11. Ada apa dengan Hanna

223 65 47
                                        

Hanna menyelipkan rambut yang sedikit menutupi wajahnya karena tertiup angin. Pandangannya kosong ke depan. Alunan musik di telinganya bahkan tidak terlalu didengar dengan baik karena saat ini pikirannya jauh melayang entah ke mana.

Sesekali dia menghela napas panjang, dan mengeratkan kedua tangannya yang  berkeringat. Langit sudah hampir gelap, tapi dia enggan beranjak. Dia bahkan berharap gelap datang lebih cepat, hingga raut wajah sedihnya tak lagi terlihat.

Diliriknya jam di tangan. Jam sudah menunjukan pukul 18.00. Dia sengaja mematikan handphone-nya. Mungkin saja Yuta dan Jaehyun sedang sibuk mencarinya sekarang. Namun bisa jadi tidak, bukanya mereka sering pulang malam. Sekali lagi dia menghela napas panjang.

Guanlin benar-benar tidak dapat dipercaya. Bagaimana mungkin penyakitnya menjadi mainan barunya. Dia masih tidak percaya seorang Guanlin tega mengatakan itu semua, bahkan memanggilnya gadis penyakitan.

Jika orang lain yang mengatakan, mungkin tidak akan sesakit ini. Namun, ini terasa menyakitkan saat Guanlin yang mengatakan. Benarkah kalau selama ini hubungannya dengan Guanlin, benar karena cinta? Kalau memang iya, kenapa begitu  mudah laki-laki itu melupakannya? Karena dia sendiri pun masih membutuhkan waktu untuk  itu semua.

Tunggu. Dia hampir lupa. Bukankah hubungannya dengan Guanlin tidak benar-benar hubungan yang dia bayangkan. Mungkin hanya dia yang menikmati hubungan ini, tidak Guanlin. Karena Guanlin kemarin mengatakan dengan tegas kalau semua hubungan mereka ada karena orang tua Guanlin dan keluarganya juga. Hanna tersenyum kecut. Betapa memalukan hidupnya.

Hanna menatap sekeliling, ternyata sudah gelap. Hingga akhirnya dia beranjak dari duduknya.

Hanna melangkah gontai, kalau bukan karena hubungan pernikahan dengan Jaehyun mungkin dia memilih untuk tidak pulang hari ini. Dia hanya ingin sendiri, sebentar saja.

##

Hanna menghentikan langkah saat sepasang sepatu menghalangi jalannya. Segera dia mendongak untuk melihat pemilik kaki itu. Jaehyun.

“Dari mana saja kamu?”

Suara Jaehyun terdengar dingin. Sama seperti wajahnya. Hanna mengeratkan genggaman tangannya.

“Om, udah pulang?”

Hanna tersenyum mencoba menenagkan jantungnya yang ribut di dalam. Wajah Jaehyun benar-benar sangat mengerikan.

“Saya tanya kamu Hanna! Kamu dari mana saja? Kenapa baru pulang?” tanya Jaehyun dengan nada lebih tinggi dari sebelumnya. Napasnya tersenggal dengan peluh menetes di dalam bajunya.

“Dari rumah temen, om. Maaf ya, aku ga minta izin dulu,” jawab Hanna pelan. Belum pernah dia mendapati raut muka Jaehyun seperti ini. Sungguh dia takut.

“Jangan berbohong. Yuta mencari kamu sejak jam pulang sekolah, dan bertanya pada semua teman dekat kamu termasuk Yujin dan Dahyun. Tapi mereka tidak tahu kamu ke mana. Dari mana kamu?!”

Jaehyun kembali membentak dengan mata melebar. Selain pembohong ternyata Hanna juga suka berkeliaran sampai larut. Apa ini sifat asli Hanna?

“Maafin aku, Om.”

Hanna menunduk dalam. Ternyata dia benar-benar kepergok berbohong. Jaehyun pandai membongkar kebohongan orang, tidak seperti keluarganya.

“Kamu tahu bagaimana khawatirnya kami sejak tadi. Bahkan kami juga bertanya pada Guanlin. Saya khawatir terjadi sesuatu. Bagaimana tanggung jawab saya pada keluargamu?”

Air mata Hanna mengalir. Guanlin? Dia kembali teringat dengan monster itu. Monster yang pernah singgah di dalam hatinya, bukan pernah bahkan itu masih berusaha disingkirkan sampai saat ini.

Bukan Aurora ( Tamat )√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang