twenty four

6.3K 940 108
                                    

"Lintang.." panggil Iqbaal saat melihat putra tunggalnya sedang memeluk (Namakamu) erat.

Lintang melepaskan pelukan (Namakamu), dan menatap Iqbaal dengan tatapan sendu nya.

Iqbaal lalu langsung membawa Lintang kedalam dekapan nya dan Iqbaal pun jadi menangis di bahu Lintang. "Ayah." Ucap Lintang saat melihat ayahnya menangis di bahu nya.

"Ayah minta maaf, ayah banyak salah sama Lintang." Ucap Iqbaal disela tangisannya, kalau sudah begini mana tega Lintang sebagai anak yang melihat orang tuanya menangis seperti ini?

"Salah ayah banyak banget sama Lintang, tapi ayah janji selepas ayah minta maaf, ayah akan memperbaiki semuanya, demi Lintang bahagia." Ucap Iqbaal lagi.

Lintang lalu memaksa untuk melepaskan dekapan tersebut, Iqbaal pun melepasnya dan mengusap kedua matanya sendiri. "Ayah, Lintang udah maafin ayah walaupun ayah udah mengecewakan Lintang.. Bubbi bilang, bagaimana pun kesalahan ayah, ayah itu tetep ayahnya Lintang, ayah kandung nya Lintang. Jadi, ayah nggak perlu nangis lagi ya yah.. Lintang nggak tega,"

Iqbaal tersenyum dan menatap (Namakamu) dan Lintang bergantian. "Bubbi bilang apa aja?" Tanya Iqbaal yang malah ingin tau.

"Intinya, Lintang harus bisa acceptance, ikhlas dan bersyukur dalam satu waktu. Dan Lintang pikir.. ketiga hal itu harus Lintang jalanin. Jadi sekarang, karena ayah juga udah tau dan sadar kesalahan ayah, jadi kenapa nggak Lintang maafin aja?" Balas Lintang.

Iqbaal lantas kembali memeluk putra sematawayangnya dengan rasa bangga yang menyelimuti dirinya. "Lintang jangan sebut anak haram lagi ya?" Tanya Iqbaal.

Lintang menganggukan kepalanya. "Iya, yah.. maaf ya yah." Iqbaal mengeratkan sekali pelukannya lalu ia melepasnya. "Mas.. Ala mau minta maaf soal semuanya."

Dahi Iqbaal mengkerut, "minta maaf? Soal apa?"

"Ya ini semua, ini semua terjadi karena Ala mas. Kalo aja Ala nggak ketemu Lintang, nggak ketemu mas pasti nggak kayak gini." Ucap (Namakamu).

"Bukan salah Ala, semua udah terjadi karena takdirnya begini Ala.. Ala nggak boleh bilang gitu, intinya.. sekarang kita fokus aja ke masa depan kita. Kita fokus ke goals kita aja, goals kita kan nikah biar Lintang juga seneng. Yakan, Ntang?"

"Iya, bub. Jangan merasa bersalah dan sedih, kan bubbi kasih tau Lintang harus semangat. Kita jalanin semuanya bareng-bareng bub, pasti bisa kok mencapai goals kita." Sahut Lintang. (Namakamu) dan Iqbaal tersenyum,

"Terus, mas ngomong apa tadi ke mama?" Tanya (Namakamu) pada Iqbaal. "Banyak, mas ancem aja mama Ala. Nggak papa kan? Mas pokonya bilang harusnya anak kandungnya yang di bela, jangan malah anak tirinya mas bilang gitu. Tapi tenang aja, mas bakal ngebela Ala mati-matian sampe titik darah penghabisan."

(Namakamu) sontak tertawa dan Lintang pun bergidik ngeri, "bucin banget sih yah!"

"Bucin?"

"Budak cinta!" Jawab Lintang lalu Iqbaal tertawa. "Yakan ayah sayang sayang sama bubbi emang nggak boleh jadi budak cinta?"

"Boleh cuma alay ih ayah. Geli Lintang dengernya." Balas Lintang. "Yaudah sana pergi atuh kalo geli mah, orang kita lagi jatuh cinta ya La? Orang jatuh cinta mah nggak liat siapa-siapa, tai kucing aja dimakan bisa rasa coklat."

"Ihh, yaudah! Lintang balik ke kamar, jangan lupa, ayah janji mau ngajak ke Universal Studios hari ini. Lintang mau siap-siap dulu!" Ucap Lintang dan langsung lari pergi ke kamarnya.

"Mas mau ajak Lintang ke Universal Studios kah?" Tanya (Namakamu). "Iya, Ala ikut juga. Ala suka kan?"

"Suka, suka banget!"

ALE & ALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang