"Hanna! Kamu lagi ngapain?" Kepala Jeno menyembul dari balik pintu. Didapatinya Hanna yang sedang merapikan buku-buku di atas meja.
"Aku lagi ngerjain tugas sekolah. Ini udah selesai."
"Nonton yuk! Aku beli es krim."
Mata Hanna berbinar. Cepat-cepat dia langsung meletakkan bukunya dan beranjak.
"Mau! Mau."
"Ayo cepetan!"
Hanna berjalan beriringan menuruni tangga dengan Jeno. Wajahnya berbinar terang.
"Om Jae mana?" tanya Hanna sambil menatap sekeliling.
"Belum pulang."
"Loh, biasanya jam segini udah pulang, kok." Hanna memasang wajah kecewa. Namun, sepertinya tidak terlalu karena ada Jeno sekarang. Dia tidak sendiri.
"Katanya ada mau ditemui. Kamu ga dapet pesan?" tanya Jeno heran. Sekilas dia menatap Hanna penuh selidik.
"Ooo, Handphone-ku kumatiin," jawab Hanna dengan nada kesal.
"Kenapa? Marahan sama om Jae?"
"Gak. Aku sama om Jae ga lagi berantem kok," jawab Hanna sambil menggeleng-gelengkan kepalanya cepat.
"Iya terus kenapa?" tanya Jeno penuh selidik. Entah kenapa dia ingin tahu lebih tentang Hanna. Sejak pembicaraan dengan Jaehyun semalam dia malah ingin tahu hubungan mereka.
"Itu Guanlin terus gangguin aku. Males liatnya. Tu anak emang ga ada capeknya apa? Udah aku diputusin dua kali. Masih aja terus mau gangguin aku. Kan kesel, capek tahu. Batre aku aja sampe lowbet gara-gara dia teleponin terus."
Jeno menaikkan alisnya heran dan menatap Hanna lebih dekat. "Mantan kamu?"
"Iya. Dia satu sekolah sama aku. Dia putusin aku gara-gara pacaran sama Sakura. Aku yakin dan om Jae juga percaya kalo dia itu dipengaruhi sama Sakura. Sakura itu cewek jahat, terus fotonya editan semua. Aku ga bakalan mau nunjukin fotonya sama kamu," cerocos Hanna lagi. Wajahnya benar-benar kesal.
Jeno mengembuskan napas kasar mendengar Hanna berbicara. Namun, dia malah lebih penasaran dengan cerita Hanna. Sepertinya ada sesuatu yang terjadi antara Hanna dan seseorang yang bernama Guanlin itu.
"Dia udah tahu kalau kamu udah nikah sama om Jae?" selidik Jeno lagi.
"Udah. Tapi emang dia rada gila kali ya? Uh, udah ah, capek ngomongin dia terus. Ga di sekolah. Masa di rumah juga harus ngomongin dia juga."
Jeno menepuk kening kemudian beranjak dari duduknya. Kepalanya pusing mendengar nona morse terus bicara tanpa henti. Mereka bahkan sampai lupa apa tujuan tadi duduk di ruang tamu. Cepat-cepat Jeno membuka plastik di atas meja dan mengeluarkan es krim yang dia beli tadi.
"Loh kok rasa coklat sih? Aku ga suka rasa coklat, biasanya aku sama om Jae makan es krim yang rasa strobery atau ga yang rasa vanila," omel Hanna sambil menatap tidak ingin es krim di tangan Jeno. Laki-laki di sampingnya terlihat bersalah.
"Aku ga tahu kalau kamu ga suka rasa coklat. Bentar-bentar aku ada beli rasa vanila."
Hanna yang kesal sedikit ragu menerima mangkuk yang baru dikeluarkan Jeno dari dalam plastik.
"Sebenernya ibu aku yang suka rasa vanila. Tapi ya udah ga papa. Oya, kamu kapan belinya? Kenapa ga ajak aku tadi?" tanya Hanna sambil memasukkan suapan besar ke mulutnya.
"Aku tadi keluar sebentar, sekalian aja."
"Sisain untuk om Jae juga ga, ya." Hanna menatap mangkuk satu lagi yang masih belum terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Aurora ( Tamat )√
Fanfic"Woi, Princess aurora!! Ngapain lo di sini sendirian." "Heh, tiang listrik karatan. GUE BUKAN PRINCESS AURORA, BEGO!!! KESEL GUE TIAP KALI LO MANGGIL GUE ITU," Hanna. ## "Om, aku mau nikah sekarang!" Hanna. BRUAKKK!!