eleven

6.2K 837 67
                                    

"Assalamualaikum.." ucap Lintang dan Iqbaal bersamaan dengan mengetuk pintu kamar kos Shilla.

"Waalaikumsalam." Balas Shilla dan membukakan pintu untuk Lintang dan Iqbaal. "Eh, Lintang? In--"

"Saya Iqbaal, ayahnya Lintang. Yang kemarin kamu teriakin sama temen kamu satu lagi juga." Ucap Iqbaal dan menjabat tangan Shilla, pipi Shilla langsung memerah karena malu.

"Kak (Namakamu) disini kan kak?" Tanya Lintang. "Oh iya, disini kok dia. Masuk Lintang, masuk om Iqbaal, maaf ya berantakan."

"Jangan panggil om, saya nggak tua-tua banget kok. Mas aja." Tolak Iqbaal dengan lembut dan memasuki kamar kos Shilla. "Iya, mas. Ohiya tunggu sini sebentar ya, mau Shilla ambilin minum. (Namakamu) lagi mandi, tunggu ya."

Lintang dan Iqbaal mengangguk, "segini dibilang berantakan, rapihnya gimana ya yah?" Bisik Lintang saat melihat kamar kos Shilla yang sangat rapih dan bersih.

"Mungkin kalo nggak ada barang-barangnya, Ntang. Hahahaha." Jawab Iqbaal dan tertawa disusul Lintang. Shilla tak lama datang membawa dua gelas sirup jeruk untuk Lintang dan Iqbaal.

"Minumnya, Ntang, mas Iqbaal.. panas soalnya Jakarta." Ucap Shilla berbasa-basi. "Makasih kak."

"Makasih Shill." Iqbaal dan Lintang segera meminum minuman yang diberi Shilla itu. "Kak, kak (Namakamu) mau tinggal disini sampe kapan?" Tanya Lintang pada Shilla.

"Nah itu dia, aku nggak tau kapannya. Tapi dia bilang, dia mau cari kerja dulu. Dia kan skripsinya hampir selesai, nah nanti kalo skripsinya selesai, dia langsung cari kerja. Gaji pertamanya buat dia ngekos juga, dia lagi nggak mau tinggal sama orang tuanya."

"Kalo (Namakamu) saya tawarin kerja jadi Human Resources di kantor saya, apa (Namakamu) mau?" Tanya Iqbaal pada Shilla. "Pasti mau banget, mas. Ditambah dia lagi butuh uang untuk ngehidupin dirinya sendiri."

"Ayah mau masukin kak (Namakamu) ke kantor ayah?" Tanya Lintang pada Iqbaal. Iqbaal menganggukan kepalanya, "iya, kenapa?"

"Yes!" Seru Lintang senang. Ia berharap doanya segera dikabulin oleh Allah SWT kalau ayahnya bisa menikah dengan (Namakamu).

Tak lama terlihat (Namakamu) yang habis mandi keluar dari kamar mandi. "Eh, ada Lintang sama mas Iqbaal." Ucap (Namakamu) dan menghampiri Lintang dan Iqbaal.

Lintang sontak memeluk (Namakamu), "kak (Namakamu), kakak nggak papa kan? Kakak diapain sama papa kakak?" Tanya Lintang khawatir.

"Gue nggak papa, santai kali, Ntang. Seperti biasa, gue dituduh sama Elen ambil ATM papa di lemari. Padahal untuk apa gue ambil diem-diem?" Cerita (Namakamu) pada Lintang yang didengar juga oleh Iqbaal dan Shilla.

"Maaf, kalau saya boleh tau.. sebelum terjadinya ini, kamu sempet nolak ibu tiri kamu nggak?" Tanya Iqbaal pada (Namakamu). (Namakamu) mengangguk,

"Sempet, mas. Saya sempet nolak, tapi papa cinta sama dia, yaudah jadinya nikah. Setelah nikah, mulai ketauan gimana Elen itu ke saya. Elen tiap marah sama suatu hal, dia marahnya nggak ke hal itu. Numpahin nya ke saya, saya selalu kena tampar atau segala macamnya. Awalnya saya tahan-tahan, tapi makin parah. Dan... Ya, puncaknya semalem, dia mengarang kebohongan tentang saya yang ngebuat papa saya marah besar ke saya." Cerita (Namakamu) dengan tegar. "(Namakamu), maaf. Saya nggak ber--"

"Nggak papa, mas Iqbaal. Saya memang sudah belajar untuk mengikhlaskan. Kalo memang pergi menjauh dari papa saya adalah yang terbaik, maka itu yang saya lakukan."

Lintang dan Shilla tersenyum haru. "Kakak, you're the best women i've ever seen." Ucap Lintang.

"She's the best, right?" Lanjut Shilla membuat (Namakamu) tersenyum. "Kamu hebat, (Namakamu). Saya sampai speechless denger cerita kamu.. saya jadi percaya gimana kamu waktu menanggapi cerita Lintang yang udah pasti menyangkut hubungan saya atau Dyvara."

"Lintang memang selalu nggak setuju dengan hubungan mas dan mbak Dyvara.. ya saya cuma bilang sering berdoa aja, insya Allah semua terjalani dengan lancar." Jawab (Namakamu) pada Iqbaal.

"Termasuk doa kalo Lintang mau liat ayah nikah sama kak (Namakamu), kan?" Goda Lintang membuat (Namakamu) melotot. "Ih, Lintang!"

Sontak Lintang, Iqbaal dan Shilla tertawa melihatnya. "Oh iya, tadi ayah sama Lintang bawain makanan. Kita makan sama-sama yuk?" Ajak Lintang.

"Iya, tadi saya beli makanan sama Lintang untuk (Namakamu) dan Shilla. Kita makan bareng-bareng ya?"

"Makasih banget, mas Iqbaal. Shilla jadi enak hehehe. Udah ganteng, baik lag--"

"Shill!" Tegur (Namakamu). "Muji doang nggak boleh apa?"

"Nggak! Ambil piring cepet." Sontak Shilla mengerucutkan bibirnya dan mengambil beberapa piring. (Namakamu) beralih menatap Iqbaal, "makasih banyak ya, mas Iqbaal, Lintang."

"Sama-sama kak (Namakamu), jangan sungkan-sungkan minta tolong sama Lintang ya kalo butuh temen.." (Namakamu) mengangguk. "Iya.."

"Anytime, (Namakamu)."

****

"Ntang." Ucap Iqbaal saat mereka dalam sedang perjalanan menuju ke rumah seusai dari kos Shilla tadi. "Hmm?"

"Lintang ada nomor kak (Namakamu)?" Tanya Iqbaal membuat Lintang tiba-tiba tersenyum jahil. "Cieee ayah.. udah mu--"

"Apasih? Dia kan mau jadi anak buah ayah, ayah harus tau nomornya dia lah." Elak Iqbaal membuat Lintang semakin menggoda ayahnya.

"Alaah.. tiba-tiba chat kak (Namakamu), (Nam), aku ganggu gak? Yakan? Yakan? Jujur aja deh sama Lintang."

"Iiiih, sok tau banget kamu. Deketin cewe tuh bikin pusing tau nggak? Masalah ayah aja belum selesai, ditambah lagi sama (Namakamu). Haduh, stress ayah." Jawab Iqbaal. "Kan perlahan juga bisa yah.. bawa santai dong jangan tegang gitu."

"Ih, siapa yang tegang? Ayah biasa aja daritadi tuh. Kan cuma tanya nomor (Namakamu) aja."

"Yah, kenapa (Namakamu) nggak dijadiin ibunya Lintang aja? Biar enak, kerjaannya ngurusin Lintang, ayah sama adeknya Lintang. Uang udah dari ayah, segala dari ayah, yakan?" Tanya Lintang. "Lintang, nikah itu nggak semudah kayak apa yang kamu bayangin. Ayah nggak bisa tiba-tiba minta kak (Namakamu) untuk jadi istri ayah, semuanya harus didasari sama cinta. Kalo ayah cinta, tapi (Namakamu) nggak cinta, ya nggak akan bisa bersatu dengan baik Lintang."

"Ayah cinta tante Dyv?" Tanya Lintang. Iqbaal menganggukan kepalanya, "ayah cinta sama tante Dyv, tapi kalo dikasih pilihan antara Lintang atau tante Dyv, ayah milih Lintang."

"Kenapa nggak tante Dyv?"

"Ya ngapain kali Ntang, orang Lintang kok darah daging ayah. Buat apa ayah milih orang lain padahal ayah tuanya juga bakalan sama anak ayah?" Tanya Iqbaal pada Lintang. "Aku rasa pilihan ayah udah bener." Balas Lintang.

"Emang yang bener begitu, Lintang."

"Kalo tante Dyv sama kak (Namakamu), ayah pilih mana?" Tanya Lintang. "Tante Dyv lah.."

"Kak (Namakamu) udah sepaket sama Lintang, kalo ayah pilih Lintang ya harus pilih kak (Namakamu) juga."

Dahi Iqbaal mengernyit, "mana ada statement kayak gitu?"

"Ada, barusan Lintang yang buat."

Iqbaal terkekeh, "meuni ngawur kamu mah ih."

Lintang terkekeh juga dan tersenyum, ia tak akan putus berdoa apapun situasi dan kondisinya, dan ia harus bisa membuat Iqbaal jatuh cinta kepada (Namakamu), dan begitupun sebaliknya.

****

Guys, ceritanya makin bosenin yaaa?:(( Kalo bosenin aku mau unpub deh serius:(

-messyfellas.

ALE & ALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang