fifty six

4.9K 645 109
                                    

"Mas!" Panggil (Namakamu) memanggil nama Iqbaal dari dalam kamarnya, Iqbaal segera datang menghampiri istrinya yang sedang berbaring dikamarnya. "Ya La? Mas lagi nguprek mobil,"

"Ala pusiiiing, badan Ala panas." Eluh (Namakamu). "Masa?" Tanya Iqbaal dan ia langsung mencuci tangannya di wastafel kamarnya, setelah itu ia menempelkan punggung tangannya ke kening istrinya. "Eh iya, La. Panas kamu, kamu kenapa? Minum es ya?"

"Gak tau mas, pusing. Mas yang urus Iwa sama Lintang hari ini ya.. Gak papa kan?" Pinta (Namakamu) membuat Iqbaal menghela nafasnya. "Ya emang mau siapa lagi, La? Emang cuma mas yang ngurusin kalo kamu sakit. Udah minum obat deh, kamu sih ah, makanya jangan suka minum es!"

"Istrinya lagi sakit bukan di manja tapi diomelin terus!" Cibir (Namakamu). "Ih malu kalo dimanja terus, anaknya udah dua juga." Goda Iqbaal pada (Namakamu).

"Ya emang kalo anak dua gak boleh dimanjain? Ala kan istri, beda kali level manjanya sama anak." Balas (Namakamu) masih dengan wajah masamnya. "Yaudah minum obat dulu, mas panggilin bi Narsih. Kamu minum obat, mas mau lanjut nguprek mobil."

"Yaudah." Balas (Namakamu). Iqbaal pun keluar kamar dan memanggil ARTnya, Narsih. Untuk mengurusi istrinya yang sedang tak enak badan, sedangkan Iqbaal melanjutkan aktivitasnya terhadap mobil klasik yang ia beli tempo lalu.

"Ayaaah! Bubbi mana?" Tanya Lintang saat ia keluar dari kamarnya menghampiri Iqbaal di garasi. "Sakit, kamu bantuin ayah jagain adek kamu ya."

"Sakit? Perasaan kemarin masih gak papa, yah." Ucap Lintang. "Ayah juga gak tau, tadi badannya panas, ngeluh pusing juga. Kecapekan mungkin, namanya ngurus bayi."

"Apa bubbi hamil lagi, yah?"

"Heh, sembarangan! Iwa aja masih tujuh bulan masa udah mau punya adik lagi." Celetuk Iqbaal membuat Lintang terkekeh. "Lah kali, emang ayah belum berbuat?"

"Kamu nanya apaasih, mas.. Sok ngerti deh." Balas Iqbaal malas pada Lintang malah membuat Lintang makin ingin menggoda Iqbaal. "Yeee, Lintang ngerti kali! Emang disekolahan gak di pelajarin? Ayah emang belum berbuat lagi?"

"Kamu nanya kayak gitu, terus kalo ayah berbuat lagi kamu mau ngapain?" Tanya Iqbaal pada Lintang. "Ya seneng atuh, punya adik lagi. Kan aku maunya adiknya banyak, yah."

"Kamu seneng, ayah sama bubbi kelenger." Celetuk Iqbaal. "Yee bilang aja ayah seneng, segala pake kelenger."

Iqbaal mengelap keringatnya dan menaruh kunci ringnya di tempat perkakas. "Kamu pikir jadi ayah cuma bikin? Kamu pikir ayah gak biayain sekolah? Ayah gak biayain hidup?"

"Santai dong bro Iqbaal, jangan marah-marah laaah.. Chill, dude!" Goda Lintang. "Mas kamu lama-lama ayah sambit ya godain ayah kayak gitu!"

"IH JAHAT BANGET!"

"Ya makanya, diem. Sana tengok Iwa dikamar, bubbi butuh bantuan kamu kali." Usir Iqbaal. "Oke, jangan marah bro Iqbaal. Woles."

"Mas Lintang!"

"Iyaaaa! Maap bro!"

****

(Namakamu) menguncir rambutnya model messybun. Ia lalu menggendong bayi perempuannya yang bernama Gadis Qalela Khatulistiwa yang lahir tujuh bulan lalu. Gadis atau yang disebut Iwa ini sangat lengket sekali dengan ibundanya, makanya Iwa belum bisa tidur jauh dari (Namakamu) atau Iqbaal jadi masih satu kamar belum pisah kamar.

(Namakamu) menggendong Iwa dengan baby carriernya, ia lalu keluar kamar dan kearah ruang makan karena sudah jam makan malam. "Iiih, bubbi! Kok keluar sih? Katanya sakit!"

"Pusing juga didalem kamar terus, mas.." jawab (Namakamu). (Namakamu) lalu menaruh Iwa di highchair untuk ikut makan malam,

"Udah enakan badannya?" Tanya Iqbaal ke (Namakamu). (Namakamu) hanya menjawabnya lewat dehaman yang membuat Lintang dan Iqbaal bingung. "Udah enakan, La?"

ALE & ALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang