twenty five

5.7K 904 56
                                    

(Namakamu) menatap pintu kamar di sebuah rumah sakit di kawasan San Diego dengan harapan kalau tes DNA nya akan baik-baik saja dan mengatakan bahwa anak yang dikandung dengan Dyvara bukan anak Iqbaal.

"Bub, kita jalan-jalan aja yuk keluar daripada nunggu disini?" Ajak Lintang yang melihat (Namakamu) dengan raut wajahnya yang khawatir.

"Tapi ayah gimana?" Tanya (Namakamu). "Gapapa, nanti Lintang kabarin. Ayoooo.." (Namakamu) akhirnya menurut dan memilih untuk mengikuti Lintang.

"Ntang, kita mau kemana?" Tanya (Namakamu). "Ini niii, didepan rumah sakit banyak street food. Kita jajan aja disini,"

"Emang kamu bawa uang?"

Lintang terkekeh dan ia mengeluarkan dompetnya. "200 dollars! Kalo kurang kita ambil dari kartu nya ayah yang ada di Lintang."

"Eh gaya banget, yaudah ayok jajan." Ajak (Namakamu), melihat banyaknya makanan yang berada di truck truck membuat mood (Namakamu) menaik.

"Bub, mau apa?" Tanya Lintang. "Asian food boleh."

"Yaudah, bubbi cari meja aja. Lintang yang beliin." Ucap Lintang membuat (Namakamu) akhirnya pergi mencari tempat duduk yang kosong.

Hanya memakan waktu 10 menit, Lintang menghampiri (Namakamu) dengan membawa dua stereofoam putih. Ia membelikan (Namakamu) makanan asia,

"Berapa, Ntang?"

"Dua 15 dollar." Jawab Lintang membuat (Namakamu) terkejut. "Sumpah?!"

Lintang menganggukan kepalanya. "Mahal banget kan bub?"

"Gila, cuma ginian doang 15 dollar? Ckck.." (Namakamu) menggelengkan kepalanya tak menyangka. "Udah lah bub, uang ayah ini."

"Yaiya cuma mendingan beli di restaurant mahal sekalian Ntang, daripada streetfood tapi mahal gitu." Cerocos (Namakamu) membuat Lintang terkekeh. "Dasar darah ibu-ibu udah mengalir."

"Eh! Enak aja ya, bubbi belum ibu-ibu!"

Lintang tertawa sembari membuka stereofoam nya. (Namakamu) juga membukanya, namun kegiatannya terhenti karena mendapatkan pesan line dari Iqbaal.

Line

Mas: ala
Mas: dimana?
Mas: mas udah selesai sayang

Alana: iyaaa
Alana: ala di streetfood dkt rs mas
Alana:

Mas: wah! Sisain untuk mas dong, mas laperMas: pake uang siapa beli itu la?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mas: wah! Sisain untuk mas dong, mas laper
Mas: pake uang siapa beli itu la?

Alana: uang lintang

Mas: oh yaudah nanti mas gantiin
Mas: mas kesana ya sayang

Alana: okkk, hati2 ya masss

Mas: ok😘

(Namakamu) lalu kembali menaruh ponselnya di mini backpack nya. "Chattan sama siapa bub?" Tanya Lintang dan memulai memakan makanannya.

"Ayah."

"Ayah udah selesai?" Tanya Lintang pada (Namakamu). "Udah, tadi katanya mau kesini." Jawab (Namakamu).

"Ooohh, bub, masa Lintang nggak nyangka kalo tante Dyvara itu kakak tiri bubbi." Cerita Lintang untuk memulai suatu obrolan dengan (Namakamu).

"Bubbi juga nggak tau Ntang, soalnya waktu mama nikah itu, Dyvara nggak ada. Bilang nya itu Dyvara lagi kemana gitu, ya bubbi santai aja karena pikir bubbi yaelah pasti siapa sih gitu gak terlalu penting juga." Jawab (Namakamu) menanggapi ucapan Lintang. "Ngeliat tante Dyv kayak gitu, sumpah ya bub, 100% Lintang bener-bener beku hati untuk dia."

"Maksud kamu?"

"Iya, beku hati. Lintang bener-bener nggak mau yang namanya punya ibu tiri kayak dia, dia tuh jahat banget bub. Apalagi sama ayah, coba aja masa bisa pacaran lagi selain sama ayah? Tapi kalo soal uang malah pake uang ayah. Mendingan uangnya untuk Lintang, ketauan untuk anaknya." Jelas Lintang.

"Yah kalo soal itu bubbi mah serahin ke ayah aja, Ntang. Ayah yang bisa milih kehidupannya sendiri, bubbi juga nggak bisa ngapa-ngapain. Bubbi juga siapa, punya orang tua juga kayak nggak punya."

"Bub, jangan kayak gitu. Lintang sama ayah beneran sayang sama bubbi, kita berdua bukan semata-mata mau bantu bubbi aja. Kita emang sayang sama bubbi, kita mau bubbi ada di bagian dari keluarga kita." Jawab Lintang meyakinkan (Namakamu).

"Ada atau nggak ada kehadiran bunda di keluarga kami, itu sama sekali nggak merubah, bub. Ayah itu bener-bener laki-laki yang berhati keras, ayah tuh dulu pendiemnya bukan main. Makanya pas sekarang sama bubbi dia bisa seterbuka itu, Lintang bener-bener salut sama bubbi bisa bikin ayah kayak gitu." Lanjut Lintang.

(Namakamu) terkekeh. "Bubbi nggak ngelakuin apa-apa, Ntang. Emang ayah kamu aja yang begitu."

"Mau bubbi ngelakuin atau nggak, tapi kehadiran bubbi udah buat keluarga kami menjadi lebih baik bahkan sangat baik. Bubbi juga pendengar yang baik, Lintang selalu tenang kalo curhat ke bubbi. Saran-saran yang bubbi kasih ke Lintang pun makes sense tanpa harus Lintang lawan." Ucapan Lintang lantas membuat (Namakamu) tersenyum.

"Kamu sweet banget sih Lintang?" Tanya (Namakamu). "Keturunan ayah." Jawab Iqbaal secara mendadak membuat (Namakamu) dan Lintang terkejut. "Mas!"

"Ayah!"

Iqbaal tertawa dan mendudukan bokongnya di sebelah (Namakamu). "Ngomongin apa sih?"

"Jangan suka pengen tau kenapa sih yah?" Balas Lintang bercanda. "Ayah berhak tau lah."

"Nggak sih, yakan bub nggak?"

"Iyaa nggak.." jawab (Namakamu). "Ah Ala mah, mas berhak tau ihhhh." Rengek Iqbaal pada (Namakamu).

"Yaudah mas berhak tau.."

"Bubbi ihhhh, jangan kasih tau ayah dong." Balas Lintang juga merengek. "Kasih tau Ala.." sahut Iqbaal.

"Hhhh! Nggak tau ah, mendingan makan. Lintang makan! Mas makan!" Titah (Namakamu) membuat kedua ayah dan anak itu menurut. "Mas mau disuapin dong sama Ala."

"Ih? Ayah apa-apaan sih? Malu tau!" Elak Lintang melihat ayahnya yang minta disuapi makanan oleh (Namakamu). "Yaelah, nggak papa kali Ntang. Cuma suap-suapan mah nggak masalah." Jawab Iqbaal tak terima dirinya di tolak oleh anaknya sendiri.

"Bub, jangan suapin ayah.. suapin Lintang aja." Rengek Lintang membuat (Namakamu) menghela nafasnya kasar. "Udah, nggak ada mau aku suapin. Kalo dua-duanya ribut gini. Makan sendiri-sendiri."

Iqbaal pun tiba-tiba menarik pipi (Namakamu) dan menciumnya singkat. "Ih, ayah!" Pekik Lintang.

"Kamu kenapa sih? Orang bubbi pacar ayah. Sirik aja sih, makanya cari pacar!" Balas Iqbaal. "Ya lagi ayah ngapain cium-cium pipi bubbi?!"

"Hak ayah lah!"

"Nggak, nggak boleh. Dia bubbi aku ayah!" Balas Lintang tak mau kalah. "Berhenti nggak kalian berdua?" Ucap (Namakamu) yang akhirnya harus menengahi.

"Iya maaf bub." Ucap Lintang pelan. Sedangkan Iqbaal terdiam dan memakan makanannya dengan rasa kesal.

****

Bedebu bet ya ini story:') happy fasting, peeps💗

-messyfellas.

ALE & ALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang