twenty three

5.4K 888 75
                                    

"Maaf tante, ma-maksud tante apa?" Tanya Lintang. "Kamu itu, anak yang muncul atau hadir sebelum ayah dan bunda kamu itu nikah, Lintang. Asal kamu tau aja ya."

"Dyvara, cukup!" Sentak Iqbaal karena melihat perubahan ekspresi Lintang yang mulai ingin menangis. Lintang lalu melepaskan genggamannya dari (Namakamu) dan berlari keluar kamar nya.

(Namakamu) menatap Dyvara tajam, disusul juga Iqbaal yang menjadi tatapannya tajam kepada Dyvara.

Lalu (Namakamu) segera mengejar Lintang sebelum Lintang pergi terlalu jauh. "Lintang, tunggu!" Panggil (Namakamu) melihat Lintang pergi ke dalam lift.

Sayangnya, pintu lift itu tertutup dan membuat (Namakamu) harus tetap lari mengejar Lintang menggunakan tangga darurat dan berhenti di setiap lantainya untuk mengecek Lintang berhenti di lantai berapa.

"Bangke si Lintang, gue dikerjain sampe lantai berapa lagi ini bocah." Gumam (Namakamu) dan terus menaiki tangga sampe dengan lantai dimana kolam renang itu berada.

"Lintang.. hhhhh capek!" Panggil (Namakamu) dengan nafas terengah-engah. "Ngapain sih bubbi ikutin Lintang?!" Tanya Lintang masih dengan nada yang marah.

"Bubbi udah tau kan kalo Lintang anak haram?!"

(Namakamu) belum mampu menjawab, nafasnya masih terengah-engah. "Jawab bubbi!"

"Kenapa sih bub? Kenapa harus nyembunyiin ini dari Lintang?! KENAPA?!"

"Anjing lah ngerocos mulu, gimana mau jawab napas aja susah." Batin (Namakamu) dan masih menatap Lintang.

"Ayah juga, tega banget nyembunyiin Lintang. Lintang sakit hati bub! Lintang anak haram!" Bentak Lintang lagi. "Lintang." Panggil (Namakamu) yang nafasnya sudah normal kembali.

"Bubbi minta maaf kalo bubbi selama ini nyembunyiin ini dari Lintang." Ucap (Namakamu). "Ya emang bubbi pikir dengan nyembunyiin ini, Lintang bakal nggak tau dan berjalan mulus gitu?"

(Namakamu) menganggukan kepalanya. "Bubbi orang baru, bubbi baru deket sama ayah aja belum ada hitungan bulan. Ayah kasih tau hal itu juga belum lama ke bubbi."

"Ya tapikan bubbi bisa kasih tau Lintang."

"Ayah kasih amanah ke bubbi untuk nggak kasih tau hal ini, bubbi juga nggak tau bakalan di bocorin sama si jamet bermulut besar itu." Balas (Namakamu) dengan kesal juga karena ulah Dyvara semuanya jadi berantakan.

Lintang terdiam. (Namakamu) menatap Lintang tak enak, "Lintang marah ya?"

"YA BUBBI AJA PIKIR SENDIRI! PAS TAU TERNYATA KITA BUKAN ANAK YANG DIHASILIN KARENA IKATAN PERNIKAHAN TUH RASANYA GIMANA?!" Bentak Lintang pada (Namakamu).

Tak sadar pula, (Namakamu) menangis dalam diam. Ia hanya mengusap air matanya sesekali,

"BUBBI GAK PERNAH KAN RASAIN ITU?! LINTANG BISA HADIR TANPA ADANYA IKATAN PERNIKAHAN WHICH MEANS AYAH DAN BUNDA NIKAH BELUM TENTU KARENA KEINGINAN MEREKA! TAPI KARENA PAKSAAN!" Bentak Lintang lagi yang sebenarnya ia ingin mengeluarkan emosinya yang terpendam.

(Namakamu) terdiam dan menangis. Ia benar-benar bingung dan hancur dalam satu waktu yang bersamaan, semua masalah menjadi tiba-tiba datang dan menimpa dirinya.

"LINTANG BENCI SAMA AYAH SAMA BUNDA! AYAH BRENGSEK! AYAH SENENG BIKIN WANITA HAMIL DILUAR PERNIKAHAN!"

"Nggak, Lintang.. nggak begitu." Elak (Namakamu) pelan. "YA TERUS APA BUB?! UDAH DUA WANITA YANG HAMIL KARENA AYAH! JANGAN SAMPE BUBBI HAMIL JUGA! APALAGI DENGAN LAKI-LAKI YANG TIDAK BERTANGGUNG JAWAB KAYAK AYAH!"

"Lintang.. coba tenangin diri dulu. Bubbi tau ini berat untuk Lintang, tapi tolong.. tenangin diri dulu. Meluapkan emosi memang dibutuhkan, tapi nggak berarti menyelesaikan permasalahan yang ada." Saran (Namakamu) pada Lintang.

"Lintang.. semua orang punya takaran permasalahan hidupnya masing-masing. Bagi bubbi, permasalahan hidup bubbi udah berat. Dan bagi Lintang juga seperti itu, jadi.. Lintang jangan pernah merasa sendiri. Bubbi juga sama kayak Lintang, harus menyelesaikan dan melewati semua permasalahan yang ada." Jelas (Namakamu).

"Lintang.. terkadang acceptance, ikhlas, dan bersyukur harus diterima dalam satu waktu. Dan Lintang harus menjalankan ketiga nya sekarang. Pertama, Lintang harus menerimanya. Nerima apa yang udah Allah kasih. Kedua, Lintang harus ikhlas, kalo Lintang udah nerima nya, maka Lintang harus ikhlas juga dengan permasalahan itu. Dan ketiga, Lintang harus bersyukur, diluar sana banyak permasalahan hidup orang lain yang nggak kita ketahui juga nggak kalah beratnya dengan permasalahan kita sendiri. Lintang tetep bersyukur bagaimanapun keadaannya, Lintang nggak boleh bilang ayah brengsek, itu ayah Lintang sendiri. Biarpun Lintang hadir tanpa ada ikatan pernikahan, tapi Lintang harus bersyukur karena Lintang beneran darah daging ayah dan bunda. Lintang bukan anak haram.."

Lintang yang mendengar penjelasan (Namakamu) pun segera memeluk (Namakamu) erat. "Bubbi.."

"Nggak papa, Lintang. Bubbi persilahkan kalo Lintang mau nangis, bubbi ngerti kok perasaan Lintang."

Lalu Lintang kembali menangis dipelukkan (Namakamu). (Namakamu) tugasnya sekarang adalah menenangkan Lintang terlebih dahulu.

****

"Tante, Iqbaal kan sudah bilang. Iqbaal nggak akan nikahin Dyvara sampe kita bisa melalukan test DNA." Jawab Iqbaal, ini sudah berpuluh kalinya Iqbaal menjawab dengan perkataan yang sama.

"Mama juga minta tanggung jawab kamu udah ambil virgin nya Vara!" Balas Anna tak mau kalah dan cari topik agar Dyvara bisa menikah dengan Iqbaal.

"Lah? Tante.. anak tante yang ngomong sama Iqbaal kalo udah nggak virgin lagi. Buat apa Iqbaal nikahin orang nggak virgin? Lintang aja nggak seneng sama anak tiri tante ini. Gimana bisa Iqbaal memaksakan sesuatu? Lebih baik Iqbaal kehilangan Dyvara daripada kehilangan Lintang." Balas Iqbaal membuat Dyvara semakin kesal dan akhir nya menampar pipi Iqbaal.

"BRENGSEK KAMU MAS!"

"Silahkan tampar saya sepuas kamu kalo itu memang mau kamu, tapi habis semuanya terbukti kalo itu bukan anak saya, saya minta kamu menjauh dari hidup saya, Lintang ataupun (Namakamu). Mereka adalah tanggung jawab saya."

Anna menatap Iqbaal tajam. "Kamu kan pacaran lebih dulu sama Dyvara, kenapa malah mau nikah sama (Namakamu)?!"

"Hak Iqbaal tante, tante nggak berhak urusin hidup Iqbaal. Ibu Iqbaal, ayah Iqbaal, kakak Iqbaal, anak Iqbaal seluruh keluarga Iqbaal lebih memilih anak kandung tante untuk sebagai istri Iqbaal dibanding anak tiri tante yang ternyata nggak punya etika dan sopan santun dalam berbicara dan berperilaku." Balas Iqbaal sinis.

"Sampe kapanpun, Iqbaal nggak akan pernah lelah dan lengah untuk menjaga anak dan calon istri Iqbaal sekalipun dia udah jadi istri Iqbaal juga. Kalo tante ataupun Dyvara berani nyentuh (Namakamu), Iqbaal nggak peduli dengan siapa kalian, Iqbaal akan mulai permainannya." Bisik Iqbaal mengancam Anna dan Dyvara.

"Tante ngerti? Tante jangan pernah salah langkah untuk berani melawan ucapan Iqbaal ya."

Anna lalu menganggukan kepalanya kaku, sebenarnya ia juga tak berani jika permasalahannya harus mengancam nyawanya. "Sekarang dengan hormat Iqbaal usir tante dan Dyvara. Silahkan pergi dari sini, karena Iqbaal harus menyelesaikan permasalahan Iqbaal dengan Lintang. Ohiya! Besok juga, Iqbaal akan urus test DNA nya."

Anna lalu langsung menarik tangan Dyvara yang menangis namun penuh dendam juga keluar kamar untuk kembali ke rumahnya dengan rasa malu nya. Dan Iqbaal menyusul (Namakamu) juga Lintang untuk menyelesaikan permasalahan lainnya.

****

Maap gais gapandai bikin konflik jgn bully akoooo:")))

-messyfellas.

ALE & ALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang