Waktu yang ditunggu-tunggu akhirnya datang. Sojung senang sekali setelah ia berhasil menandatangani kontrak kerja yang selama ini ia idamkan. Seusai berbincang mengenai pekerjaan dan kontrak, gadis itu sempat berkenalan dengan beberapa pegawai yang ada di sana, semua menyambutnya dengan baik, dan Sojung berpikir mungkin dia akan betah dengan pekerjaan ini.
"O, ya Sojung, kenalkan juga, dia lah yang akan menjadi editormu nanti."
Sojung segera menoleh usai mengobrol dengan salah satu jurnalis lain perusahaan itu untuk melihat siapa yang akan menjadi editornya. Mata Sojung membulat, seketika emosinya naik begitu saja saat melihat seorang wanita dengan rambut yang dicepol asal-asalan tengah menatap padanya juga.
"Kau?" ucap Sojung dan gadis itu berbarengan.
"Oh, kalian tampaknya sudah saling kenal," Soyeon, selaku HRD di perusahaan tersebut tersenyum menatap bergantian dua gadis di hadapannya. "Baguslah, Sojung dan Chaerin, kalian jadi lebih mudah untuk saling berkoordinasi kalau sudah saling kenal."
"Memudahkan koordinasi apanya, sepertinya dia hanya akan mempersulit pekerjaanku," ketus Chaerin.
"Apa kau bilang? Kita bahkan belum berkenalan secara resmi, bagaimana bisa kau menilaiku seenaknya?"
"Feeling-ku biasanya tepat."
"Ya ampun, apa kalian berdua punya masalah pribadi?" Soyeon menengahi. "Kalau iya, tolong jangan dibawa-bawa ke dalam pekerjaan. Aku masih ada pekerjaan lainnya, kalian mengobrolah dulu agar lebih akrab."
"Kau, kemarilah, biar kuberitahu segala hal yang harus kau tahu."
Sojung mendekati meja kerja Chaerin dengan ogah-ogahan, ketika Sojung akan duduk, ponselnya berbunyi. "Maaf, aku harus mengangkat telfon dulu."
Sojung hanya berbalik badan selama ia mengangkat telfon dari sang kakak yang lagi-lagi minta tolong padanya untuk menjemput Yeonjun. "Aku tidak tahu masih lama atau tidak, tapi jika sempat aku akan menjemputnya," jawab Sojung dengan perasaan jengkel. Lagi-lagi dia harus jadi supir dadakan bagi keponakannya.
Usai menelfon, Sojung kembali menghadap Chaerin. Masih ada waktu tiga puluh menit sebelum Yeonjun pulang dari TK. Selama itu, Chaerin menjelaskan berbagai hal soal format penulisan, pengambilan foto dan lain-lain yang sesuai dengan standar penerbitan perusahaan mereka. Sojung hanya menyimak dengan patuh, hingga akhirnya ocehan Chaerin harus terhenti saat ponselnya berdering. Tidak berniat mengintip, hanya kebetulan terlihat oleh Sojung bahwa nama di penelfon adalah Seokjin.
Ya, pasti mereka berdua sangat akrab berkat Soobin. Lagipula, Chaerin adalah adik kandung Cheonsa. Tapi rasanya Sojung sedikit tidak rela melihat kedekatan mereka, padahal harusnya gadis itu tak perlu mempedulikan hal semacam itu. Toh, mereka hanya teman sekarang. Benar, hanya teman, tidak lebih.
"Tidak masalah Oppa, akan kuusahakan agar bisa menjemput Soobin hari ini. Tak perlu merasa sungkan, baiklah. Iya, daah."
Chaerin menutup panggilannya, gadis itu langsung terlihat frustrasi setelah mendapat telfon dari mantan kakak iparnya. Chaerin kembali mengecek sticky note yang tertempel di bagian sisi komputernya, lalu mendecak saat ia menyadari sehabis ini ia punya agenda penting yang tak bisa ditunda-tunda.
"Apa... sudah selesai? Aku mau pulang kalau kau tidak punya hal yang ingin dikatakan lagi," suara Sojung menyadarkan Chaerin akan keberadaan gadis itu yang sempat ia lupakan.
"Ah, oke, sepertinya cukup. Lagipula aku ada agenda yang lain."
"Oke," jawab Sojung dan langsung berbalik arah bersiap pergi dari kantor itu.
"Eh, Sojung, tunggu sebentar," teriakan Chaerin menghentikan langkah Sojung. Gadis itu niatnya mau pura-pura tidak dengar saja, tapi sepertinya tindakan itu akan membawa dampak buruknya kedepannya. Jadi Sojung urungkan niatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Y (SOWJIN)
Fanfiction[Selesai] Ini tentang Seokjin dan Sojung yang sama sama belum move on. Sequel X . . Yearn (v) To be filled with longing desire; to be harassed or rendered uneasy with longing, or feeling the want of a thing; to strain with emotions of affection or...