33

1K 143 16
                                    

"Bibi, ponselnya bunyi lagi!"

Teriakan Soobin dari dalam kamar membuat Sojung terkesiap. Gadis yang sedang memasak itu reflek mengusap dada lantaran kaget, bukan karena suara Soobin yang melengking dan tiba-tiba, tetapi apa yang Soobin katakan barusan.

Bocah Kim itu keluar dari kamar Sojung tanpa melepas pandangannya dari layar ponsel. Susah payah Soobin mengeja nama yang tertera di sana. "Yoon... gi. Oh, Yoongi, paman Yoongi yang menelfon!" Soobin berseru senang karena berhasil membaca tulisan di ponsel Sojung. Lalu anak itu menyodorkan ponsel yang masih berdering itu kepada Sojung.

"Tidak, tidak, jauhkan benda itu dariku," kata Sojung panik. "Biarkan saja."

"Tapi ini paman Yoongi, dia baik suka membelikan Soobin es krim," jelas anak itu dengan ekspresi polosnya.

"Aku tidak peduli, pokoknya jangan angkat! Sudah, kau main lagi saja sama little Yoongi, ya."

Soobin mengangguk, anak itu kembali ke kamar, menghampiri anak kucing yang keadaannya sudah lebih baik. Sojung akhirnya bisa bernafas lega. Telfon dari Yoongi terasa seperti teror bagi Sojung dua hari ini.

Yoongi sepertinya selalu menyempatkan diri menelfon dan mengirimi Sojung pesan berisi luapan kekesalannya pada Sojung sejak gadis itu mengirimkan foto kucing yang disandingkan dengan kalung nama bertuliskan Min Yoongi, lalu Sojung juga mempertegas bahwa anak kucing itu adalah kucing barunya dan namanya jelas terinspirasi dari manusia berkulit pucat itu.

Yoongi langsung menelfon saat itu juga, tapi Sojung enggan menjawab, lalu mengirimkan pesan kemarahan karena sembarangan menjadikan namanya untuk anak kucing. Kalau nama kucing itu tidak diubah juga, habis riwayat Sojung. Begitu kata Yoongi melalui pesan singkatnya. Sojung tidak takut dengan ancaman itu selama hanya dalam bentuk teks, tapi jika ia mendengar Yoongi yang bicara langsung, sepertinya Sojung tak akan sanggup. Itu sebabnya Sojung lebih baik menghindari panggilan dari Yoongi.

Beberapa menit kemudian masakan Sojung sudah siap. Gadis itu berjalan ke kamarnya dan menyembulkan kepalarai balik pintu. "Soobin, ayo makan."

Soobin yang sedang berbicara pada kucing menoleh sekilas pada Sojung, lalu menggeleng. "Soobin tidak lapar."

"Serius? Kau terakhir makan pasti saat makan siang. Ayo makan," ajak Sojung, tapi tetap dapat penolakan.

"Ya sudah," Sojung mendengus kesal, lalu duduk sendirian di meja makan. Gadis itu memakan sendiri makan malamnya. Tapi dia tidak bisa berhenti memikirkan Soobin yang tidak mau makan. Akhirnya Sojung kembali berdiri dan menyeret Soobin ke meja makan.

"Kau harus makan!" Sojung berkacak pinggang dan memasang ekspresi seram. Soobin cemberut. "Aku masih mau main dengan Yoongi."

"Kalau kau tidak menurut, kau tidak boleh bermain dengan Yoongi besok-besok," ancam Sojung dan itu berhasil membuat Soobin langsung duduk di kursi di hadapan meja makan.

"Mana nugget-nya?"

"Apa makanan yang kau tahu cuma nugget?" omel Sojung, "kau harus makan sayuran."

"Tidak mau!"

"Ayolah, sayuran juga enak. Ini, jamur tiram yang rasanya seperti ayam." Sojung menyodorkan tumis jamur kepada Soobin, tapi anak itu tetap tidak mau. Dengan kesal, Sojung akhirnya meletakkan kembali makanannya, lalu berkata, "oke, kalau begitu kau tidak boleh menemui Yoongi lagi."

"Aku mau main terus dengan Yoongi."

"Kalau begitu makan!" perintah Sojung. Bibir bocah Kim itu itu melengkung ke atas, meski begitu tangannya perlahan menyendok sayuran di hadapannya dan memindahkan ke piring yang tersedia. Sojung tersenyum puas.

Y (SOWJIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang