(Namakamu) sedang mengaduk terus es jeruk yang dipesannya tadi. "Kakak, kakak bayarin aku makan, bayarin aku minum tapi aku belum tau nama kakak. Nama kakak siapa sih?"
(Namakamu) menatapnya lalu tersenyum. "Nama gue (Namakamu), Alana (Namakamu) Zavierra."
"Aku Lintang, Lintang Arleo Dhiafakhri. Anak tunggal dari ayah dan ibu yang cerai 2 tahun lalu." Balas Lintang. "Lo anak broken home?" Tanya (Namakamu).
Lintang menganggukan kepalanya. "Ayah sama bunda cerai karena bunda selingkuh, kak. Sekarang bunda mau ngajak aku untuk makan malam sama calon suami nya, makanya aku kabur. Aku nggak mau ikut bunda, dan ayah juga punya pacar sendiri. Tapi aku gasuka sama pacarnya ayah." Jelas Lintang.
"Lo nggak sendiri kok, Lintang. Gue juga merasakan hal itu, papa dan mama gue cerai disaat gue umur 18 tahun. Papa nikah sama istri yang bener-bener kejam sama gue, dan mama nikah sama WNA dan tinggal di Amerika." Balas (Namakamu) pada Lintang. "Kita senasib ya kak?"
"Iya."
"Boleh nggak aku minta line kak (Namakamu)? Kurasa kakak bisa jadi temen ku." (Namakamu) mengangguk antusias. "Boleh banget, lo juga bisa jadi temen gue. Selama ini sahabat gue nggak pernah setuju gue kabur-kaburan. Padahal dengan cara kabur, gue bisa lupain masalah gue."
"Kalo masalah keluarga kayak gini, aku jarang cerita kak. Jadi nggak semua sahabat atau temen aku tau." Balas Lintang. "Jadi ini lo baru cerita ke gue?"
"Iya, cerita keluarga kayak gini yang tau cuma keluarga sama bibi dirumah. Temen-temen aku nggak ada yang tau." Balas Lintang lagi.
"Oohh gitu.." jawab (Namakamu) menanggapi balasan Lintang setelah Lintang menscan QR Code line milik (Namakamu).
"Lintang, ini udah mau malem. Lo nggak pulang?" Tawar (Namakamu). "Nggak mau, kak. Aku takut diajak sama bunda ketemu calon suaminya. Emang kakak mau pulang?"
"Nggak, gue mau ngerjain skripsi di kafe sebrang sana. Lo mau ikut gue?" Ajak (Namakamu) membuat Lintang menganggukan kepalanya senang. "Yaudah, lo bawa motor ya? Konvoi aja, gue bawa mobil soalnya." Lintang memberikan simbol '👍' pada (Namakamu). (Namakamu) setuju dan langsung memasuki mobilnya disusul Lintang dengan motor trail nya kearah kafe yang dituju oleh (Namakamu).
****
"Assalamualaikum." Bisik Lintang saat dirinya memasuki rumah. Ini pertama kali nya Lintang pulang larut malam, biasanya sekabur-kaburnya Lintang tak sampai selarut ini.
"Darimana kamu?" Suara itu yang mengejutkan Lintang. Ayahnya, Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan yang bertanya seperti itu pada putra sematawayangnya. "Lintang jelasin juga ayah nggak peduli kan?" Balas Lintang sengit.
"Kata siapa ayah nggak peduli? Buat apa ayah biayain sekolah kamu, makan kamu, jajan kamu kalo itu bukan bentuk kepedulian ayah ke kamu?!" Balas Iqbaal marah. "Bukan itu yang Lintang maksud! Lintang butuh kasih sayang ayah! Selama ini ayah hampir nggak pernah ada dirumah, ayah selalu pergi sama pacar ayah yang Lintang nggak suka!"
"LINTANG!" Bentak Iqbaal. "Kamu nggak pantes ngatur hidup ayah!"
"Tapi semuanya harus keputusan Lintang juga yah!" Balas Lintang tak mau kalah. Lintang tersenyum smirk, "bener kata kak (Namakamu), terkadang orang tua egois, hanya memikirkan kesenangan semata tanpa melihat siapa yang tertekan di belakangnya." Ucap Lintang dan segera masuk ke dalam kamarnya sebelum Iqbaal merocos lebih jauh dan lebih dalam lagi. Berbeda dengan Iqbaal yang memijit keningnya pening dengan tingkah laku anaknya sekarang.
Memang semenjak perceraian Iqbaal dengan Arlyta, mantan istrinya. Lintang menjadi berubah karakteristik, ditambah Arlyta yang gonta-ganti pasangan membuat Lintang semakin tertekan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALE & ALA
Fanfiction"Nama tante siapa?" --- tanya Lintang. "Tante? Gue masih muda." "Seumur sama ayah ku?" "Intinya umur gue masih 22 tahun, jangan panggil tante. Panggil aja kakak." "Jadi kakak masih bisa nikah dong sama ayahku? Ayahku masih 28 tahun, kok. Dan, nama a...