Jaehyun menatap arlojinya. Jam sudah menunjukkan pukul 17.00. Dia menatap sekeliling, sesaat dia tertegun menatap gadis muda yang sedang terlelap di sofa tidak jauh darinya. Segera dia beranjak dari duduk menuju gadis itu.
Jaehyun jongkok menatap Hanna yang sedang terbuai di alam mimpi. Entah dorongan dari mana tangannya bergerak menyibakkan anakkan rambut yang menutupi wajahnya. Lagi-lagi dia tersenyum sambil membelai kepala Hanna lembut, kemudian mengangkatnya menuju tempat tidur.
Jaehyun meletakkan tubuh kecil Hanna di atas tempat tidur dengan hati-hati. Berusaha agar gadis itu tidak terbangun. Dan itu memang berhasil. Walau sejak tadi tangannya sempat bergetar.
Jauh di dalam hatinya, entah kenapa dia merasa sangat aneh dengan Hanna sejak tadi. Ada perasaan yang belum pernah dirasakan. Nyaman, dan jantungnya juga tidak karuan. Bukankah selama ini mereka tinggal bersama? Kenapa baru sekarang?
Jaehyun baru menyadari. Bukankah hari ini pertama kalinya mereka menghabiskan waktu lebih lama dari biasa? Selama ini dia hanya bertemu Hanna saat malam hari, dan pagi hari saat sarapan. Dan untuk pertemuan singkat lainnya hanya dilakukan seperlunya saja. Memperhatikan segala tingkah Hanna bahkan tidak sepenuhnya.
Dan bisa saja ini karena Jeno. Mungkin perasaan aneh ini muncul karena Jeno yang berani menyatakan perasaan pada Hanna waktu itu. Jeno adalah pemenangnya, karena laki-laki itu sudah memiliki perasaan itu terlebih dahulu darinya. Itu juga karena dia memang lebih banyak menghabiskan waktu bersama gadis ini.
Jaehyun mengembuskan napas kasar. Entah kenapa mengingat namanya pun dia kesal. Padahal dulu dia adalah anak yang menggemaskan.
Jaehyun beranjak menuju ke mejanya. Kali ini dia mempercepat otaknya untuk bekerja. Sejak tadi dia ingin pekerjaannya segera selesai. Ingin cepat-cepat membawa Hanna pulang. Itulah yang membuat dia tampak fokus tanpa memedulikan Hanna yang sibuk dengan sendirinya. Dia juga tidak tega melihat keadaan Hanna saat ini. Pasti dia sangat bosan. Berarti seperti ini saat dia sering pulang malam beberapa bulan yang lalu. Makanya gadis itu banyak mengeluh.
.
.“Ooo, jadi ini ....”
“Asssdddddkkjkskddsss!” Jaehyun terkejut setengah mati mendapati Hanna yang sudah berdiri di sampingnya.
“Om ngerjain ini dari tadi? Iiii, serem.” Hanna membungkuk sambil melotot lebar di depan laptop Jaehyun.
“Hanna kamu sudah bangun? Kamu mengejutkan saya.” Jaehyun masih mengatur napasnya yang tertahan. Wajahnya memanas mendapati Hanna yang tiba-tiba muncul di depannya.
“Om, pasti pinter, deh. Ini angka semua, loh. Om yang ngerjain?” tanya Hanna lagi.
Jaehyun benar-benar tidak nyaman karena saat ini Hanna sudah berada di depannya. Jarak mereka terlampau dekat. Entah kenapa dengannya hari ini. Berdekatan dengan Hanna sangat menyiksa.
“Han-hanna! Kamu bisa tidak ....”
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Aurora ( Tamat )√
Fanfic"Woi, Princess aurora!! Ngapain lo di sini sendirian." "Heh, tiang listrik karatan. GUE BUKAN PRINCESS AURORA, BEGO!!! KESEL GUE TIAP KALI LO MANGGIL GUE ITU," Hanna. ## "Om, aku mau nikah sekarang!" Hanna. BRUAKKK!!