungguh minta maaf."

Kini raut kesal Sojung hilang tergantikan dengan ekspresi menyesalnya. Tapi Seokjin tampaknya tidak puas, lelaki itu malah melengos dan tertawa sinis. "Bukan itu –-maksudku, tentu saja itu juga jadi masalah. Tapi, masalah sebenarnya adalah, aku kesal saat tahu Jung Daehyun adalah kekasihmu."

Seokjin menarik nafas dalam-dalam. "Aku benci mengetahui fakta bahwa kau sudah punya kekasih, bahkan kalian sudah bertunangan." Nada bicara Seokjin merendah, matanya menatap kosong ke depan.

Sojung, gadis itu bergeming menatap Seokjin yang tampak frustrasi.

"Aku tidak bisa menerimanya, aku tidak bisa membiarkanmu bersama laki-laki lain, Sojung. Aku masih mencintaimu, dan akan terus begitu."

"Aku tidak mengerti kenapa kau harus mengatakan soal ini padaku," suara Sojung yang terdengar tegas membuat Seokjin seketika menatapnya lamat. "Aku sudah memiliki Daehyun, aku mencintainya. Kau hanya bagian masa laluku, aku tidak butuh sama sekali pendapatmu tentang hubunganku dengan tunanganku. Jika kau tidak bisa menerimanya, itu urusanmu. Aku tidak perlu tahu."

"Lagipula, bukankah kau akhirnya menikah dengan sahabatmu?" lanjut Sojung. "Itu artinya kau mencintainya, kan? Kau tidak benar-benar mencintaiku seperti yang kau bilang. Harusnya kau menjaga hatimu meski sekarang dia sudah pergi. Jangan membuatnya sedih dengan perasaanmu yang hanya sesaat ini."

"Asal kau tahu Sojung –-"

"Pembicaraan ini selesai. Setelah ini, tolong bersikap selayaknya teman, jangan ada lagi percakapan seperti ini di antara kita, Kim Seokjin. Aku permisi."

"Sojung, Kim Sojung!"

Percuma. Sojung tak menggubris panggilan Seokjin. Perasaan gadis itu sangat kacau, namun dia tidak boeh memperlihatkannya di hadapan Seokjin. Toh, dia juga sudah berjanji akan setia pada Daehyun. Sojung anggap, Seokjin hanya badai yang menjadi ujian dalam hubungannya dengan lelaki Jung itu, lelaki yang sudah bersamanya selama dua tahun ini.

"Argh!" Seokjin meninju dinding yang membatasi rooftop dengan ruang bebas di depannya. Seketika semua rasa sesal muncul dan membuat dadanya sesak. Andai saja waktu itu dia tidak memilih Cheonsa dan tidak mengabaikan Sojung, andai waktu itu Seokjin berusaha lebih keras mempertahankan hubungannya dengan Sojung, saat ini dia tidak akan merasa sebegitu menyedihkannya karena melihat Sojung yang bahagia bersama lelaki lain.

Andai dia tidak menikahi Cheonsa, mungkin Sojung tidak akan berpikir dua kali untuk kembali padanya.

Saat ia mulai berhasil mengikhlaskan segalanya, sekarang malah muncul hal yang membuatnya kembali merasa frustrasi dengan segala penyesalannya dari masa lalu.

⚫⚪

Ngebosenin gak? 😥

Indralaya, 25 April 2019

Iva

Y (SOWJIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang