Hanna berlari memasuki pintu utama setelah keluar dari mobil.
"Jenoooo!"
Hanna berteriak penuh semangat. Namun, langkahnya terhenti saat mendapati sesosok laki-laki yang duduk dengan Jeno menyambutnya tak kalah antusias.
"Kak Mark?"
Hanna hampir tersedak memanggil kakaknya yang sudah beranjak dari duduknya dan memeluknya erat.
Mark meraup pipi Hanna dengan kedua tangannya. Mencium keningnya dan membelai rambutnya penuh sayang. Dia benar-benar merindukan adik satu-satunya ini.
Mata Mark menangkap sesosok lain yang muncul di depan pintu dengan wajah tak kalah terkejut. Jaehyun menatap ke arah Jeno yang tersenyum sambil melipat kedua tangan di dada.
"Kapan kamu datang?" tanya Jaehyun mengalihkan tatapan pada Mark yang masih merangkul Hanna erat. Dan gadis itu juga terlihat nyaman. Wajahnya lebih cerah dari sebelumnya.
"Udah dari siang tadi. Jeno yang ngundang aku ke sini," jawab Mark sambil tersenyum manis. Diliriknya Hanna di sampingnya. "Lagian aku juga kangen sama Hanna." Mark memeluk bahu Hanna dan menarik gemas hidung adiknya.
Hanna meringis. "Sakit kak," pekik Hanna sambil menepiskan tangan kakaknya kesal.
"Kalian sudah makan?" tanya Jaehyun mengalihkan pembicaraan.
Entah kenapa dia sangat risih dan tidak senang saat melihat Hanna yang bermanja-manja dengan kakaknya. Sepertinya sangat berlebihan, tapi tetap dia tidak ingin melihatnya.
"Sudah. Nyonya Park yang siapkan," jawab Jeno singkat.
Jaehyun menghela napas kasar sambil melirik ke arah Jeno.
"Kalau begitu saya ke atas dulu." Jaehyun berpamitan. "Jeno saya mau bicara sebentar sama kamu," ucap Jaehyun saat melewati Jeno.
.
."Apa yang kamu lakukan?" bentak Jaehyun sambil melemparkan jasnya di lantai. Wajahnya menampilkan amarah yang beberapa detik lalu ditahannya.
"Om kenapa? Aku salah apa lagi?" tanya Jeno memasang wajah bingung.
"Jangan pura-pura bodoh kamu, Jen. Kenapa kamu undang Mark ke sini? Kamu tahu sendiri bagaimana situasi saya dengan Hanna bukan?" Jaehyun sedikit meninggikan suaranya. Tidak masalah. Tohnya mereka sedang di bawah.
Jeno menepuk keningnya pelan. "O, aku lupa, Om. Maaf ya."
Jeno memasang wajah bersalah, tapi terlihat jelas kalau itu dibuat-buat. Jaehyun mendecih sinis. Ke mana Jeno yang menggemaskan dulu.
"Saya yakin kamu sengaja melakukannya?" dengus Jaehyun kesal.
Jeno tersenyum tipis. "Aku mau buktiin aja sama, Om. Apa om bisa nyembunyiin ini sampe akhir?" jawab Jeno santai sambil menyandarkan tubuhnya di dinding.
"Jeno, kamu benar-benar keterlaluan!"
"Ya udah, aku ngantuk, Om. Om pasti bakalan sibuk malam ini. Selamat malam, Om," ucap Jeno dengan senyum lebarnya dan hendak beranjak.
Ceklek!!
Kepala Hanna menyembul dari balik pintu. Wajahnya sangat senang.
"Om. Kak Mark mau nginap di sini!"
"Apa???" pekik Jaehyun terkejut. Wajahnya berubah panik.
"Apa aku harus panggilin nyonya Park untuk beresin semuanya?" tanya Jeno sebelum berlalu menutup pintunya.
Jaehyun mengeratkan tangannya. Sungguh Jeno harus menghilang secepatnya jika begini masalahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Aurora ( Tamat )√
Fanfic"Woi, Princess aurora!! Ngapain lo di sini sendirian." "Heh, tiang listrik karatan. GUE BUKAN PRINCESS AURORA, BEGO!!! KESEL GUE TIAP KALI LO MANGGIL GUE ITU," Hanna. ## "Om, aku mau nikah sekarang!" Hanna. BRUAKKK!!