"Alana, ya Allah! Mas khawatir!" Seru Iqbaal yang baru saja datang kerumah sakit tempat dimana (Namakamu) dirawat. Pasca kepulangan mereka dari US dua minggu lalu membuat (Namakamu) jatuh sakit dan sekarang ia harus dirawat karena sakit tyfus.
"Shil, awalnya gimana?" Tanya Iqbaal pada Shilla. "Demam tinggi udah dua hari mas, Shilla ajak ke dokter nggak mau. Terus muntah parah juga sebelum akhirnya Shilla bawa kesini."
"Sayang.." panggil Iqbaal dan mendekati (Namakamu) yang terkulai lemas. Shilla yang mendengar panggilan Iqbaal pun tersenyum, ia ingin terbang sekarang. (Namakamu) hanya menoleh kearah Iqbaal,
"Shilla keluar dulu ya mas, (Nam)." Pamit Shilla dan meninggalkan Iqbaal dengan (Namakamu) berdua di dalam kamar inap (Namakamu).
"Kenapa bisa sakit, hm?" Tanya Iqbaal dan mengambil tangan (Namakamu) untuk digenggamnya. "Ala lupa makan, pola tidur Ala juga nggak teratur kan bentar lagi Ala wisuda mas."
"Habis wisuda cepet cepet jadi istri mas ya? Mas mau hidup mas ada Alana.." ucap Iqbaal. "Insya Allah."
"Nggak usah mikirin papa Ala dulu, itu masalah mudah. Intinya kita harus temuin kebahagiaan kita dulu. Ya sayang?" (Namakamu) menganggukan kepalanya. "Lintang mana?"
"Lintang ke Bandung, ikut bunda sama ayah jenguk nindi." Jelas Iqbaal. "Ooohh, Ala kira sekolah."
"Nggak, dia izin.."
(Namakamu) lagi-lagi menganggukan kepalanya. "Kok bisa ya mas nggak tau kalo Ala sakit?"
"Yakan mas kerja terus, makanya nggak tau Ala sakit. Selama mas di luar kota kemarin, mas nggak ngabarin Ala lho." Ucap (Namakamu). "Masa?"
"Iya lah. Mas boro-boro ngabarin, ngeread chat Ala aja nggak." Iqbaal sontak terkekeh dan mengusap kepala (Namakamu). "Mas kan kerja untuk kamu sama Lintang juga La."
"Ah Ala jadi enak." Iqbaal terkekeh dan mengecup kening (Namakamu) singkat. "Ala mau makan apa? Udah makan?"
"Udah, tapi makanan rumah sakit nggak enak mas.. Ala nggak suka." Ucap (Namakamu) mengerecutkan bibirnya. "Yakan sakit sayang, harus ikutin prosedurnya dong. Emang Ala mau makan apa?"
"Ala kan nonton orang mukbang, dia pada makan lobster besar dan kepiting besar. Mas Ale.. Ala mau, beliin ya mas?" Pinta (Namakamu) dengan mata melasnya. "Sembuh dulu."
"Ihhh, Ala nggak suka makanan rumah sakit. Ala maunya makan itu sekarang,"
Iqbaal tersenyum dan masih betah dengan kegiatannya, yaitu mengusap kepala (Namakamu). "Sembuh dulu Alana sayang, nanti kalo makin sakit gimana?"
"Ya kalo makanannya kayak gitu mana enak? Mana bisa Ala makan?"
"Makanan rumah sakit itu enak, La.. mulut kamu aja lagi pahit karena sakit. Mas juga nggak mau makan kalo mas lagi sakit kok." Jelas Iqbaal. "Hmm."
"Ala bete sama mas?"
"Nggak tau." Jawab (Namakamu) dan memunggungi Iqbaal. Iqbaal terkekeh dan mengecup bahu (Namakamu) lalu mengusap punggung (Namakamu) lembut dan penuh masih sayang. "Istirahat sayang.. kamu harus bedrest. Kalo sembuh mas janji beliin itu semua untuk Ala."
(Namakamu) tersenyum dalam diam dan memilih untuk memejamkan matanya seraya menikmati usapan punggung yang dilakukan oleh Iqbaal.
****
"(Nam), bangun. Waktunya makan malem," bisik Shilla membuat (Namakamu) membuka matanya perlahan. "Mas Ale mana?" Tanya (Namakamu) langsung menoleh kiri dan kanannya mencari keberadaan Iqbaal.
"Mas Iqbaal pulang, Lintang kelingkingnya patah habis berantem sama temennya." Jelas Sarah. "Kok bisa Sar?!" Pekik (Namakamu) terkejut.
"Tadi sih mas Iqbaal jelasin berantem karena cewe gitu, cuma penjelasan pastinya belom tau. Mas Iqbaal lagi nyusul ke Bandung,"
"Yaampun kenapa gak bangunin gue sih?! Mas Ale baru balik itu dari Jogja, kasian dia harus nyetir sendiri lagi ke Bandung, kalo dia kenapa-kenapa gimana?!" Panik (Namakamu) disusul tawaan dari kedua sahabatnya. "Hei, panik bener anda ibu Dhiafakhri. Santai keles,"
"Duh enak bet jadi mas Iqbaal, diperhatiin sebegininya." Ujar Sarah. "Diem lu semua! Bukannya bantuin gue, kan kasian mas Ale tau!"
(Namakamu) lantas mengambil ponselnya yang berada di nakas dan menghubungi Iqbaal cepat-cepat.
"Assalamualaikum.."
"Waalaikumsalam, mas, mas kemana?"
"Maaf Ala, mas nyusul Lintang ke Bandung. Ada cedera di tangan Lintang, mas harus kesana jemput dia. Maaf ya mas tinggal Alana, nanti mas langsung pul--"
"Mas jangan langsung pulang!"
Iqbaal terkekeh. "Kenapa emangnya?"
"Mas itu harus istirahat! Mas baru balik dari Jogja, sekarang mas nyetir sendiri lagi ke Bandung terus mas mau ke Jakarta lagi?! Mas, you're human. Mas bukan robot yang bisa tahan banting kayak gitu, Ala mohon mas nginep dulu aja ya. Baliknya besok,"
"Ololololo sayangnya mas bisa aja bikin mas terbang. Iyaiya, yaudah ya sayang.. mas pulang besok."
"Sekarang mas dimana?"
"Di rest area, sekalian sholat maghrib. Tapi mas nyebat dulu, ngaso dulu disini."
"Duuuh bikin Ala khawatir aja deh mas! Udah deh minum kopi sana biar nggak ngantuk, mas udah makan belum?" Tanya (Namakamu). "Udah sayang, mas udah makan. Kopi juga lagi minum kok ini, kamu kenapa sih? Khawatir banget.."
"Yaiyalah, Ala takut mas kenapa-kenapa tau!"
"Calm down, pumpkin. Everything's gonna be alright, trust me, okay?"
(Namakamu) sedikit tersenyum, "yaudah, jaga diri mas baik-baik ya?"
"You too pumpkin.. udah dulu ya, mas mau lanjut jalan. See you in Bandung, pumpkin! Love you, Assalamualaikum."
"Iya, love you too mas. Waalaikumsalam." Jawab (Namakamu) lalu kembali menaruh ponselnya. "LO MANIS AMAT SIH BERDUA!"
"FIX COCOK!"
"Mulai jiwa hutannya keluar, ini rumah sakit ya jangan pada bacot!" Marah (Namakamu) dengan kedua sahabatnya. "Abis kalian gemes banget!"
"Fix Shill, Ale Ala team!" Ucap Sarah kepada Shilla membuat Shilla menganggukan kepalanya. "Yes! Alright Sar, Ale Ala number one!"
"Banyak omong kalian, udah cepet gue mau makan!"
"Iye, ini bosque ini makanannya."
"Suapin dong ah." Pinta (Namakamu) menyebalkan membuat Sarah menoyor kepala (Namakamu). "Untung lagi sakit lu ya kalo gak gue sentil bola mata lo."
"Ayok dibuka mulutnya bayi besar.."
"AAAAA' SHILLA INI IDUNG BUKAN MULUT!!"
****
seneng gak dapet Hubaal gratis Ale&Ala?🤣🤣🤣
-messyfellas.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALE & ALA
Fiksi Penggemar"Nama tante siapa?" --- tanya Lintang. "Tante? Gue masih muda." "Seumur sama ayah ku?" "Intinya umur gue masih 22 tahun, jangan panggil tante. Panggil aja kakak." "Jadi kakak masih bisa nikah dong sama ayahku? Ayahku masih 28 tahun, kok. Dan, nama a...