"Alana, you are the one I've been waiting for my whole life.. So, will you make me the happiest man alive?"
(Namakamu) terdiam, pikiran ia langsung berkecamuk. Yang ia pikirkan, bagaimana ia melanjutkan hubungannya dengan Iqbaal sementara hubungannya dengan kedua orang tuanya masih berantakan.
"M-m-mas.." panggil (Namakamu). "Ya sayang? What's the answer?" Tanya Iqbaal sekali lagi.
"Ta-tap-tapi gimana hubungan Ala sama papa dan mama?" Tanya (Namakamu) hati-hati. "Intinya, Ala mau apa nggak?" Tanya Iqbaal membuat (Namakamu) menganggukan kepalanya perlahan.
"Ala mau."
Senyuman Iqbaal pun menjadi semakin merekah. "Mas pakein ya?"
(Namakamu) lagi-lagi menganggukan kepalanya, sontak Iqbaal pun langsung memakaikan ke jari manis (Namakamu) setelah itu Iqbaal berdiri dari kursinya dan menghampiri (Namakamu) untuk memeluk (Namakamu).
"Thank you, Alana."
(Namakamu) menganggukan kepalanya dan merasakan pelukan Iqbaal yang erat disaat itu juga. Hanya Iqbaal, Lintang, Shilla dan Sarah yang bisa ia harapkan saat ini, tak ada yang lain.
(Namakamu) melepas pelukan Iqbaal dan dia mengusap airmatanya yang sempat jatuh. "Kok nangis?"
"Ala minta maaf, mas.."
"Minta maaf kenapa? Ala nggak salah, Ala bener kok." Jawab Iqbaal dan mencium punggung tangan (Namakamu). "Ala takut, mas udah lamar Ala. Tapi kita nggak kunjung nikah karena kedua orang tua Ala, Ala takut, Ala takut ngecewain mas."
Iqbaal tersenyum sembari merapihkan anak rambut (Namakamu) perlahan, "kita bisa nikah sirih kalo Ala nggak keberatan."
"Nikah sirih?"
Iqbaal mengangguk. "Kita nikah sirih dulu aja kalo orang tua Ala nggak nyetujuin Ala untuk kita nikah. Nanti urusan setelah itu, biar mas yang urus. Ala nggak usah repot-repot ngurusin, cukup dirumah aja dan urusin mas juga Lintang."
"Tapi kan nggak dapet buku nikah, Ala nggak mau. Nanti mas main-main sama cewe lain," jawab (Namakamu). "Yakali mas main-main sama cewe lain untuk apa? Mas udah tua.. keinginan mas untuk main-main udah nggak ada."
"Tapi kan mas mesum."
"Mas mesum cuma ke Ala," jawab Iqbaal disusun senyuman menggodanya membuat (Namakamu) terkekeh. "Mas dapet propose line sweet gitu tadi dari mana?"
"Mikir, lah!" Jawab Iqbaal dan kembali duduk di sebrang (Namakamu).
Sontak (Namakamu) tertawa, "mas bisa sweet juga?"
"Ala meragukan mas banget sih, bisa laaah.." jawab Iqbaal manja. "Oooh pantes, nurun ke anaknya ya?"
"Ih, kalo Lintang mah norak cara sweetnya, bagusan mas."
"Ah bagusan Lintang, lebih masa kini." Jawab (Namakamu) menjahili Iqbaal. "Alana mah ih, bagusan mas lah! Tunangan Ala kan mas."
"Nggak ada hubungannya mau tunangan Ala siapa mas, intinya bagusan Lintang." Balas (Namakamu) lagi membuat Iqbaal cemberut mengerucutkan bibirnya.
"Ala becanda, mas sayang.."
"Hah? Apa?" Tanya Iqbaal untuk mendengar ulang perkataan (Namakamu), "Apa?" Balas (Namakamu) pura-pura bodoh.
"Tadi Ala bilang apa?"
"Bilang apa ya?"
"Ihhhh, tadi." Gemas Iqbaal. "Apa? Yang mana?"
"Yang mas sayang ituuu,"
"Lah, Ala nggak bilang apa-apa, perasaan." Jawab (Namakamu). "Tadi bilang, cepet.. Ala bilang apa?"
"Mas sayang.."
Iqbaal memekik gemas dan langsung berdiri menghampiri (Namakamu) dan menciumi pipi (Namakamu) dengan gemas. "Mwash! Mwaaaash! Adeuh! Mwashhh!" Pekik (Namakamu) dengan keadaannya pipinya yang dicium gemas oleh Iqbaal.
"Gemes banget sih, mas jadi pengen suuuun.."
"Tadi itu sun ya!" Balas (Namakamu) kesal. "Bukan, bukan sun itu." Jawab Iqbaal lagi membuat dahi (Namakamu) mengernyit.
"Sun apa?"
Iqbaal tersenyum penuh arti, "nanti aja deh. Lanjut makan dulu, habisin yaa.."
"Iya, mas sayang."
****
"Mas, nggak usah kemana-kemana lagi deh, jemput Lintang aja. Ala nggak tega liat dia sendirian," pinta (Namakamu) pada Iqbaal yang sedang fokus menyetir selesai acara makan siang dan lamaran kecil mereka.
"Lintang udah gede sayang, nggak usah khawatir gitu ah." Tolak Iqbaal sebenarnya ia masih ingin lebih mempunyai waktu berdua dengan (Namakamu). "Tapi kasian Lintang mas.. mau ya? Ya? Ya? Kita jemput Lintang ya mas?"
"Alana.."
"Mas Ale.." Iya, titik kelemahan Iqbaal adalah saat (Namakamu) sudah benar-benar memohon kepadanya, pasti ia lakukan selalipun itu menyulitkan baginya.
"Oke, kita jemput Lintang." Jawab Iqbaal membuat (Namakamu) merekahkan senyumannya dan memeluk Iqbaal singkat. "Makasih mas.."
"Tapi ada syaratnya."
"Apa?" Tanya (Namakamu). "Nanti mas tunjukkin."
"Okaaaay.. hehehe. Mas baik deh," puji (Namakamu) membuat Iqbaal terkekeh akhirnya. "Kalo kemauannya diturutin baru bilang mas baik, giliran mas lagi manja, mas dibilang nyebelin."
"Nggak, Ala nggak pernah bilang mas nyebelin waktu mas lagi manja. Mas nyebelin kalo udah kayak om-om genit yang ngalus terus!"
"Ya sama aja, mas kan ngalus gitu biar Ala seneng. Hayo?" Jawab Iqbaal. "Nyatanya Ala sebel."
"Tapi seneng kan?"
"Seneng sih.. tapi kan--"
"Udah lah, nikmatin aja kenapa sih?" Balas Iqbaal lagi membuat (Namakamu) terdiam. "Alana,"
"Hah?"
"You know, loving you was the second best thing i ever did." Ucap Iqbaal membuat (Namakamu) menoleh kearahnya. "What was the first?" Tanya (Namakamu).
"Finding you." Jawab Iqbaal membuat pipi (Namakamu) kambuh dengan kemerahannya yang sangat terlihat. "Tuhkan, kenapa sih mas?!"
Iqbaal tertawa terbahak-bahak melihat (Namakamu) salah tingkah. "Ala lucu banget sih, mas nggak pernah dapet kebahagiaan kayak ini pas mas sama Lyta ataupun Dyvara."
"Ah masa? Mas bohong ya?" Tanya (Namakamu) curiga. "Demi Allah sayang, mas bahagia banget bisa kayak gini sama Ala, bisa sama Ala, bisa aaah pokonya kebahagiaan mas ada di Alana."
(Namakamu) perlahan mengambil tangan kanan Iqbaal yang tak mengendalikan stir, ia menjadikan tangan Iqbaal sebagai bantalan pipinya, Iqbaal pun mengusapnya pelan dan penuh cinta.
"Ala sayang sama mas, Ala nggak bisa kasih apa-apa ke mas, Ala cuma anak baru lulus yang sayang sama orang sukses kayak mas, tapi biarpun begitu, Ala janji bakalan bahagiain mas dan Lintang. Pokoknya Ala sayaaaang banget sama mas Ale." Ucap (Namakamu) membuat Iqbaal tersenyum lirih.
"Jangan buat mas nangis dong, mas sedih kalo Ala bilang gitu. Alana, you're the most important person in my life, now, and always." Bisik Iqbaal membuat (Namakamu) mengecup punggung tangan Iqbaal. "Thank you for teaching me how to love you with all my heart, mas Ale.."
****
Baper nggak? Nggak ya? Yah.. gagal:(
-messyfellas.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALE & ALA
Fanfiction"Nama tante siapa?" --- tanya Lintang. "Tante? Gue masih muda." "Seumur sama ayah ku?" "Intinya umur gue masih 22 tahun, jangan panggil tante. Panggil aja kakak." "Jadi kakak masih bisa nikah dong sama ayahku? Ayahku masih 28 tahun, kok. Dan, nama a...