seventeen

6.7K 876 92
                                    

Pacific Place, Sudirman. Tempat itu yang sedang (Namakamu) singgahi atas permintaan Iqbaal.

Ia mencari salah satu lounge si Pacific Place yang bernama Cork&Screw untuk menjadi titik temunya dengan Iqbaal. "Mana sih mas Ale?"

"Silahkan, sudah ada reservasi sebelumnya?" Tanya pelayan yang melihat (Namakamu) bingung karena tak terlihat batang hidungnya Iqbaal.

"Sudah, atas nama Iqbaal Dhiafakhri, ada?" Tanya (Namakamu). Pelayan itu tersenyum, "Oh.. ada, silahkan ikut saya."

(Namakamu) menganggukan kepalanya dan mengikuti arah dari pelayan tersebut ke meja yang di reservasi oleh Iqbaal. "Eh, Ala." Sapa Iqbaal saat melihat (Namakamu) datang di antar oleh pelayan.

"Ala bingung mas dimana, nggak keliatan soalnya. Ternyata mas ambil di outdoor."

Iqbaal terkekeh. "Kenapa nggak telpon mas aja?"

"Ala kira mas udah mulai meeting nya, makanya Ala nggak telp. Mas ngapain sih minta temenin Ala?" Tanya (Namakamu) pada Iqbaal. "Minta temenin aja, biar mas makin semangat. Emang nya nggak boleh kalo mas minta temenin Ala?"

"Hmm, boleh sih.. tapi tumben aja, eh nggak tumben deh. Sebelumnya mas sering minta temenin Dyvara kan?"

Iqbaal menggelengkan kepalanya. "Nggak pernah, mas nggak pernah ngajak Dyvara kalo soal pekerjaan."

"Kalo mbak Lyta?"

"Lyta lagi.. dia nggak pernah sama sekali dari mas jadi karyawan biasa sampe udah jadi direktur gini." Jawab Iqbaal dan menghisap rokoknya. "So, i'm the only one for this things?"

"Yes, you are." Jawab Iqbaal tersenyum dan mengacak rambut (Namakamu). "Maaas, jangan diacak rambut Ala, ini kan udah rapih!" Rengek (Namakamu) membuat Iqbaal malah gemas.

"Abisnya mas gemes tau nggak? Ala selalu ingin tau soal kehidupan mas."

"Ih geer, Ala cuma nanya, bukan ingin tau. Bedain kali." Jawab (Namakamu) jutek. "Bagi mas sama aja, Ala udah makan? Mau makan apa?"

"Makanannya mahal-mahal, Ala lagi nggak megang uang." Tolak (Namakamu) pada Iqbaal. "Mas Ale yang bayarin. Ala makan ya?"

"Hmm, tapi mau Ala banyak, nggak papa?" Tanya (Namakamu). Iqbaal menganggukan kepalanya seraya tersenyum, "pesen semua yang Ala mau, mas Ale bayarin pokoknya."

"Yeay, thank you, mas!"

"As long as you happy, i'm happy too, Alana." Ucap Iqbaal dan tersenyum melihat wajah ceria (Namakamu). Terlihat (Namakamu) memilih beberapa makanan dan minuman di buku menu dan pasti ditulis oleh pelayan.

"Baik, ditunggu sebentar ya pesanannya." Ucap pelayan itu. (Namakamu) dan Iqbaal sama-sama menganggukan kepalanya,

"Temen-temen mas kapan dateng?" Tanya (Namakamu) pada Iqbaal. "Bentar lagi juga dateng, kenapa?"

"Ala nggak enak, masa lagi makan terus temennya mas sama mas malah meeting." Jawab (Namakamu). "Nggak papa, mereka ngerti kok."

"Oke!"

"Alana.." panggil Iqbaal. "Ya, mas?"

"Habis ini nonton yuk, mau nggak?" Ajak Iqbaal pada (Namakamu). (Namakamu) terlihat berpikir sebentar, "boleh, mau nonton apa?"

"US, mau?"

"Mau.." jawab (Namakamu). "Okay, habis ini kita nonton ya."

"Oke deh."

****

Proses meeting Iqbaal dan rekannya memakan waktu cukup lama membuat (Namakamu) sedikit bosan tadi, ia pun tadi memainkan iPad Iqbaal disaat Iqbaal tengah memimpin meeting nya tadi. Sekarang pun ia dan Iqbaal menuju ke bioskop untuk menonton film.

ALE & ALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang