fifty one

6.6K 858 210
                                    

"Buka dong matanya, lemah banget sih? Katanya jagoan? Katanya nggak takut sama siapa-siapa?" (Namakamu) memaksa membuka matanya dan melihat siapa yang berada di depannya sekarang. Mata (Namakamu) memicing saat melihat wajah cantik Elen dan Dyvara yang sedang tersenyum sinis memandang kearahnya.

"Lepasin gue, brengsek!" Pekik (Namakamu) saat menyadar bahwa tangan dan kakinya diikat bersamaan memakai tali. "Lepas apaan? Nyawa lo gue lepas?" Tanya Dyvara meremehkan (Namakamu).

"Just. Tell. Me. What. Do. You. Want. From. Me." Ucap (Namakamu) dengan penuh penekanan kepada Elen dan Dyvara. Yang ditanya pun tertawa terbahak-bahak,

"Beda-beda maunya. Tapi yang jelas gue mau lo mati konyol sih." Jawab Dyvara lagi.

"Bhak! sebelum lo matiin konyol gue. Gue matiin lo ngangkang berasa ntar." Remeh (Namakamu) kepada Dyvara karena merasa bahwa Dyvara bukan musuh yang pas untuk (Namakamu).

"(Namakamu).. ibu nggak kamu apa-apa nak.. cuma mau bikin kamu hancur aja. Oh tapi, ibu nggak mau yang namanya kamu langsung hancur gitu aja.. ibu maunya, kamu merasakan sakit dulu. Gimana? Hm?" Kini, Elen yang berbicara dengan berbisik di telinga (Namakamu) lalu setelahnya Elen menampar pipi (Namakamu).

(Namakamu) mendesis kesakitan, lalu ia menatap Elen dan Dyvara bergantian dengan tatapan tajamnya. "YAUDAH KASIH TAU GUE BAGAIMANA LO MENGHANCURKAN HIDUP GU--"

Belum selesai (Namakamu) memekik seperti itu, lagi-lagi Elen menampar (Namakamu) lebih kencang. Lalu Elen meraih dagu (Namakamu) keras,

"Jangan berani mengatakan hal tersebut kepada saya, anak setan. Nyawamu sudah berada ditangan saya."

"Masa? Nyawa gue di tangan Tuhan. Dan lo bukan Tuhan, jangan pernah sekalipun lo bicara selayak lo Tuhan. Kalo Tuhan nggak mengambil nyawa gue, i'm so sorry, tapi gue nggak akan meninggal ditangan busuk lo." Balas (Namakamu) tak mau kalah. Elen menggeram dan kembali menampar (Namakamu). "KURANG AJAR!"

"Gue kurang ajar ke lo sama jongos lo doang, soalnya muka lo bedua minta gue hajar!" Pekik (Namakamu) yang daritadi meremehkan Elen dan Dyvara membuat kedua manusia itu semakin panas.

"Tan, dikeluarin sekarang aja deh. Kurang ajar ni orang lama-lama." Ucap Dyvara membuat Elen menatap (Namakamu) tajam. "Kamu masih berani sama saya?" Tanya Elen.

"Takut cuma sama Allah SWT dibilang. Takut sama lo emangnya lo siapa? Penting juga nggak dihidup gue, nyusahin iya." Balas (Namakamu) menyebalkan lagi-lagi membuat Elen menampar pipi (Namakamu) lagi.

"Nampar mulu, gemes lo sama pipi gue?" Tanya (Namakamu). Kali ini Dyvara langsung menambal mulut (Namakamu) menggunakan tali dan ditambah plester dengan lakban.

Bersamaan dengan itu, Elen pun masuk kedalam ruangan lain dan keluar lagi menggeret Arif yang ternyata bernasib sama dengan (Namakamu) yaitu kaki dan tangannya di ikat juga mulut yang ditambal dengan tali.

(Namakamu) terkejut bukan main. Ia lebih baik dirinya yang disakiti ketimbang keluarga atau orang terdekatnya. (Namakamu) berontak yang menyebabkan ia terjatuh bersama kursi yang didudukinya.

"DIEM!" Bentak Dyvara dan menendang perut (Namakamu) kencang membuat (Namakamu) meringis. "ANDA TAU BERAPA LAMA SAYA MENGINCAR PAPA ANDA UNTUK SAYA JADIKAN BANK SAYA?" Tanya Elen kepada (Namakamu).

(Namakamu) menatap mata Elen dan Arif secara bergantian. Tersirat tatapan permohonan dari Arif yang (Namakamu) sangat hafal sekali, ia harus melarikan diri dari tempat ini.

"Bertahun-tahun saya mengincar bapak tua ini, anak setan. Bapak anda yang kaya raya, memiliki investasi dan segala macamnya ia miliki. Tapi yang tidak ia miliki hanya satu, yaitu kecerdasan. Kalau beliau cerdas, beliau tidak akan mungkin berada disini bersama anda. Benar?" Cerocos Elen membuat (Namakamu) geram dan kembali berontak.

Dyvara lagi-lagi menendang perut (Namakamu). (Namakamu) terus berontak sampai akhirnya Dyvara menaruh kakinya tepat diatas perut (Namakamu) berancang akan menginjaknya.

Arif yang melihatnya pun memekik tak jelas karena mulutnya yang di tambal atau di sekap. Elen tertawa dan ia mengeluarkan pistol dari laci meja yang berada disebelahnya.

"Lo mau diem atau pistol itu nembus di kepala lo?!" Tanya Dyvara membuat (Namakamu) terdiam. "Anda tau ini apa?" Tanya Elen dan menghampiri (Namakamu) menyetarakan tinggi dari tubuh (Namakamu) yang terjatuh.

"ANDA TAU APA NGGAK?! JAWAB!" Bentak Elen membuat (Namakamu) berontak lagi yang membuat Elen langsung menaruh pistol tersebut di dahi (Namakamu). Arif menginsyaratkan lewat matanya agar (Namakamu) tidak mengambil tindakan yang salah.

Dyvara yang peka pun langsung membuka tambalan mulut (Namakamu). "Sekarang jawab saya. Anda tau ini apa?"

"PISTOL, BRENGSEK!"

Jawaban (Namakamu) mengundang amarah Elen, Elen langsung memukul wajah (Namakamu) menggunakan gagang pistol tersebut. Arif memekik saat melihat anaknya disakiti oleh istrinya,

"ANDA NGGAK ADA TAKUT-TAKUTNYA DENGAN SAYA YA RUPANYA?!"

(Namakamu) menggelengkan kepalanya dan masih menatap tajam Elen. "LO MAU APA DARI GUE DAN PAPA HAH?!"

"Saya? Mau kalian mati ditangan saya. Sudah terjawab?" Jawab Elen dengan nada yang tak mengenakan. Elen perlahan berdiri dari posisi dimana (Namakamu) berada dan ia langsung berjalan dimana posisi Arif berada.

"Papa Arif.. yang kaya raya tak berhenti. Mempumyai anak berperilaku iblis yang berani menentang saya." Bisik Elen eksotis pada Arif.

"Gue mohon, lo boleh bunuh atau sakiti gue. Tapi jangan bokap gue. Gue mohon." Pinta (Namakamu) yang akhirnya menangis memohon. Elen dan Dyvara saling menatap dan tertawa,

"Apa?"

"Gue mohon, jangan sakitin bokap gue. Gue belum ngebahagiain dia."

Elen langsung mencekik leher Arif, "Maaf, nggak akan bisa."

Dan..

DOR!

/bukan suara balon meletus, suara pistol ceunah./

"PAPA!!!!!!" Pekik (Namakamu) kencanh sembari menangis dan langsung berontak saat melihat Arif langsung memejamkan matanya bersamaan dengan peluru yang menembus kepalanya. Kejadian begitu pesat.

Bahkan (Namakamu) sama sekali tak bisa berkutik apa-apa. Ia benar-benar tak berguna. Ia wajar mati ditangan Elen dan Dyvara juga.






****

klimaks tp gak dah rasa rasanya mah. gimana klimaks ga. w males ah lanjut kalo komennye dikit:(

ala w buat meninggal ape gmn ni

-messyfellas

ALE & ALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang