"Mas, Ala mau nanya.."
"Tanya apa?" Tanya Iqbaal kembali yang sedang terduduk di ranjang sedang bermain ponselnya. "Tadi Sarah bilang sama Ala, katanya akhirnya sisempit itu melonggar. Artinya apa sih mas?"
Iqbaal menatap (Namakamu) bingung lalu ia tertawa. "Maaaas.. kok ketawa?"
"Sini kamunya." Pinta Iqbaal sembari tertawa. (Namakamu) mengerecutkan bibirnya dan menghampiri Iqbaal, Iqbaal memangku (Namakamu) dan sebelumnya ia menguncir rambut (Namakamu) terlebih dahulu.
"Mas cepet artinya apa..." Rengek (Namakamu). "Gabisa dijelasin pake kalimat sayang, harus di praktek-in dulu baru nanti Ala ngerti."
"Masa nggak bisa?"
"Nggak bisa." Jawab Iqbaal. (Namakamu) pun memilih memeluk Iqbaal dan menyenderkan kepalanya di bahu Iqbaal dengan rasa nyaman. "Istri mas sekarang ya?"
"Iya.."
"Seneng nggak?"
"Banget.."
Iqbaal tersenyum dan memeluk (Namakamu) erat bagaikan (Namakamu) miliknya seluruhnya. "Mas."
"Hmm?" Jawab Iqbaal. (Namakamu) melepas pelukannya dan berniat hanya mengobrol sembari menatap wajah Iqbaal.
"Apa malam pertama itu wajib dilakukan mas?" Tanya (Namakamu). "Nggak juga. Mas nunggu Ala siap kok, kapan pun Ala siap ya baru mas ngelakuin itu."
"Waktu mas sama mbak Lyta?"
Iqbaal tersenyum dan mengecup bibir (Namakamu) singkat. "Mas nggak ada malam pertama, Alana.. kan mas nikah sama dia karena kecelakaan."
"Berarti malam pertamanya sebelum nikah dong?"
"Iya.."
"Mas nakal." Ucap (Namakamu). "Ya maaf.. dulu mas belum tau kalo jadinya akan seperti ini."
"Makanya mas, sexual education itu penting!"
"Oh begitu ya, ibu Psikolog?" Goda Iqbaal membuat (Namakamu) menyengir. "Beloman! Mas pikir cuma nyandang S.Psi udah bisa jadi Psikolog? Belom lah! Musti S2 dulu kalo perlu S3."
"Yuk, mau kuliah lagi?"
"Mauuuu.. tapi nanti aja deh. Ala masih capek belajar." Jawab (Namakamu). "Yang nggak capek apa dong?"
"Belajar jadi istri dan ibu yang baik untuk mas dan Lintang." Jawab (Namakamu) yang membuat Iqbaal terkekeh dan mengecup leher jenjang (Namakamu) dengan gemas.
(Namakamu) tertawa geli karena ia merasa tak nyaman dengan kecupan Iqbaal di lehernya. "Mas, are you sure?"
"I'm sure about what?" Tanya Iqbaal dan menghentikan aksinya. "Untuk nggak malam pertama?"
"I'm pretty sure. Kenapa sih?"
"Nggak ada, tanya aja. Kalo di tolak nanti dosa." Jawab (Namakamu) dan mulai pindah dari pangkuan Iqbaal tapi ke ranjangnya. (Namakamu) mulai berbaring di susul Iqbaal yang ikut berbaring juga.
"Emangnya Ala mau kalo malam pertama?"
(Namakamu) menatap wajah Iqbaal. "Hmm.. nggak tau. Masih bingung."
"Kalo nggak yakin, jangan. Nanti--"
"Nanti semuanya nggak akan berjalan mulus karena dalam Psikologi untuk menjalankan kegiatan seksual harus ada kemauan dulu baru semuanya bisa menjadi lancar dan nikmat." Potong (Namakamu) membuat Iqbaal lagi-lagi terkekeh. "Pinter amat sih ibu Psikolognya mas?"
"Pinter lah! Ala kan siswi cumlaude!"
"And also, i'm so proud of you." Ucap Iqbaal. "Ala juga bangga punya suami kayak mas."

KAMU SEDANG MEMBACA
ALE & ALA
Fanfiction"Nama tante siapa?" --- tanya Lintang. "Tante? Gue masih muda." "Seumur sama ayah ku?" "Intinya umur gue masih 22 tahun, jangan panggil tante. Panggil aja kakak." "Jadi kakak masih bisa nikah dong sama ayahku? Ayahku masih 28 tahun, kok. Dan, nama a...