fifteen

6.1K 845 107
                                    

"MAS! LINTANG! KENAPA SIH PADA NGOMONG GITU DEPAN BUNDA SAMA TETEH?!" Omel (Namakamu) saat mereka sedang dalam perjalanan mengantar (Namakamu) kembali ke kos Shilla.

"Santaaai, kak. Bunda sama tante juga tau mana yang terbaik buat Lintang." Jawab Lintang dengan pandangannya yang ke ponsel nya karena sedang bermain PUBG. "Mas baru liat Ala ngomel-ngomel, serem ya?"

"Ya nggak enak gitu loh, itu kan keluarga gitu. Masa mas sama Lintang bisa kompakan gitu?!"

"Kan ayah sama anak emang kompak, La. Mas juga nggak tau, tiba-tiba mas bicara kayak gitu." Jawab Iqbaal. "Alah."

"Seriusan, Ala ngambek?" Tanya Iqbaal pada (Namakamu). "Tunggu deh, kok Lintang denger panggilan ayah ke kak (Namakamu) berubah ya?" Tanya Lintang yang menyadari ayahnya yang memanggil (Namakamu) dengan sebutan Ala.

"Iya, kami ngedeal manggilnya Ale dan Ala."

"WHOA! SUMPAH?!" Pekik Lintang tak percaya. "Berisik deh Lintang! Udah deh hal itu nggak penting dibahas." Elak (Namakamu) pada Lintang. "Acieee cieee, kak (Namakamu) gercep juga sama ayah udah ada panggilan sayang.." goda Lintang.

"Iya lah, biar nggak kaku. Emang kamu? Masih aja manggil kakak ke Ala." Balas Iqbaal mengejek Lintang. "DIH! LINTANG JUGA ADA PANGGILAN SAYANG!"

"Apa?" Tanya Iqbaal. Sedangkan (Namakamu) menahan amarahnya karena ayah dan anak itu yang selalu menggodanya.

"Bubbi." Jawab Lintang. "Panggilan apalagi sih itu? Nama gue kan--"

"Ala..biasain jangan gue-elo ke Lintang." Tegur Iqbaal. "Lah? Kenapa? Emang Lintang temen Al--"

"Kan bakalan jadi anak.." goda Iqbaal. "IHHH TAU AH! KESEL!"

"Bubbi, yah. Pengganti kata ibu. Kan kak (Namakamu) masih muda, kalo dipanggil ibu sama anak seumur Lintang rada weird, jadi bubbi aja. Yakan bub?"

"SERAH LO GUE CAPEK NGADEPIN LO BERDUA!"

****

"Bub, itu depan kos kak Shilla ada siapa?" Tanya Lintang yang melihat ada orang di depan pintu kos Shilla yang terlihat ada dua orang.

"Oooh, paling itu orang tuanya." Jawab (Namakamu). "Yaudah, mas anter sampe sini aja ya?" Tanya Iqbaal dan menarik rem tangan mobilnya tepat didepan kos Shilla. "Iya mas, mas nggak mau mampir?" Tawar (Namakamu).

"Ayah mau mampir?" Tawar Lintang juga. "Hmm nggak deh, mau langsung pulang aja. Ayah capek."

"Ooh yaudah, hati-hati ya mas bawa mobilnya. Lintang gue--"

"Ekhem." Kode Iqbaal. "Lintang, aku pulang--AH GAENAK! LINTANG GUE BALIK DULU BYE!" Seru (Namakamu) dan segera keluar dari mobil Iqbaal membuat Iqbaal dan Lintang masih tertawa akibat perilaku (Namakamu).

"(Namakamu)."

Senyuman (Namakamu) saat ia turun dari mobil pun terhenti akibat yang ia lihat kali ini adalah Arif juga Elen dan Shilla yang baru membuka pintu kos nya.

"Papa, ngapain disini?"

"Pulang." Tegas Arif. "(Namakamu) nggak mau."

"Pulang!"

"(Namakamu) nggak mau, pa! Untuk apa (Namakamu) pulang?! (Namakamu) nggak ada gunanya dirumah papa! Mendingan (Namakamu) ikut mama atau tinggal sama Shilla!" Balas (Namakamu) membantah Arif.

Sontak bantahan (Namakamu) membuat Arif menjadi naik pitam. Arif pun tak segan-segan meninju pipi (Namakamu),

"OM!" Pekik Shilla dan langsung mencoba meleraikan hantaman Arif kepada (Namakamu) yang jatuh tersungkur.

(Namakamu) menatap Arif dan bangkit dari posisi jatuhnya. "Ini yang papa lakuin saat minta anaknya untuk pulang kerumah?! Udah berapa kali papa nyakitin (Namakamu)?! UDAH BERAPA KALI PA?!"

"Ala.." ucap Iqbaal membuat (Namakamu) sedikit terkejut karena ada Iqbaal disampingnya. "Pak, saya mohon maaf sekali kalau saya ikut campur di urusan bapak. Tapi saya mohon, kita sele--"

"Siapa kamu ngatur-ngatur saya?" Potong Arif saat Iqbaal mencoba meleraikan semuanya. "Saya Iqbaal, saya teman baik (Namakamu)."

"Kamu nggak tau keluarga kami, jadi jangan mencoba untuk melerai." Jawab Arif dengan tajam. "Pulang, (Namakamu). Rumah kamu bukan disini!"

"YA TERUS DIMANA?! DI RUMAH PAPA YANG KAYAK NERAKA ITU?! PAPA SEBENERNYA MAU MATIIN (NAMAKAMU) APA GIMANA HAH?!" Bentak (Namakamu) pada Arif.

"PAPA NGGAK AKAN BEGINI KALO KAMU NGGAK KURANG AJAR!"

"KURANG AJAR DARIMANANYA?! TIAP HARI (NAMAKAMU) DITUDUH NYURI! DITUDUH NGGAK BISA JAGAIN JELITA! DITUDUH RUSAKIN BARANG! DAN PAPA PERCAYA GITU AJA KARENA WANITA ITU!"

"Ala.."

"DIEM!" Bentak (Namakamu) pada Iqbaal yang berusaha menenangkan (Namakamu). "Apalagi pa? Apalagi yang papa butuhin dari (Namakamu)?! Bahkan kepercayaan papa ke (Namakamu) aja udah nggak ada."

"(Namakamu), papa--"

"Pergi, pa. Papa berhasil bikin (Namakamu) makin kecewa malam ini." Ucap (Namakamu) dan mengusir Arif.

"Pa, kan mama udah bilang.. kalo (Namakamu) nggak mau pulang, biarin aja. Lebih enak kan?" Sahut Elen membuat (Namakamu) menatap Elen.

"BAJINGAN!" Pekik (Namakamu) dan langsung meninju Elen. "NGOMONG APA LO BARUSAN HAH?!" Bentak (Namakamu) pada Elen. Pandangan (Namakamu) terhadap Elen sudah gelap, yang dipikirannya sekarang adalah bagaimana Elen harus mati ditangannya.

"N-ng-n--"

"Kalo lo masih mikir gue bakal takut sama lo, lo salah. Yang dipikiran gue saat ini adalah GIMANA CARANYA LO BISA MATI DITANGAN GUE!" Desis (Namakamu) pada Elen membuat Elen gemetar karena ketakutan.

"(Namakamu), berhenti. Berhenti gituin istri papa."

"NGGAK! DIA YANG BUAT SEMUANYA HANCUR!" Balas (Namakamu) dan menatap Elen lekat. Tangannya merogoh saku nya dan mengambil gantungan kunci kamarnya yang terdapat pisau lipat.

"EH EH EH (NAMAKAMU)!" Pekik Shilla saat melihat pisau itu sudah ingin ditancapkan ke wajah Elen.

"(NAMAKAMU)!" Pekik Arif. (Namakamu) tak peduli dan sudah berancang-ancang untuk menusuk Elen. "ALANA! BERHENTI! SADAR! KAMU MAU BUNUH ORANG!" Ucap Iqbaal dan langsung menarik tubuh (Namakamu) juga memeluk (Namakamu).

"Papa!" Pekik Elen dan langsung memeluk Arif ketakutan. "Ala, kamu sadar kan?" Tanya Iqbaal pada (Namakamu).

"Ala nggak mau liat dia mas, suruh dia pergi." Bisik (Namakamu) lemas. (Namakamu) pun tak menyangka bahwa ia senekad tadi ingin membunuh Elen.

"Pak Arif dan istrinya, saya mohon maaf. (Namakamu) butuh ketenangan dulu, saya mohon sekali ada baiknya kalian juga menenangkan diri ya." Usir Iqbaal halus kepada Arif dan Elen.

Arif dan Elen yang masih shock dan tak menyangka pun tak menjawab usiran Iqbaal, mereka langsung masuk kedalam mobil tanpa sepatah kata apapun.

"(Namakamu).." ucap Shilla pelan. (Namakamu) langsung memeluk Shilla, ia masih lemas. "Masuk ya, tenangin diri." Saran Shilla lembut dan mengajak (Namakamu) masuk kedalam kos nya disusul Iqbaal juga Lintang yang ikut masuk.

****

DEUH FREAK BGT GASI ALUR KALI INI???

-messyfellas.

ALE & ALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang