"Iya intinya saya mau pernikahannya sederhana aja, calon istri saya nggak mau mewah-mewah." Ucap Iqbaal pada salah satu crew Wedding Organizer atau WO untuk mengurus pernikahan mereka.
"Mas, kayaknya segini masih kemewahan deh." Ucap (Namakamu) pada Iqbaal. "Kemewahan dari segi mananya sih La? Segini udah pas, ah!"
(Namakamu) terdiam. "Mas ini tuh masih too much menurut Ala, seriusan, Ala nggak bohong. Coba mas bayangin, mas bilang ini sederhana tapi di ballroom gini dong mas. Ini tuh too--"
Iqbaal menaruh telunjuknya dimulut (Namakamu) yang masih berkicau. "Berisik ih, segini menurut mas udah sederhana kok."
(Namakamu) menepis telunjuk Iqbaal dan menghela nafasnya kasar, "katanya nurutin Ala, tapi soal kayak gini aja mana?! Nggak diturutin?!"
"Yaudah sekarang mau Ala apa? Ala mau di pinggir kali gitu nikahnya?"
"Apaan sih kok ke kali segala ih? Mas nggak jelas sekarang!" Balas (Namakamu) ketus. "Ya kamu yang nggak jelas, kamu mau sederhananya kayak apa aja mas nggak tau."
"Terus aja nyalahin Ala, berarti Ala yang salah gitu?!"
Iqbaal menatap (Namakamu) kesal. "Pak, mbak.. maaf kalo boleh saya ganggu, calon pengantin nggak boleh ribut hehehe.."
"DIEM!" Bentak (Namakamu) dan Iqbaal secara bersamaan kepada salah satu crew dari WO tersebut. "Kapan mas nyalahin Ala? Mas nggak nyalahin!"
"Tadi buktinya apa?! Mas bilang kalo Ala nggak jelas, tapi mas bilang nya mau nurutin apa yang Ala pinta. Mana?! Ala nggak mau nikah di hotel!" Ketus (Namakamu).
"Yakan mas harus ngundang kolega, La, masa dipinggir kali sih?!"
"Ck, yang mau dipinggir kali siapa sih, mas?! Ada yang bilang mau dipinggir kali?! Apa Ala dari tadi dikasih kesempatan untuk ngasih pendapat?! Nggak kan?! Semua mas yang atur!" Iqbaal terdiam.
"Diem kan?! Emang iya, daritadi mas yang nyerocos aja nyampein keinginan mas! Mas mas WO ini saksinya, yakan?!"
"Ah, eungh.. kita nggak tau apa-apa, mbak.." tolak para crew WO tersebut yang tak mau ikut campur.
"Iyakan?! Jujur aja sama saya!"
"I-i-iya, mbak, baik."
(Namakamu) menatap Iqbaal remeh. "Yaudah kalo gitu, Ala mau dimana? Ala mau nikah kayak apa? Apa yang menurut Ala sederhana?"
"Saya mau model resepsinya sekalian dinner gitu, dan sederhana tetep ya. Untuk dekor nya sih saya terserah aja, tapi saya mau tetep sederhana dan lebih kekeluargaan aja sih." Ucap (Namakamu) kepada para crew WO.
"Buat aja di hotel Mulia dinnernya," sahut Iqbaal. "Mas gila?! Ala bilang kan yang sederhana, kenapa di hotel lagi hotel lagi?!"
"Terus dimana sih maunya?! Warteg? Pecel lele pinggir jalan? Rumah makan padang? Apa gimana?!"
"Ya apa kek, restoran kan banyak! Nggak harus hotel! Mas nih ya Allah, buang-buang uang, mas!" Ketus (Namakamu) lagi. "Mas cuma mau yang terbaik sayang,"
"Itu udah terbaik menurut Ala!" Bentak (Namakamu) pada akhirnya yang membuat Iqbaal menganggukan kepalanya tak berani lagi. "Yaudah, lakuin aja sesuka Alana ya.."
(Namakamu) melirik Iqbaal sinis dan tak peduli ia melanjutkan untuk membicarakan keinginannya dengan crew-crew WO nya.
****
"Hei, udah sih, udah lewat, masih aja diemin mas." Ucap Iqbaal saat (Namakamu) yang belum nengajak ngobrol Iqbaal sedari tadi. (Namakamu) menghela nafasnya dan tak memperdulikan Iqbaal.
"Ala,"
(Namakamu) terdiam.
"Kan mas udah bilang, kalo ada yang nggak disuka dari mas tuh bilang, jadi mas tau apa yang harus diperbaiki."
(Namakamu) menatap Iqbaal sepenuhnya, mereka sedang berada didalam mobil sebelum (Namakamu) turun di depan kos Shilla. "Alana mau tanya sama mas, mas ini pacaran sama siapa ya?"
"Sama Alana lah,"
"Jangka umurnya?" Tanya (Namakamu) lagi. "Lah, kok jadi ke umur sih? Mas males kalo mainnya umur."
"Yaudah jawab aja apa susahnya sih!"
"Yaudah, Ala umur 22, mas umur 28. Puas?" Jawab Iqbaal pada akhirnya. "Berarti mas pacaran sama anak muda, which means kalo pacaran sama anak muda musti kudu wajib peka! Ya mas peka sendiri kalo Ala diem itu kenapa."
"Alana (Namakamu) Zavierra, dengerin ya mas bicara. Mau anak muda kek, anak tua kek, janda kek, duda kek, pelakor kek, pembinor kek, tetep aja, yang namanya ko mu ni ka si itu penting! Jadi jangan kamu pikir semua laki-laki itu cenayang!"
(Namakamu) mengerutkan dahinya. "Peka sama cenayang tuh beda lho, mas! Ala bilang peka!"
"Ya sama aja dong La, kalo peka sama aja mas musti nebak apa masalah yang lagi di hadapi sama Ala sampe-sampe Ala bete gitu ke mas!" Balas Iqbaal tetap tak mau kalah. "Mas suka gini ke Dyva kan?"
"Apa? Nggak! Kata siapa?"
"Bilang aja, sama Dyva aja nurut aja, mangut aja kalo disuruh nebak dia kenapa, sama Ala ngegas mulu!"
Iqbaal mendengus. "Yakan Dyva bukan istri mas, Ala istri mas, mas mau yang terbaik untuk Ala biar kita langgeng."
"Elah."
"Mas serius, jangan suka sepelein mas kenapa sih?" Sewot Iqbaal. "Apaan sih? Yang sepelein siapa? Ala biasa aja. Yaudah ah, Ala mau pulang!"
"Kenapa dulu, pertanyaan mas nggak dijawab tadi." Tahan Iqbaal pada (Namakamu). "Yaelah, tanpa dikasih tau mas tau kan? Ala cuma kesel mas kayak tadi aja."
"Yaudah kan mas minta maaf,"
"Kapan?"
"Tadi."
(Namakamu) berdecih, "Perasaan belum minta maaf daritadi."
"Iya, oke, mas minta maaf sayang.. jangan ngambek gitu lagi ah. Besok kan fitting nyari baju untuk wisuda." Ucap Iqbaal mencairkan suasana. "Yaudah. Ala mau pulang dulu,"
Iqbaal lantas menarik tubuh (Namakamu) dan memeluknya. "Mas sayang banget sama Ala."
(Namakamu) tersenyum. "Kok nggak dibales?"
"Emang cinta butuh balasan?"
"Butuh lah! Kalo nggak mah cinta bertepuk sebelah tangan dong, La!" Balas Iqbaal tak terima. (Namakamu) tertawa dan mengecup pipi Iqbaal kilat lalu segera turun dari mobil,
"Mas! I love you more than anything!" Pekik (Namakamu) membuat Iqbaal tersenyum lega dan terkekeh. "See you tomorrow cantiknya mas!"
"See you handsome tengil!"
****
W BIKIN ALE ALA NGEBUT INI SOALE COBAT W ADA YANG MAU MONDOK W GATEGA NANTI DIA MONDOK KEPIKIRAN MAS DUDA LAGI:( WOI syakirahnjm UDA YEK POKUS MONDOK JAN KEPIKIRAN MAS DUDA WKKWWKWK
P.s kenyang kan peeps la familia sekaligus Ale Ala?:P
-messyfellas

KAMU SEDANG MEMBACA
ALE & ALA
Fiksi Penggemar"Nama tante siapa?" --- tanya Lintang. "Tante? Gue masih muda." "Seumur sama ayah ku?" "Intinya umur gue masih 22 tahun, jangan panggil tante. Panggil aja kakak." "Jadi kakak masih bisa nikah dong sama ayahku? Ayahku masih 28 tahun, kok. Dan, nama a...