"La." Panggil Iqbaal, iya, semenjak 3 hari kepulangan (Namakamu) kerumah, Iqbaal baru menampakkan dirinya kembali dan membawa (Namakamu) kerumahnya.
(Namakamu) hanya bergumam dan fokus kepada ponselnya, ia masih kesal dengan Iqbaal. "Udah 30 menit kamu diemin mas, lho." Ucap Iqbaal yang masih setia duduk di samping (Namakamu) yang tak mengajaknya bicara..
"Hmm.."
"Ala kenapa? Kangen sama mas?" Tanya Iqbaal mulai penasaran, (Namakamu) lantas melirik Iqbaal dan kembali menatap ponselnya lagi. "Hei, mas nanya." Ucap Iqbaal dan mencoba memegang dagu (Namakamu) namun langsung di tepiskan oleh sang empunya.
"Ala.. Ala kenapa sayang?" Tanya Iqbaal lagi yang kini merubah nada dan perkataannya menjadi lembut dan penuh kasih sayang. "Nggak papa."
"Ya kalo nggak papa kenapa diemin mas kayak gitu? Ala kesel liat mas bolehin Lintang pacaran? Iya?" Tebak Iqbaal dibalas gelengan kepala (Namakamu). "Pulsa Ala udah abis ya?"
Gelengan kepala itu muncul lagi. "Ya terus kenapa jangan buat mas bingung dong Alana.. kamu nih kenapa, jelasin ke mas, biar mas Ale tau apa yang sembunyiin sama Ala."
"Orang nggak papa."
"Skripsi di tolak?"
"Apanya di tolak? Orang tinggal wisuda." Jawab (Namakamu) mulai ketus membuat Iqbaal menepuk dahinya sendiri. "Gini nih, bersama perempuan gini yang bikin mas capek. Bikin mikir."
"Yaudah, kenapa mas mau sama cewe? Jalan aja sama cowo."
Iqbaal memelototkan matanya tak menyangka dibalikan seperti itu oleh (Namakamu). "Kok gitu ngomongnya?"
"Ya mas bilang kalo sama cewe bikin capek, yaudah sama cowo aja biar sama-sama enak." Balas (Namakamu) cuek. "Mana enak orang terong sama terong."
"Naon si jadi ke terong, nggak nyambung."
"Ala aja nggak ngerti maksud mas." Balas Iqbaal tak mau kalah. "Yaiyalah mana ngerti, becandaan jaman kuno dibawa ke jaman milenial."
"Heh, Alana kok nyebelin sih?"
"Kenapa? Nggak suka? Yaudah, tinggalin." Balas (Namakamu) lebih ketus lagi. "Bukan gitu ih, ngertiin kamu melebihi ngertiin jawaban UN, mas hampir stress."
"Halah, lebay."
"Loh kok lebay? Emang bener. Mas pusing sekarang mikirin mau Ala apa, kenapa begini sama mas." Jawab Iqbaal jujur. "Nggak usah dipikirin."
"Ya masa mas dianggurin gini? Nggak kangen sama mas? Nggak pengen peluk-peluk an sama mas? Kan udah hampir 5 hari nggak ketemu." Tawar Iqbaal sekalian menggoda kekasihnya agar kembali berperilaku normal. "Nggak."
"Kok sombong?"
Lagi-lagi, (Namakamu) menjawab dengan kedua bahunya yang dinaikkan bertanda ia tak tahu. "Kalo mas traktir makan mau?"
(Namakamu) menggelengkan kepalanya.
"Hmm.. kita nonton bioskop, mau?"
(Namakamu) menggelengkan kepalanya.
"Main PUBG sama mas ya? Mau?" Mendengar itu (Namakamu) langsung memelototkan matanya dan menggeleng cepat. "Mas main candy crush aja masih kalah sok-sok an main PUBG."
"Yaudah Alana mau apa, mas bingungggg.." rengek Iqbaal kesal. (Namakamu) terdiam membuat Iqbaal gemas dan mencubit pipi (Namakamu) perlahan namun langsung ditepis lagi.
"Gausah pegang-pegang ini pipi bukan squishy!"
"Kirain mas bakpau, soalnya gembil banget." Goda Iqbaal membuat (Namakamu) mengerecutkan bibirnya. Hal tersebut akhirnya membuat Iqbaal berpura-pura ingin mengecup bibir (Namakamu) yang membuat (Namakamu) mendorong Iqbaal,
"Ih, mas!"
"Apaan sih?"
"Mau ngapain bibirnya maju-maju?!" Tanya (Namakamu). "Kirain mas minta mas cium, makanya mas mau cium."
"HIH, HALAL DULU!"
"Mau banget di halal-in?" Goda Iqbaal lantas membuat (Namakamu) semakin kesal. "Yaudah nggak, mas bercanda. Iya sayang ku, cintaku, negeriku, pujaan hatiku, cantikku, wanitaku, semestaku, belahan jiwaku, nanti mas halalin ya.."
(Namakamu) terdiam. "Alana, mas boleh nanya sesuatu nggak?"
"Nggak."
"Yah, kok gitu?"
"Mau jadi orang pelit." Jawab (Namakamu). "Nanti kuburannya sempit, Ala mau?"
"Nggak."
"Nah, jangan pelit dong. Boleh ya mas nanya?" Tanya Iqbaal lembut sembari mengusap rambut panjang (Namakamu). "Kenapa Ala bisa tidur?"
"Hah?"
"Iya, mas nanya, kenapa Ala bisa tidur?" Tanya Iqbaal. "Nanyanya nggak jelas, ya udah tau jawabannya. Karena Ala haus."
Sontak mendengar itu, Iqbaal pun tertawa terbahak-bahak. "Jangan ketawa, Alana lagi coba sarkastik!"
"Iya-iya maap, ya Allah sayang.. mas bahagia sekali punya Ala."
Diam-diam (Namakamu) sedikit tersenyum namun tak jadi saat Iqbaal sudah kembali menatap dirinya. "Jawab yang bener dong."
"Ya karena Ala ngantuk." Jawab (Namakamu) cuek. "Berarti, kalo ditanya Ala kenapa, jawabannya bukan gapapa Ala, tapi karena.."
"Hm?"
"Iya, mas kan dari tadi nanya Alana kenapa.. Alananya malah jawab, nggak papa. Bukan gitu sayang, kalo mas nanya Alana kenapa, Alana harus jawab karena.." jelas Iqbaal lebih lembut lagi membuat (Namakamu) menjadi sedikit hangat.
"Sekarang mas tanya ulang, Alana kenapa?"
(Namakamu) menatap Iqbaal tak berani, "Alana kangen karena nggak ketemu mas udah hampir 5 hari."
"Nah, itu jawaban yang mas maksud! Kok pinter sih? Anaknya siapa sih? Hm?" Goda Iqbaal dan langsung memeluk tubuh mungil (Namakamu), (Namakamu)nya juga memeluk Iqbaal erat.
"Besok-besok, kalo kangen ngomong aja. Jangan ngambek-ngambek gitu ya?"
"Ya habis Ala kesel, Ala nggak dikabarin." Balas (Namakamu) membela diri. "Iya.. mas kan lupa. Kalo mas inget juga mana pernah sih nggak mas kabarin Ala?"
"Hmm, yaudah,"
"Jangan rindu, berat.."
Sontak mendengar itu (Namakamu) melepas pelukan Iqbaal dan memukul Iqbaal pelan. "Kenapa sih harus dialognya Dilan?!"
"Biar milenial sayang.."
"Tapi mainstream, Ala maunya yang anti mainstream!" Pinta (Namakamu) membuat Iqbaal terkekeh gemas dan menyentuh ujung hidung (Namakamu).
"Hmm, yang anti mainstream itu..." Ucap Iqbaal sembari berpikir dan (Namakamu) yang siap menunggu kata-kata manis yang akan Iqbaal lontarkan kepada dirinya.
"Home a place your feet may leave but your heart will always be. And there's no place like home, so i do miss my home."
****
sore2 liatin kemanisan mas Ale bikin kejang2 ye?🤗
-messyfellas.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALE & ALA
Hayran Kurgu"Nama tante siapa?" --- tanya Lintang. "Tante? Gue masih muda." "Seumur sama ayah ku?" "Intinya umur gue masih 22 tahun, jangan panggil tante. Panggil aja kakak." "Jadi kakak masih bisa nikah dong sama ayahku? Ayahku masih 28 tahun, kok. Dan, nama a...