twenty two

5.5K 886 116
                                    

"Ayah mana, Ntang?" Tanya (Namakamu) pada Lintang yang kini baru masuk kedalam kamar yang (Namakamu) tempati. "Tadi bilangnya mau kebawah dulu, tapi belum balik-balik. Bubbi udah call belum?" Tanya Lintang balik.

"Udah, cuma daritadi nggak di angkat-angkat." Jawab (Namakamu).

"Mama bubbi udah di lobby emangnya?" (Namakamu) mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Lintang. "Iya, mama bilang udah di lobby. Kemarin kan ayah kamu bilang katanya mama suruh ke lobby aja nanti kita jalan, makan gitu sama mama. Mama udah di sampe, ayah kamu malah hilang." Jelas (Namakamu).

Anna, atau ibunda dari (Namakamu) itu memang sudah buat janji dengan (Namakamu) untuk bertemu setelah 2 tahun lamanya mereka tidak pernah bertemu lagi.

"Yaudah, kita ketemu aja bub, nggak usah nunggu ayah. Nanti biarin ayah nyusul aja." Saran Lintang dan akhirnya membuat (Namakamu) setuju.

"Yaudah, yuk susul mama aja." Ajak (Namakamu). Lintang pun mengangguk dan pada akhirnya (Namakamu) dan Lintang pun turun dari kamar mereka untuk ke lobby dengan tujuan menemukan Anna yang sudah menunggu mereka sedari tadi.

"Mama bubbi pake baju apa?" Tanya Lintang. "Nggak bilang sih, Ntang. Tapi bubbi tau kok,"

Lintang kembali menganggukan kepalanya. "Itu kayaknya mama deh." Tunjuk (Namakamu) pada seorang wanita berpakaian coklat muda yang tengah duduk di sofa yang disediakan.

"Tapi kok berdua ya.." gumam (Namakamu) menjadi kurang yakin karena ia melihat sosok perempuan itu tak hanya duduk sendiri, melainkan ada perempuan lagi disebelahnya yang lebih muda.

"Samperin dulu aja, dari pada menerka-nerka gini? Ayo Lintang temenin." Ajak Lintang dan menarik tangan (Namakamu) untuk menghampiri kedua wanita itu.

"Mama?"

Kedua wanita itu menoleh bersamaan kearah (Namakamu) yang berucap barusan. "(Namakamu)!" Balas Anna dan langsung memeluk (Namakamu) erat.

Sedangkan Lintang dan wanita di sebelah Anna sama-sama terkejut tak menyangka bahwa mereka di pertemukan disini.

"Mama, apakabar ma? (Namakamu) kangen banget." Ucap (Namakamu) yang masih betah di dekapan ibunda nya. "Mama baik nak, ya Allah makin cantik, makin ayu anak mama. Mama jadi inget kamu sering cerita kalo sering di pukulin papa. Sakit nak?"

(Namakamu) terkekeh. "Nggak papa, ma.. nggak masalah kok, masalah itu udah selesai." Jawab (Namakamu) yang memilih untuk tidak membahas Arif di situasi yang baik seperti ini.

"Oh iya, kenalin, kamu waktu mama nikah sama daddy Dave, dia nggak ada karena lagi kerja juga di Jakarta dan nggak bisa ikut kesini. Ini kakak tiri kamu," ucap Anna dan melepaskan pelukannya lalu merangkul wanita disebelah nya itu.

Lintang masih terpaku diam, lidahnya keluh untuk menyebutkan siapa orang yang ia lihat didepannya sekarang.

"Var, ini adek tiri kamu.. ayo kenalin. (Namakamu) ini Dyvara, dan Dyavra ini (Namakamu)." Ucap Anna yang membuat (Namakamu) lantas terdiam.

"Sebentar, Dyvara?" Tanya (Namakamu).

"Kamu (Namakamu), dan Lintang? Kalian, kalian ngapain disini?" Tanya Dyvara membuat (Namakamu) menjadi bingung. "Loh, ini kenapa jadi gini ya? (Nam), Dyvara ini kakak tiri kamu.. dia anaknya daddy Dave. Dan Vara, ini (Namakamu), anak satu-satu nya mama." Jelas Anna mencoba menjelaskan dengan detil.

Kemudian (Namakamu) dan Dyvara saling berjabat tangan, "(Namakamu), kak."

"Dyvara."

"Oh iya, ini siapa?" Tanya Anna kepada Lintang, Lintang tersenyum dan salim kepada Anna. "Aku Lintang, mama bubbi. Calon anak nya bubbi (Namakamu)." Jawab Lintang disusul kekehannya.

"Ooohh iya.. kamu anaknya Iqbaal ya Lintang? Oooh.. sama ya kayak calon suaminya Dyvara, si Ibay. Beliau juga duda punya anak satu katanya, cuma mama belom tau sih." Jawan Anna dengan senyuman manisnya dan kekehannya.

Lintang lantas tersenyum paksa dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Huft, pelayanannya lama! Masa minta teh sama kop--"

Sontak (Namakamu), Lintang, Anna dan Dyvara menoleh ke suara bariton itu. "Yaampun Ibay, repot-repot beliin tante minum.." ucap Anna dan lantas membuat empunya suara itu terkekeh terpaksa.

"Aah--hehe-ini, kok.."

"Ohiya kenalin Ibay, ini adeknya Vara.. (Namakamu) namanya, dia anak kandung tante, satu-satunya. Yang ini Lintang, anak nya calon suami nya, ayo kenalin."

Iqbaal tersenyum. "Ma, ini rumit." Ucap Dyvara bersuara.

"Rumit? Rumit gimana?" Tanya Anna bingung kepada Dyvara. "Maaf tante kalo saya boleh potong pembicaraan tante, saya Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan. Ibay itu hanya panggilan Dyvara kepada saya aja sebenernya, dan Lintang ini anak saya." Penjelasan Iqbaal.

Dahi Anna mengkerut. "Mama nggak ngerti, gimana sih maksudnya?"

"Ma.. laki-laki ini yang mau (Namakamu) kenalin ke mama." Ucap (Namakamu). "Dia? Ibay maksud kamu? Dia calon suami kakak kamu, (Namakamu)! Jangan konyol deh." Balas Anna membuat (Namakamu) sedikit terkejut atas jawabannya.

"Ma, tapi emang iya.. dia laki-lakinya."

"Kenapa jadi gini sih?! Kamu dateng-dateng ke US mau ngenalin calon suami yang kamu rebut dari kakak kamu?! Kakak kamu itu hamil, gara-gara Ibay!"

"Astaghfirullah, (Namakamu) nggak ngerebut ma. (Namakamu) nggak tau kalo Dyvara kakak tiri (Namakamu)." Balas (Namakamu).

"Tante, lebih baik kita bicarakan di kamar aja. Nggak enak, ini lobby hotel. Semua orang dengerin kita." Saran Iqbaal pada Anna. "Peduli setan, orang juga nggak ada yang ngerti tante ngomong apa!"

"Ma, bener kata mas Ale, dikamar aja ya bahas ini nya."

Anna mendengus kesal dan merangkul Dyvara yang sedari tadi tersenyum kemenangan. Sedangkan Lintang berusaha mengenggam tangan (Namakamu) mengisyratkan untuk memberi kekuatan pada (Namakamu).

"Dimana kamarnya?" Tanya Anna dengan nada bicara nya yang mulai berubah. "Mari ikut saya tante." Ucap Iqbaal dan ia berjalan duluan sebagai petunjuk dimana kamar mereka.

Sepanjang perjalanan dari lobby ke kamar hotel, baik Iqbaal, (Namakamu) dan Lintang saling memikirkan kondisi satu sama lain dan bingung apa yang harus dilakukan setelah ini.

"Bub, Lintang yakin kalo bubbi bisa lewatin masalah ini." Bisik Lintang membuat (Namakamu) tersenyum. "Thank you, Lintang."

****

"Coba kamu pikir baik-baik, Dyvara hamil darah daging kamu Ibay!" Omel Anna saat Iqbaal mencoba menjelaskan permasalahannya.

"Tan, Dyvara itu nggak berhubungan sama saya aja. Dia berhubungan juga sama bule yang saya nggak kenal. Saya tau--"

"Kata siapa sih, mas?! Aku cuma berhubungan sama kamu aja! Terus kamu dengan mudahnya bilang kayak gitu depan mama ku?!" Balas Dyvara tak terima dengan ucapan Iqbaal.

"Ibay! Dyvara itu anak tante, dia nggak sebejat yang kamu pikir!"

"Lantas (Namakamu) bukan anak tante juga? Sudah berapa lama tante hidup dengan (Namakamu)? Sudah cukup lama kan? Dari (Namakamu) masih berupa janin hingga seperti sekarang? Jujur ya tante, saya lebih percaya (Namakamu) dibanding Dyvara." Balas Iqbaal.

"Tante nggak bilang kepercayaan, Ibay! Ini semua tentang kenyataan! Kenyataannya, Dyvara selaku kakak tirinya (Namakamu) itu hamil anak kamu! Dan nggak lucu kalo Dyvara hamil anak kamu tapi kamu nikahnya malah sama (Namakamu), nggak bertanggung jawab sekali kamu menjadi laki-laki!"

Iqbaal menarik nafasnya dalam, (Namakamu) menatap Anna dan Iqbaal secara bergantian. "Apa mas mau anak yang aku kandung ini berakhir seperti Lintang?! Yang hadir tanpa ada ikatan pernikahan?!" Tanya Dyvara dengan nada tinggi dan membuat Anna, Iqbaal, (Namakamu) juga Lintang terkejut dan menyangka.

Apalagi Iqbaal dan (Namakamu), mereka berdua saja sudah janji untuk tidak memberi tahu Lintang soal ini. "Maaf tante, ma-maksud tante apa?" Tanya Lintang.

****

HEHEHEHEHEHE AM SORI GAIS KALO AKU JARANG UP! Tapi ini aku up dengan konflik yang ada yaaa:)) maapin ini rumit bgt:( tapi nikmatin lah yaa dan jangan kesel karna aku gantungin😋

-messyfellas.

ALE & ALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang