36. Kesepakatan

137 42 64
                                    


“Hanna beneran deh, om Jae ganteng banget.” Yujin masih memegang pipinya yang memanas. Wajahnya tidak berhengi tersenyum.

Hanna tersenyum kecut. Pikiran tidak karuan. Setelah kedatangan Jaehyun tadi, Hanna langsung disuruh ke kelas terlebih dahulu. 

Sekeras apapun Hanna menahan Jaehyun, pria itu selalu punya kekuatan untuk memenentukan keputusannya sendiri. Dan akhirnya Hanna beranjak dengan perjanjian kalau Jaehyun tidak akan berbicara kasar ataupun sampai menyakiti satu sama lain. Khususnya pada Guanlin.

“Hanna!” Dahyun menepuk pundak Hanna pelan. Namun, gadis di depannya tetap saja terkejut.

“Apaan, sih?”

“Lo belom jawab. Tangan lo kenapa?” tanya Dahyun lagi sambil menatap tangan Hanna yang diperban.

“Jatoh,” jawab Hanna sekenanya. Dia tidak punya jawaban yang tepat, karena pikirannya sedang kalut.

“Masa,” ucap Dahyun tidak percaya. Dia kini sedang sibuk membolak-balikan tangan Hanna sambil mengamatinya lamat-lamat.

“Serah lu Siti, gue lagi males jelasinnya,” jawab Hanna ketus sambil menarik tangannya dari Dahyun.

“Ga mungkin.”

“Woi! Big news!” Yuqi tiba-tiba masuk dengan napas tersenggal-senggal. Dipegangnya meja guru sambil mengatur napasnya terlebih dahulu.

“Ngapa lagi ni lambe turah?” sindir Wojin menatap Yuqi tidak acuh.

“Ada apaan, Yuq?” tanya Mina juga panik.

“Gue baru denger dari kelas sebelah, kalo ... Kalo Sakura di-skors!” teriak Yuqi  yang masih dengan napas satu-satu.

What?”

Serentak semua berteriak  terkejut. Suasana langsung ribut.

“Bini gue.” Wojin memegang kepalanya sendiri. Wajahnya langsung frusyrasi.

“Loh? Kok bisa?” tanya Dahyun heran.

“Katanya, ada hubungannya sama lo, Han,” jalas Yuqi.

Semua serentak menoleh ke arah Hanna. Seakan meminta jawaban dari gadis yang kini sudah termagu.

“Om Jae!” lirih Hanna pelan.

“Hanna!”

Tiba-tiba Jaehyun muncul dan berdiri di depan semua murid. Tentu saja membuat semuanya berteriak histeris. Tak terkecuali Yujin.

Jaehyun mendekati bangku Hanna dengan langkah besar.

“Kita pulang sekarang, ya,” ucap Jaehyun lembut.

“Kenapa, Om?” tanya Hanna canggung. Dia tidak berani menoleh ke kanan dan kiri sedikit pun.

“Ke rumah sakit sekarang.” Jaehyun menunjuk tangan Hanna  dengan dagunya.

“Om, kan bisa nanti aja.”

“Iya, Om. Hanna ke rumah sakit aja sekarang. Dari tadi juga dia kayaknya kurang sehat gitu,” ucap Yujin dengan suara dibuat-buat selembut mungkin. Disslipkan rambutnya ke telinga dengan wajah penuh khawatir.

Jaehyun menoleh ke arah Yujin dan tersenyum. Lagi-lagi semua berteriak histeris mendapati  kedua dimple Jaehyun yang  terpampang nyata.

“Om, buatnya di mana sih lesung pipinya? Manis banget,” teriak Mina dengan wajah memerah.

Lebay lo pada. Lagian Hanna emang sakit apaan sih. Dari tadi juga mulutnya masih kayak morse, lincah kayak biasa. Sakit apapppmmmhhhhhhh___”

Bukan Aurora ( Tamat )√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang