(Namakamu) tengah berdiri didepan pintu kamar yang habis di bel oleh Lyta di lantai 22. "Mbak Lyta, ini aku nggak papa ikut?" Tanya (Namakamu). Mereka sudah mengobrol lumayan banyak, jadi (Namakamu) agak rileks mengobrol dengan Lyta.
"Santai aja, (Nam)." Jawab Lyta kemudian memencet tombol bel lagi. Tak lama terlihat seorang pria membuka pintu itu,
"Lyta?"
"Mir." Ucap Arlyta dan memeluk Emir singkat. "Masuk silahkan, Lyt." Ucap Emir bermaksud mempersilahkan Arlyta dan (Namakamu) masuk kedalam ruang apartmentnya.
Tak lama Emir masuk kedalam menyisakan (Namakamu) dan Arlyta berdua di ruang tamu. "Bunda? Kak (Namakamu)?" Ucap seseorang yang sangat (Namakamu) kenal suaranya.
Arlyta segera memeluk Lintang erat sedangkan (Namakamu) betah dengan wajah bingungnya. "Lyta?" Ucap Iqbaal juga yang menyusul Lintang bersama Emir.
"Lintang, bunda kangen banget." Ucap Arlyta dan menangis. "Bun, bunda kenal kak (Namakamu)?" Tanya Lintang dan membuat (Namakamu) memelototkan matanya karena Lintang bertanya di waktu yang tak tepat.
Lintang mengerti dan memeluk kembali ibunya. Setelah puas berpelukan, Arlyta tersenyum. "Baal, Mir, kenalin ini (Namakamu)."
(Namakamu) tersenyum. "Hallo om, eh! Maaf, maksud saya mas."
Emir tersenyum geli. "Emir."
"Iqbaal, ayahnya Lintang. Kamu yang dikafe tadi bukan sama 2 orang cewe juga?" Tanya Iqbaal dijawab anggukan kepala dari (Namakamu). "Mas Iqbaal liat saya? Saya malah nggak liat mas Iqbaal."
"Bohong, kedua temen kamu ribut kok pas liat saya." (Namakamu) tersenyum kikuk. "Ini kak (Namakamu) yang Lintang bilang, yah, om."
"Tunggu, gimana caranya kamu bisa kesini sama (Namakamu), Lyt?" Tanya Iqbaal. "Bunda, kenapa bisa kesini sama kak (Namakamu)?"
"Kalian kok saling kenal?" Tanya Lyta balik. (Namakamu) tersenyum kikuk, "tadi saya nolongin mbak Lyta. Dia dipukulin sama calon suam--"
"Tuhkan, Lintang udah bilang sama bunda, stop cari calon suami kalo ujung-ujungnya kayak gitu, bun!" Potong Lintang memarahi ibunya. Lyta terdiam dan menunduk,
"Lintang." Tegur (Namakamu) dan Lintang langsung diam juga. "Tapi calon suaminya udah di usir sama pelayan situ, terus mbak Lyta bilang kalo mbak Lyta mau cari anaknya, karena kalo mbak Lyta bilang langsung sama anaknya, anaknya nggak mau ketemu mbak Lyta." Jelas (Namakamu).
"Hubungan Lintang dengan Lyta memang tidak sebaik hubungan saya dengan Lintang, (Namakamu)." Ucap Iqbaal membuat (Namakamu) tersenyum paksa.
"yha si om, dikira gue gatau hubungan lo sama anak lo gimana." Batin (Namakamu). "Ayah kasih tau Lyta, kamu hamilin Dyvara, Baal?" Tanya Lyta kepada Iqbaal.
Iqbaal terlihat sedikit terkejut namun ia langsung merubah kembali ekspresinya. "Maka dari itu, Lyta mau bawa Lintang aja kalo Lintang masih belum bisa nerima Dyvara. Kasian Lintang, Baal." Jelas Lyta sesuai dengan niat awalnya.
"Lintang nggak mau sama bunda. Bunda sama ayah sama aja, lebih baik Lintang sama kakek dan nenek." Ucap Lintang. "Anaknya nggak mau sama kamu, tuh." Sahut Iqbaal.
"Gini Lyta, masalah Dyva hamil memang bener. Tapi hal itu nggak langsung juga diterima sama Iqbaal, kita mau cek juga. Bener anak Iqbaal atau bukan." Jelas Emir. Herry dan Rike memang sudah tau masalah Dyvara dari Lintang. Mereka sudah pasti marah besar, namun Iqbaal meyakini mereka bahwa hal itu tak akan terjadi.
"Jadi, maksudnya?" Tanya Lyta. "Jadi kita tunggu aja buktinya ya, baru bisa ditentuin, Lintang mau tinggal sama siapa."
"Kalo Lintang nggak boleh tinggal sama kakek sama nenek, Lintang mau tinggal sama kak (Namakamu)!" Sontak semuanya menoleh kearah (Namakamu) yang menatap Lintang terkejut.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALE & ALA
Fanfiction"Nama tante siapa?" --- tanya Lintang. "Tante? Gue masih muda." "Seumur sama ayah ku?" "Intinya umur gue masih 22 tahun, jangan panggil tante. Panggil aja kakak." "Jadi kakak masih bisa nikah dong sama ayahku? Ayahku masih 28 tahun, kok. Dan, nama a...