Jaehyun tampak gelisah karena sejak tadi Hanna belum juga keluar dari kamarnya. Ini sudah hampir pukul 07.00 dan dia bisa terlambat.
"Panggil Hanna dan suruh segera turun!" perintah Jaehyun pada sorang wanita setengah baya di depannya. Dia memang belum berani membangunkan gadis itu langsung. Biasanya Hanna bangun sendiri. Jika kesiangan nyonya Park yang memanggilnya.
"Baik, Tuan."
Jaehyun mengambil duduk dan kembali membaca koran yang sempat dia baca 2 halaman tadi.
"Tuannn!! Tuannn!!" Nyonya Park berlari menuruni tangga dengan wajah pucat. Napasnya tersenggal karena habis menuruni tangga tadi.
"Ada apa?"
"Nona Hanna, Tuan!! "
"Kenapa?"
Tanpa mendengar jawaban wanita itu Jaehyun berlari menaiki tangga dan langsung memasuki kamar Hanna yang sudah terbuka lebar. Jaehyun tidak melihat keganjalan yang terjadi, karena dia hanya melihat Hanna yang sedang tertidur pulas dengan balutan selimut menutupi sampai perutnya. Apa Hanna sakit?
"Hanna! Hanna! Bangun Hanna!" Jaehyun. Menepuk-nepuk bahu Hanna dan pipinya pelan. Namun, tidak ada tanda-tanda gadis itu bangun. Jaehyun memeriksa kening dan lehernya. Tidak panas. Dia meletakkan jari ke hidung Hanna, masih bernapas.
Handphone di atas nakas berdering. Terlihat di layar "Mama" Buru-buru Jaehyun mengangkatnya.
"Halo!! Hanna, kamu pasti baru bangun ya."
Terdengar suara ramah dari sana. Mama Seohyun.
"Maaf, ini Saya____"
"Oo, menantuku. Hanna di mana?"
"Hanna ...."
.
."Ini sudah terjadi selama 10 tahun. Saat pertama kali mendapati Hanna yang tertidur pulas selama tiga hari kami sempat panik. Kami pikir mungkin dia mati suri? Atau koma." Mama Seohyun menghela napas panjang menatap kosong ke depan. "Namun, ternyata itu sering terjadi terus menerus dan sampai sekarang. Kami tidak tahu apa penyebabnya dan bagaimana mengatasinya. Saat kami menanyakannya pada dokter, beberapa dari mereka mengatakan kalau ini adalah Syndrom Putri Tidur. Tapi sebagian pula mengatakan tidak. Kata mereka jika Dilihat dari gejala dan penyebabnya tidak mendekati syndrom itu."
"Kapan biasanya ini terjadi?" tanya Jaehyun.
"Tidak tentu. Ini bahkan sudah lewat dari seminggu. Yang pastinya dalam satu tahun dia biasa mengalami 2 sampai 3 kali," jawab mama Seohyun. Matanya mengamati Jaehyun ragu. Mengamati wajah Jaehyun yang mungkin saja kecewa dengan keadaan anaknya sekarang.
"Jadi ini yang dimaksud rahasianya," lirih Jaehyun pelan.
"Kami memutuskan untuk tidak memberitahu siapapun. Bahkan teman sekolahnya sekali. Saat SD dulu Hanna harus selalu pindah sekolah. Beberapa temannya yang tahu keadaanya sering merundungnya. Bahkan sampai sekarang pun dia memutuskan untuk terus merahasiakan keadaanya."
Jaehyun menghela napas panjang. Menekan nekan pelipisnya sendiri dia mencoba memikirkan Hanna yang kerap kali ceria. Tidak ada sedikitpun gadis itu menunjukkan tanda-tanda memiliki rahasia sebesar ini..
"Kalau begitu kami akan membawa Hanna sekarang. Maaf karena sudah membuat anda tidak nyaman," ucap mama Seohyun canggung.
Jaehyun tampak bingung. Dan menatap wanita paruh baya di depannya penuh tanya.
"Kenapa?"
"Mark sudah memberitahu kami kalau ternyata Hanna tidak memberitahu tentang ini pada anda. Kami benar-benar minta maaf." Mama Sohyun membungkuk sopan. Menumpahkan banyak penyesalan pada pria yang pasti sangat terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Aurora ( Tamat )√
Fanfiction"Woi, Princess aurora!! Ngapain lo di sini sendirian." "Heh, tiang listrik karatan. GUE BUKAN PRINCESS AURORA, BEGO!!! KESEL GUE TIAP KALI LO MANGGIL GUE ITU," Hanna. ## "Om, aku mau nikah sekarang!" Hanna. BRUAKKK!!