fourty nine

6.6K 923 77
                                    

"Bub, besok Lintang ambil rapot." Ucap Lintang saat menuruni anak tangga nya dan menghampiri (Namakamu) yang sedang memakan kacang polongnya untuk menemani kegabutannya malam ini.

"Ayah udah tau?" Tanya (Namakamu) pada Lintang. Pasalnya Iqbaal yang dari tadi sore belum ingin keluar dari kamarnya karena pekerjaannya yang belum selesai. "Udah, kata ayah kasih bubbi aja."

Lintang lalu memberikan kertas isi pemberitahuan untuk orang tua tentang pengambilan rapot siswa. (Namakamu) menerimanya,

"Yaudah, besok bubbi aja yang dateng. Ayah kerja besok, daritadi aja belom keluar kamar. Kerjaannya banyak," ucap (Namakamu) pada Lintang.

"Tapi ayah udah makan bub?"

(Namakamu) menggelengkan kepalanya. "Daritadi bubbi suruh, nggak mau, katanya nanggung." Lintang menghadap penuh ke (Namakamu) dan menatap (Namakamu) penuh pengetahuan tentang ayahnya.

"Lintang tau!"

(Namakamu) menatap Lintang bingung dan menatap Lintang dengan alis yang mengangkat sebelah. "Coba deh bubbi suapin ayah. Pasti ayah mau, biasanya, kalo ayah lagi full kerja, ayah maunya di manja bub. Biar setara aja gitu, kan ayah kerja capek-capek untuk kita, nah gantian, kita juga manjain ayah karena ayah udah kerja untuk kita." Penjelasan Lintang membuat (Namakamu) tersenyum mengerti.

"Anak pinter! Bener! Yaudah, bubbi mau ambilin makanan dulu untuk ayah. Bubbi suapin."

Lintang tersenyum dan mengangkat jari jempolnya bertanda 'okay' kepada (Namakamu). Akhirnya (Namakamu) pun mengambil sepiring makanan beserta lauk pauknya yang ia masak hari ini, setelah itu ia membawanya kedalam kamar.

(Namakamu) melihat kondisi Iqbaal yang masih betah terduduk di kasur dengan laptop di pangkuannya dan juga kertas-kertas yang berserakan dimana-mana.

"Mas.." panggil (Namakamu) dan menaruh piring berisikan makanan itu di atas nakas mereka. "Hai Ala," sapa Iqbaal juga.

(Namakamu) membereskan kertas-kertas yang berserakan menjadi tumpukkan kertas. "Ala, nggak usah sayang, bia--"

"Sssttt," desis (Namakamu) dan tetap membereskan kertas tersebut. "Ala nggak mau mas terlalu giat kerja terus mas harus sakit karena hal itu. Bagaimana pun, keadaan mas cukup penting untuk Ala dan Lintang. Sekarang makan dulu ya, baru lanjut lagi?" Ucap (Namakamu) pelan membuat Iqbaal tersenyum dan langsung meraih dagu (Namakamu) untuk dilumatnya bibir istrinya sekejap.

(Namakamu) tersenyum. "Ala suapin ya?" Tawar (Namakamu) dan di sambut anggukan kepala Iqbaal. (Namakamu) akhirnya mulai menyuapi Iqbaal sedangkan Iqbaal malah menyender di tubuh (Namakamu) dengan manja.

"Masakan Ala gimana?" Tanya (Namakamu) sembari terus menyuapi Iqbaal. "Enak as always, makanan kamu nggak pernah ngecewain La. Selalu enak, mas selalu suka."

"Masa?"

"Iya cantik.." jawab Iqbaal dan memgecup leher sebelah kiri istrinya gemas. "Mulai deh, Ala cuma mau nyuapin mas aja bukan yang lain-lain!"

"Lah, emang kalo mas cium leher Ala artinya mas mau apa?" Tanya Iqbaal kembali. "Mau gitu-gitu."

"Gitu-gitu tuh apa?"

(Namakamu) menatap Iqbaal sinis. "Nggak usah pura-pura nggak tau deh."

"Loh, mas emang nggak tau. Gitu-gitu tuh apa, La? Artinya banyak lho itu, ambigu."

(Namakamu) berdecak. "Artinya ya gitu!"

"Gitu apa sayang ku.."

(Namakamu) terdiam. "Yaudah nggak usah dibahas, mas lanjutin aja makannya." Jawab (Namakamu) dan langsung menyuapi Iqbaal. "Awa tawu wak ka--"

"Mas kalo lagi makan jangan ngomong!" Tegur (Namakamu) yang melihat Iqbaal mencoba bicara dengan mulut yang penuh dengan suapan makanan. Iqbaal langsung buru-buru mengunyah makanannya dan menelannya,

"Ala tau nggak kalo bikin mas penasaran nanti mas nggak bisa bobo, terus mas malah sakit habis itu nggak bisa kerja. Gimana?"

"Ya lagi mas ada-ada aja, masa arti dari kayak gitu aja nggak tau." Elak (Namakamu). "Ya emang mas nggak tau. Masa kalo mas minta sesuatu misalnya, mas harus bilang 'mas mau gitu deh, La.' trus Ala ngerti maksud mas apa?" Tanya Iqbaal kembali pada (Namakamu).

(Namakamu) menganggukan kepalanya. "Emang mas minta apa coba?"

"Minta make a baby, kan?" Tanya (Namakamu) dan Iqbaal sontak malah tertawa. "Bukan, minta dipijitin. Parah parah parah malah salah."

"Ih, mas?! Kok malah minta dipijitin sih?!"

"Lagian kata 'mau gitu.' itu nggak bisa di spesifik apa artinya, La. Kamu harus bener-bener jelasin, si 'mau gitu.' artinya apa. Jelas nggak?" Tanya Iqbaal yang menjelaskan maksudnya pada (Namakamu). "Iya, jelas."

"Mas nggak mau lagi ya denger Ala minta sesuatu tapi bilang 'mau gitu.' atau 'mau itu.' apa yang Ala mau, Ala harus bilang dengan jelas. Mas bukan google yang tau segala hal even itu kode cewe. Kode pramuka aja mas belum handal, disuruh kodein apa mau cewe." Bawel Iqbaal pada (Namakamu) membuat (Namakamu) mengerucutkan bibirnya kesal. "Ya tapi kan gengsi--"

"Halah nggak usah gede gengsi kamu, La. Kamu gede gengsi, terus laki-laki musti tertindas gitu nyari segala hal sampe apa yang perempuannya mau bisa didapetin?" Balas Iqbaal.

"Ish mas mah gitu!"

"Apa? Gitu kenapa?" Tantang Iqbaal membuat (Namakamu) semakin mengerecutkan bibirnya. "Nggak usah maju gitu bibirnya, mas cium baru tau rasa."

"Ih, nggak mau!"

"Ya makanya, jangan mancing-mancing mas. Kerjaan mas masih banyak." Ucap Iqbaal. "Siapa juga yang mancing mas? Yang ada mas bikin Alana kesel."

"Oh gitu? Alana kesel sama mas?" Tanya Iqbaal menggoda dan langsung mendekati wajah (Namakamu) membuat (Namakamu) sontak memundurkan wajahnya. "Mo ngapain?!"

"Katanya kesel sama mas.."

"Nggak, boong! Ala bercanda sumpah!" Iqbaal malah tersenyum menyeringai dan makin mendekati wajahnya pada wajah (Namakamu). "Mas, stop!"

"I want you... So bad."

(Namakamu) menggelengkan kepalanya panik dan langsung mendorong Iqbaal hingga Iqbaal terjungkal di atas ranjang dan kabur menghindari terjangan Iqbaal. "KERJAAN MAS MASIH BANYAK!" Pekik (Namakamu) dari luar kamar mereka yang menyebabkan Iqbaal tertawa terpingkal-pingkal karena melihat ekspresi istrinya yang sangat lucu dan menggemaskan.




****

oi warga wattpad, dah berapa hari neee ai galanjut up storiii???

-messyfellas.

ALE & ALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang