seven

5.8K 806 62
                                    

"Ale, jawab ayah!" Ucap Herry dengan nada tegasnya saat mereka akhirnya berbicara secara intens. "Ale pria dewasa dan normal, yah. Nggak mung--"

"Tapi kan Ale tau kalo ayah nggak suka Ale macem-macem diluar pernikahan. Kamu nggak inget belasan tahun yang lalu apa yang terjadi sama kamu?!"

"Ayah!" Tegur Rike saat Herry mulai membuka luka masa lalunya. "Ayah jangan bahas masa lalu Ale bisa nggak sih?!"

"Ayah nggak bahas, ayah cuma jadiin masa lalu Ale itu jadi pelajaran! Biar Ale nggak ngulangin kejadian yang sama!" Balas Herry lagi. Lintang mengintip kejadian bentak membentak antara Herry dan Iqbaal dari ujung tangga kamar atasnya sembari chatting dengan (Namakamu).

"Kamu mau ayah nikahin sama Dyvara? Iya? Biar nggak keulang kejadian yang lalu?!" Tanya Herry. "Dyva udah kayak istri Ale sendi--"

Bug!

"Bisa bisanya kamu ngomong gitu, Ale? Ayah ngajarin kamu agama dari kamu masih kecil sampe sekarang dan kamu anggep perempuan yang belum muhrimnya itu sebagai istri kamu?! Kamu melakukan hal yang selayaknya suami istri?! OTAK KAMU DIMANA?!" Bentak Herry pada Iqbaal.

Dyvara menunduk. Rike hanya diam, ia tau bagaimana suaminya jika suaminya marah. "IQBAAL!" Bentak Herry lagi.

"Yah, Ale sejujurnya capek. Ale udah dewasa, Ale bis--"

"KAMU BILANG KAMU DEWASA?! APA YANG DIMAKSUD DEWASA KALO KAMU AJA BELUM NGERTI KAMU SAMA DYVARA BELUM SAH MELAKUKAN HAL ITU?!"

"Yah, sabar.." bisik Rike pada Herry. Lintang sejujurnya menangis mendengarkan omongan antara kakek dan ayahnya. Hatinya sangat teriris mendengar bahwa ayahnya sudah melakukan hubungan layaknya suami istri dengan Dyvara.

Yang dipikirannya hanya satu, apakah Dyvara bisa hamil karena ulah ayahnya? Lintang hanya belum siap dan tidak terima jika hal itu terjadi padanya.

"KAMU MAU AYAH NIKAHIN SAMA DYVARA HAH?!" Tanya Herry dengan nada tinggi. "IYA!" Bentak Iqbaal kembali.

"JANGAN!" Pekik Lintang dan segera turun dari persembunyiannya. "Lintang, tadi kake--"

"LINTANG NGGAK MAU PUNYA IBU KAYAK DIA! LINTANG NGGAK MAU KEK! KALO KAKEK TETEP MAU PAKSA AYAH NIKAH SAMA DIA, LINTANG NGGAK MAU LAGI TINGGAL DISINI! LINTANG LEBIH BAIK TINGGAL SAMA BUNDA ATAU SAMA KAK (NAMAKAMU)!" Pekik Lintang dengan airmata yang sudah keluar dari matanya. Ia akui kali ini ia lemah, ia malah menangis bukannya semakin kuat.

"Lin--"

"POKOKNYA LINTANG NGGAK MAU! LINTANG NGGAK MAU!"

"Lintang, tenang dulu.." ucap Rike dan perlahan menghampiri Lintang. "Lintang nggak mau nek, pokoknya Lintang nggak mau."

Rike memeluk Lintang, Lintang pun juga memeluk balik Rike. "Puas kamu, Le?" Desis Herry.

"PUAS KAMU BIKIN CUCU AYAH KAYAK GINI?! KARENA KEEGOISAN KAMU?!"

Iqbaal sekarang menundukkan kepalanya. "Maaf, yah." Ucap Iqbaal pelan. "Kamu itu cocok ayah bilang sebagai orang tua yang gagal. Kamu nggak becus jadi orang tua, mau kamu atau Lyta, nggak ada bedanya!"

"Sekarang ayah kasih Ale pilihan. Mau sama Lintang dan tinggalin Dyvara atau sama Dyvara dan nggak akan pernah ketemu Lintang lagi?" Ucap Herry memberikan Iqbaal sebuah pilihan. Dyvara menunduk namun tangannya meraih tangan Iqbaal.

Iqbaal menatap Lintang yang sedang memeluk Rike dan menatap Dyvara secara bergantian. "Iya, Ale pilih Lintang." Ucap Iqbaal membuat Dyvara menatap Iqbaal secara tak percaya.

Rike tersenyum lega. "Lintang, terbukti kan ayah masih sayang sama Lintang." Bisik Rike pada Lintang. Lintang menatap Iqbaal tak percaya sebenarnya, karena biasanya Iqbaal tak peduli dengannya tapi ini Iqbaal memilih dirinya.

ALE & ALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang