"(Namakamu) hamil." Ujar Rike pada Iqbaal membuat Iqbaal dan Lintang menatap Rike tidak percaya. "Hamil nek? Bubbi hamil?"
Rike menganggukan kepalanya. "Nggak salah diagnosa, bun?" Tanya Iqbaal.
"Ini kenapa sih bapak sama anak nggak percaya?" Tanya Rike sewot pada kedua laki-laki yang berada didepannya. "Takjub nek, akhirnya aku punya adek!"
Iqbaal malah terkekeh bahagia dan mengusap wajahnya, "Alhamdulillah.."
Lintang memeluk Iqbaal dan Rike sebentar dan bergantian, "Akhirnya, Lintang bisa jadi kakak!"
"Kalo udah jadi kakak harus dewasa, jangan maunya apa-apa ayah terus." Sahut Iqbaal pada Lintang. "Dih geer banget sih yah, siapa juga yang apa-apa ayah?"
"Jangan suka menutupi fakta gitu kenapa sih, dek?" Tanya Iqbaal balik. "Ayah sebut apa tadi?"
"Dek."
"Mas dong, orang udah jadi kakak gimana sih?" Protes Lintang membuat Iqbaal dan Rike terkekeh. "Iya, mas Lintang.. ayo samperin bubbinya. Kangen mas Lintang katanya." Jawab Rike dan langsung merangkul Lintang untuk masuk kedalam kamar dimana (Namakamu) di inapkan.
Dilihatnya (Namakamu) sedang terduduk dan murung dengan tatapan yang kosong. Lintang dan Iqbaal perlahan mendekatkan diri mereka kearah (Namakamu).
"Ala.."
"Bubbi.."
(Namakamu) menatap keduanya datar. Lintang lantas memeluk (Namakamu), ia menangis di pelukan (Namakamu) membuat tangan (Namakamu) bergerak perlahan dan memeluk Lintang juga.
"Bubbi, maafin powerrangers merah yang nggak bisa jagain bubbi.. Bubbi harus semangat, relain opa Arif ya bub.." bisik Lintang pada (Namakamu).
(Namakamu) terdiam. "(Namakamu)," panggil Anna membuat (Namakamu) menoleh kearah Anna. "Ada bayi kecil tumbuh diperutmu sekarang."
(Namakamu) spontan melepas pelukannya pada Lintang dan menatap perutnya yang masih rata. "Hamil?" Tanya (Namakamu).
Seluruh orang yang berada di dalam ruangan rawat inap itu pun menganggukan kepalanya dan tersenyum penuh haru. Iqbaal menghampiri (Namakamu) dan mencoba memeluk (Namakamu),
Disaat Iqbaal memeluk (Namakamu), antusiasme (Namakamu) untuk memeluk Iqbaal balik langsung terlihat jelas. (Namakamu) memeluk Iqbaal erat, seerat Iqbaal memeluk (Namakamu) juga.
"Mas, cari tau Elen sama Dyvara. Ala nggak mau mereka hidup tenang, Ala mau mereka mati." Ucap (Namakamu) pada Iqbaal. Iqbaal melepas pelukannya,
"Jangan capek-capek mikirin mereka, sayang. Yang Ala pikirin ada bayi kecil kita di perut Ala, urusan itu biar mas dan polisi yang ngurus ya." Ucap Iqbaal. "Mama setuju, kamu lagi hamil. Kasian anak kamu kalo kamu kebanyakan pikiran." Sahut Anna.
"Papa gimana?"
"Udah dimakamin sayang, kalo Ala sudah boleh keluar dari rumah sakit. Kita dateng ke makam papa ya, ikhlas ya sayang." Jawab Iqbaal.
(Namakamu) menganggukan kepalanya. Ia sudah mengikhlaskan kepergian Arif, mungkin hanya itulah cara Arif untuk berbahagia. Yang ia pikirkan selain anak yang sedang dikandungnya, yaitu bagaimana Elen dan Dyvara bisa sengsara seperti apa yang Elen dan Dyvara lakukan pada (Namakamu).
****
6 months later..
Semenjak kejadian buruk 6 bulan yang lalu, (Namakamu) sudah sangat membaik. Elen dan Dyvara terkena hukuman penjara seumur hidup karena sudah membunuh orang lain. (Namakamu) perlahan kembali seperti (Namakamu) yang dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALE & ALA
Fanfiction"Nama tante siapa?" --- tanya Lintang. "Tante? Gue masih muda." "Seumur sama ayah ku?" "Intinya umur gue masih 22 tahun, jangan panggil tante. Panggil aja kakak." "Jadi kakak masih bisa nikah dong sama ayahku? Ayahku masih 28 tahun, kok. Dan, nama a...