"Assalamualaikum.." ucap Iqbaal saat membuka pintu kamar mereka, (Namakamu) melihat Iqbaal yang datang langsung menghentikan aktivitasnya dan menghampiri Iqbaal untuk salim. "Waalaikumsalam, kok telat mas pulangnya?"
"Iya, lagi banyak kerjaan sayang. Kamu lagi ngapain? Nggak papa, nggak usah dibantu, mas bisa sendiri." Tolak Iqbaal secara halus saat (Namakamu) ingin membantu suaminya melepas peralatan kantornya. "Ala lagi nyemil aja sambil liat-liat peralatan bayi di onlineshop. Yaudah mas mandi dulu, nanti Ala siapin kaos sama makan malamnya. Mas belum makan kan?"
"Tadi sih udah, tapi laper lagi hehe." Jawab Iqbaal. "Yaudah sana mandi," sementara Iqbaal membersihkan diri, (Namakamu) pergi ke dapur untuk menghangatkan makan malam yang sudah ia masak untuk suami tercintanya.
Setelah selesai di hangatkan dan dihidangkan, Iqbaal pun menyusul (Namakamu) ke arah ruang makan untuk makan malam. Semenjak kembali beristri, nafsu makan Iqbaal kembali membaik ditambah olahraganya juga yang nggak pernah putus membuat tubuh Iqbaal sangat ideal menuju ke sixpack.
"Hari ini perkembangan baby gimana?" Tanya Iqbaal pada (Namakamu) yang sedang menuangkan nasi beserta lauk pauknya diatas piring Iqbaal. "Sama, suka nendang-nendang kalo diajak ngobrol."
"Mas nggak sabar babynya lahir.." ucap Iqbaal dan mengusap perut (Namakamu) dengan lembut. "Ala juga.."
"Sabar ya sayang." Bisik Iqbaal kemudian mengecup bibir istrinya singkat namun penuh sayang. Iqbaal pun mulai memakan makanan masakan (Namakamu), (Namakamu) hanya menonton suaminya dari sebrang meja.
"Lintang udah bobo?" Tanya Iqbaal. "Udah tadi Ala cek jam 9 udah bobo." Jawab (Namakamu).
"Kamu kalo lagi hamil gini aura cantiknya bertambah lho, La. Seriusan. Mas tiap dateng ke kantor bawaannya kangen terus sama kamu," cerita Iqbaal membuat (Namakamu) terkekeh. "Mas muji Ala biar Ala bales kan kalo mas ganteng?"
"Iiih, kata siapa? Suudzon ya Ala sama mas. Nggak lah, dari hati mas bilang kayak gitu." Jawab Iqbaal. "Masakan Ala enak nggak mas hari ini?"
Iqbaal menganggukan kepalanya. "Selalu enak, La. Jangan ditanya lagi."
(Namakamu) menopang dagunya sebari memperhatikan Iqbaal makan masakannya dengan lahap, Iqbaal makin hari semakin matang dan semakin terlihat tampan. Apalagi kalau sudah dirumah sering memakai boxer pendek dan kaos polos tetapi kalau habis sholat dan masih memakai sarung tingkat ketampanannya berubah seribu persen.
"Heh, kenapa sih?" Tanya Iqbaal. "Nggak, mas ganteng."
"Hah?"
"Mas ganteng."
"Nggak salah, La?"
(Namakamu) menggelengkan kepalanya sembari tersenyum tak jelas. "La.." panggil Iqbaal.
"La."
"Alana?"
"Alana!"
Merasa dipanggil namanya, (Namakamu) mengerjapkan matanya beberapa kali, ia lalu melihat Iqbaal yang sedang menatap nya heran. "Kamu kenapa sih?"
"Nggak papa, Ala itu lagi mikir mas. Kalo Ala beruntung dapetin mas, mana ganteng, baik, penyayang aaaw!" Cerita (Namakamu) membuat Iqbaal malah tertawa. "Kamu kenapa sih, nggak kayak biasanya kamu gini."
"Tadi waktu Ala beli sayur, Ala ngobrol sama ibu-ibu komplek. Mereka bilang kalo Ala itu istri yang beruntung bisa dapetin mas, karena mas itu ganteng, berkharisma, berwibawa, ber apalagi ya ibu itu bilang? Oooh! Mas ber-uang! Tapi Ala kurang srek sih denger pas ber-uangnya, Ala kan nikah sama mas Ale bukan karena uang." Jelas (Namakamu) pada Iqbaal.
"Ibu itu bilang apa lagi?"
"Bilang pokoknya mas dibandingin sama suaminya, kan nggak boleh ya mas bandingin suami sendiri?" Iqbaal terkekeh, "Namanya ibu-ibu kalo gossip mah nggak pernah salah, La."
"Tapi Ala nggak ikut gossip, Ala iya-iya aja. Tapi Ala mikir, emang iya ya Ala beruntung? Eh pas ngeliat mas lagi makan gini pake kaos polos sama sarung berasa adem gitu di hati, bener juga yang ibu-ibu itu bilang. Soalnya suami mereka jarang ada yang makan masakan mereka, mas."
"Oh ya? Kenapa emangnya?" Tanya Iqbaal, ia senang (Namakamu) bisa bercerita kembali tanpa marah-marah seperti di awal kehamilannya.
"Suami mereka itu kalo ditawarin makan sama ibu-ibunya jawabannya udah makan di kantor, udah makan diluar, akhirnya masakannya yang makan cuma anak-anaknya aja. Tapi kan kalo mas selalu makan masakan Ala,"
"Ya di makan dong, masa istri capek-capek masak untuk suami nggak dimakan sedikit pun? Kalo mas sih ya, sekenyang apapun mas, kalo kamu udah masak untuk mas, pasti mas makan." Balas Iqbaal menjelaskan membuat (Namakamu) bertepuk tangan kesenangan.
"Tuhkan, kasian ya mas ibu-ibu itu. Pantes aja mereka bilang Ala istri beruntung." Ucap (Namakamu). "Bersyukur aja sih La sebenernya, jangan ngikutin orang lain terus. Bisa aja sebenernya suaminya bikin dia bahagia tapi dia gak nyadar karena dia liatin hubungan rumah tangga kita terus?"
"Oh iya, bisa juga ya mas! Bener-bener, harus bersyukur sih." Ucap (Namakamu) pas dengan Iqbaal yang selesai makan, (Namakamu) mengambil piring kotornya dan langsung mencucinya di dishwasher.
"La, sini deh." Panggil Iqbaal saat (Namakamu) selesai mencuci piring, (Namakamu) lalu menghampiri Iqbaal. "Apa?"
"Sini," Iqbaal menepuk pahanya mengisyaratkan agar (Namakamu) duduk di atas pangkuannya. "Apa, mas?"
"Mas mau main, kangen." Bisik Iqbaal membuat (Namakamu) tertawa geli. "Main apaan?"
"Suka sok polos deh Ala, ayuk La, mas kangen serius. Udah berapa lama kita nggak main coba?" Tanya Iqbaal membuat (Namakamu) sok berpikir.
"Aaah, kelamaan mikir! Mau apa nggak nih?!" Ucap Iqbaal dan beberapa kali mengecup leher jenjang (Namakamu). "Mauuu! Ala juga kangeen bewaat! Mau ketemu...."
"Ketemu siapa tuh?"
"Ituuu!"
"Itu siapa?"
(Namakamu) menggelengkan kepalanya malu dan Iqbaal tertawa melihat wajah (Namakamu) memerah karena malu. "Mas mah!"
"Iya ampun, sayang. Mau mas gendong atau jalan sendiri?" Tanya Iqbaal menawarkan. "Gendong, tapi mas kuat?"
"Barbel aja mas hajar, La. Masa istri sendiri nggak kuat." Balas Iqbaal dan langsung mengangkat tubuh (Namakamu) ala bridal style hingga ke kamar mereka untuk melakukan hal yang melelahkan tapi mengasyikan dengan tambahan suara pak pak pak nyoy nyoy ngueeeng terektektektek ah ih uh eh oh.
****
paduan suara kali ah...
woi gaaci lu padaan baca crita ale ala tapi gak mau baca backstreet. skuy la baca dulu backstreet biar balance🙃
-messyfellas
KAMU SEDANG MEMBACA
ALE & ALA
Fanfiction"Nama tante siapa?" --- tanya Lintang. "Tante? Gue masih muda." "Seumur sama ayah ku?" "Intinya umur gue masih 22 tahun, jangan panggil tante. Panggil aja kakak." "Jadi kakak masih bisa nikah dong sama ayahku? Ayahku masih 28 tahun, kok. Dan, nama a...